Apa Pentingnya Tes Bakat Minat?

Tes bakat minat muncul akibat ketidakpuasan terhadap hasil tes IQ yang cenderung menjadi patokan. Simak artikel berikut untuk penjelasan lebih detail.

Anak dan Remaja2127 Views

Logos Indonesia – Konsep bakat minat didasari oleh ketidakpuasan terhadap hasil IQ yang selalu menjadi patokan. Setelah beredar di masyarakat, hasil IQ yang tinggi tidak menjamin kualitas hidup seseorang. Dua orang dengan hasil IQ yang sama belum tentu memiliki kemampuan belajar atau kemampuan kerja yang sama juga. Dengan demikian muncullah tes bakat minat.

Menurut Bingham, bakat adalah rangkaian karakteristik seseorang sebagai gejala untuk mendapatkan keterampilan, pengetahuan, dan respon melalui latihan. Para ahli psikologi menggunakan analisis faktor yang mengungkapkan bahwa kemampuan yang diukur dari tes IQ merupakan kemampuan jamak.Spearman merupakan ahli yang menganalisis  faktor untuk menganalisis kemampuan umum (general ability), kemudian diikuti oleh Thurstone, Guilford, dan Vernon.

Thurstone dengan teori primary mental ability mengungkapkan bahwa kemampuan primer seseorang terdiri dari pemahaman verbal (V), kelancaran verbal (W), pemahaman konsep angka (N), ruang (S), ingatan asosiasi (M), kecepatan persepsi (P), induksi (I), dan penalaran umum (R).

Guilford mengemukakan teori struktur intelektual beranggapan bahwa intelektual seseorang berdasarkan pada tiga dimensi, yaitu operasi, isi, dan produk. Operasi sendiri meliputi hal-hal yang dilakukan oleh seseorang. Isi yaitu materi-materi yang yang dimiliki seseorang. Produk merupakan proses bagaimana informasi itu diolah.

Vernon mengungkapkan teori hirarki yang di dalam teori tersebut hirarki sendiri adalah faktor G yang sama dengan faktor G menurut Spearman yaitu kemampuan umum yang dibawa sejak lahir. Selain faktor G ini terdapat dua faktor lainnya yaitu verbal educational dan kemampuan spasial.

Tujuan Mengetahui Bakat Seseorang

Tujuan mengetahui bakat seseorang adalah untuk dapat melakukan diagnosa dan prediksi. Mengetahui bakat seseorang sangat dibutuhkan untuk kepentingan pendidikan, organisasi, dan klinis.

Untuk kepentingan pendidikan, seseorang yang mengetahui bakat yang dimiliki bisa menentukan alur pendidikan apa yang paling tepat untuk diambil. Untuk organisasi diperlukan bakat yang berbeda-beda, sehingga dengan mengetahui bakat, seseorang bisa ditempatkan di posisi yang tepat. Sedangkan untuk kepentingan klinis, bisa membantu menganalisis permasalahan yang dihadapi dengan lebih cermat.

Baca Artikel Kami Lainnya : Apa Itu Tes CFIT dan Apa Saja yang Bisa Diuangkap?

Macam-Macam Tes Bakat

Macam-Macam Tes Bakat
Macam-Macam Tes Bakat

Tes bakat sendiri terbagi dua jenis, yaitu battery test dan single tes.

Battery test

Battery test adalah tes dengan waktu pengerjaan yang telah ditentukan dan memiliki serangkaian tes yang masing-masing tes berdiri sendiri dan tidak harus digunakan secara keseluruhan.

Contoh battery test adalah DAT (differential aptitude test) yang disusun oleh George George K. Bennet & Harold G. Wesman. DAT sendiri terdiri atas 7 tes, yaitu verbal reasoning test, numerical ability test, abstract rationing test, space relation test, mechanical rationing test, clerical speed and accuracy test, dan language usage-part.

Contoh lainnya yaitu GATB (general aptitude test battery) yang disusun oleh Charles E. Odell dari United States Employes Services. GATB sendiri terdiri dari 12 sub tes yang mampu mengukur 9 jenis bakat, yaitu intelligence, verbal, numerical, spatial, form perception, motor coordination, finger dexterity, dan manual dexterity.

FACT (flanagan aptitude clasification test) juga merupakan jenis battery test. FACT disusun oleh seorang profesor psikologi Universitas Pittsburgh yang bernama J.c Flanagan. FACT terdiri dari 14 item soal, yaitu inspection, coding, memory, precision, assembly, scales, coordination, judgement and comprehension, arithmetic, patterns, components, tables, mechanics, dan expression. Untuk FACT yang diadaptasi di Indonesia terdiri atas 8 tes, yaitu kode dan ingatan (D2), teknik merakit objek (C1), tes skala dan grafis (C8), tes pemahaman (A1), tes mengutip (B4), tes komponen (C2), tes table (D3), dan tes ungkapan (A6). FACT biasa digunakan untuk seleksi karyawan, prediksi keberhasilan kerja, dan konseling pekerjaan.

Single test

Single test merupakan jebakan yang terdiri dari satu jenis tes saja, umumnya digunakan untuk mengungkap kemampuan khusus yang dimiliki.

Contoh single test adalah tes sensory yang digunakan untuk mengetahui respon seseorang terhadap sesuatu yang ditangkap oleh panca indera, tes artistic yang digunakan untuk melihat kompetensi yang dimiliki dalam bidang seni, tes klerikal yang digunakan untuk mengetahui kecepatan dan ketelitian dalam hal membandingkan, memncocokkan, menandai, dan masih banyak lagi.

Contoh lainnya adalah tes kraeplin yang merupakan alat ukur yang dibuat oleh Emil Kraeplin. Awalnya tes ini dibuat untuk mendeteksi abnormalitas pada individu, namun seiring dengan perkembangan zaman, tes ini sering digunakan untuk mengukur kecepatan dan ketepatan seseorang. Selain tes kraeplin, dikenal juga tes pauli yang memiliki karakteristik yang sama namun terdapat sedikit perbedaan pada cara kerja dan lembaran tesnya.

Dari rangkaian penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tes bakat minat tidak kalah penting dengan tes IQ. Nilai IQ yang tinggi tidak menjamin seseorang mampu mengerjakan pekerjaan apapun. Dalam kekurangan ini, tes bakat minat bisa mengisi sebagai media penentu dimana seseorang sebaiknya ditempatkan. Tes bakat minat juga sering digunakan untuk kepentingan pendidikan, organisasi, dan klinis.

Baca Artikel Kami Lainnya : Mengenal Tes Intelegensi

Comment