8 Mitos Tentang Bunuh Diri

8 Mitos tentang bunuh diri, salah satunya orang yang berniat bunuh diri memang menginginkan dirinya meninggal.

Klinis, Sosial3627 Views

Logos Indonesia Pandangan tentang bunuh diri di masyarakat banyak sekali yang keliru. Bahkan mungkin saja disalah artikan. Karena itu, dalam artikel ini kita akan membahas 8 mitos tentang bunuh diri yang banyak diyakini oleh masyarakat umum.

Baca Artikel Kami Lainnya: 7 Mitos Tentang Bunuh Diri.

Sebelumnya telah dibahas 7 mitos tentang bunuh diri. Artikel tersebut merupakan lanjutan dari artikel ini. Sehingga Jika kamu tertarik dengan artikel ini. Maka kamu akan tertarik dengan artikel sebelumnya. Mari kita bahas beberapa mitos tentang bunuh diri tersebut.

Mitos-Mitos Tentang Bunuh Diri

Banyak sekali mitos atau simpang siur yang ada di masyarakat tentang bunuh diri. Dalam artikel ini menjadi sarana untuk meluruskan mitos yang tidak tepat diyakini oleh Kebanyakan orang. Sehingga kamu akan lebih memahami fenomena bunuh diri itu tidak bisa dijelaskan dengan satu alasan ataupun satu penjelasan saja. Bahkan beberapa teori yang menjelaskan tentang bunuh diri tidak mampu menjelaskan fenomena tentang bunuh diri secara utuh.

Tindakan Bunuh Diri Merupakan Gejala Dari Gangguan Mental Psikotik

Terlebih banyak penelitian-penelitian pada penderita psikotik memberikan hasil yang signifikan terhadap perilaku bunuh diri. Hal tersebut memberikan pandangan negatif tentang bunuh diri yang berkaitan dengan gejala psikotik atau keadaan depresi seseorang. Walaupun beberapa gejala dari gangguan mental adalah dorongan untuk melakukan bunuh diri. Tapi tidak semua gangguan mental, memiliki gejala tersebut.

Bunuh Diri Dipengaruhi Oleh Faktor-Faktor Cosmik

Bunuh diri tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor cosmik, seperti bintik matahari atau fase bulan. Hal ini karena tidak ada bukti tentang keyakinan tersebut.

Membaiknya Kondisi Emosional, Akan Mengurangi Resiko Bunuh Diri

Kondisi emosi seseorang yang positif tentu memberikan dampak yang positif bagi diri sendiri. Perasaan semangat merupakan perasaan yang positif bagi Kebanyakan orang yang normal. Namun bagi seseorang yang mengalami depresi. Terdapat fase semangat yang ternyata memberikan resiko lebih tinggi untuk dirinya melakukan tindakan bunuh diri. Mereka mulai terangkat kembali keinginan untuk melakukan bunuh diri dengan keadaan energi yang semakin meningkat.

Bunuh Diri Identik Dengan Perasaan Kesepian

Walaupun bunuh diri memang berkaitan dengan perasaan kosong dan tidak berarti. Tapi faktor utama seseorang melakukan bunuh diri karena terlalu terikat dengan orang lain. Dirinya memiliki hubungan yang mendalam dengan orang lain yang mampu menimbulkan rasa frustasi dan menyakitkan. Bagi seseorang yang tidak menjalin hubungan mendalam, tidak akan menimbulkan rasa frustasi ketika ditinggal pergi ataupun merasa terbebani dengan orang yang disayanginya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Fakta Tentang Bunuh Diri.

Karena itu, kebanyakan mereka yang bertindak melakukan bunuh diri memiliki penyebab utama berkaitan dengan pasangan mereka, anak-anak mereka, kekasih dan rekan-rekan mereka. Mungkin saja di dalam pikiran mereka, terdapat konflik batin yang mempertanyakan tindakan bunuh diri ini. Pertanyaan seperti ingin melakukan tindakan bunuh diri atau tidak.

Orang Yang Berniat Bunuh Diri Memang Menginginkan Dirinya Meninggal

Sebagian besar orang yang melakukan bunuh diri, tidak ingin meninggal akibat bunuh diri. Sementara seseorang yang menderita depresi atau alkoholisme dan sudah sembuh, memiliki kecenderungan cukup tinggi untuk melakukan tindakan bunuh diri terulang kembali.

Namun, pada dasarnya setiap orang tidak ingin dirinya cepat-cepat meninggal. Bagi seseorang yang mencoba-coba bunuh diri, tindakan bunuh diri ini sebagai cara dirinya meminta pertolongan kepada orang lain. Bahkan mereka akan senang dan bersyukur ketika dalam keadaan kritis ada orang yang mencegah ataupun menolong dirinya dari kematian.

Baca Artikel Kami Lainnya: Lakukan Ini Jika Orang Terdekat Mu Berniat Melakukan Bunuh Diri.

Sedangkan pada tindakan seseorang melakukan bunuh diri dengan perasaan depresi dan keputusan akan lebih memilih melakukan tindakan bunuh diri yang memiliki kemungkinan yang tinggi untuk meninggal, seperti menggunakan senjata ataupun melompat dari gedung tinggi.

Pikiran Untuk Bunuh Diri Merupakan Hal Yang Jarang Terjadi Pada Kebanyakan Orang Normal

Ternyata berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang normal yang sehat secara psikis pernah berpikiran untuk melakukan bunuh diri setidaknya sekurang-kurangnya sekali dalam hidup mereka. Angka pemikiran untuk tindakan bunuh diri pada orang normal yang sehat secara psikologis berkisar antara 40%-80%.

Menanyakan Seseorang Yang Sedang Depresi Tentang Bunuh Diri Akan Memojokkannya Dan Menyebabkan Tindakan Bunuh Diri Semakin Parah

Hal tersebut benar adanya. Menanyakan tentang bunuh diri terhadap orang yang sedang sensitif hatinya, mampu memberikan insight dorongan untuk melakukan bunuh diri menjadi lebih parah. Bahkan mungkin saja, orang tersebut tidak memiliki pikiran untuk bunuh diri. Namun ketika ditanya tentang tindakan bunuh diri, mereka mulai muncul ide tersebut.

Hal ini karena menanyakan seseorang yang sedang depresi tentang tindakan bunuh diri ataupun menggali lebih jauh tentang tindakan bunuh dirinya mampu membangkitkan kembali keyakinan dan pengalaman yang mengerikan dalam hidupnya.

Orang Yang Mencoba Bunuh Diri Dengan Cara Yang Tingkat Kefatalan Yang Rendah, Tidak Benar-benar Ingin Membunuh Dirinya Sendiri

Kebanyakan orang tersebut lebih memilih untuk menggunakan pil dan memotong pergelangan tangan. Padahal menggunakan dosis pil yang melebihi batas memiliki tingkat kefatalan yang cukup tinggi yang berdampak pada kematian.

Davison, G. C., Neale, J. M., Kring, A. M. (2017). Psikologi Abnormal Edisi Ke-7. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Artikel oleh: Logos Indonesia.