Biografi Harry Harlow dan Penelitiannya Yang Kontroversial

Biografi Harry Harlow dan penelitiannya yang kontroversial mengenai pemisahan anak-anak monyet rhesus dan ibunya.

Perkembangan, Tokoh2431 Views

Logos Indonesia Harry Harlow merupakan tokoh psikologi asal Amerika yang dikenal dengan eksperimen yang cukup kontroversial di masanya. Hal ini bukan tanpa alasan eksperimennya dikecam oleh banyak para ahli. Penelitiannya ini terkesan kejam.

Eksperimen yang dilakukan menggunakan monyet rhesus. Namun terlepas dari kontroversinya, Penelitian yang dilakukan oleh Harry Harlow bertujuan untuk mempelajari dampak dari pemisahan ibu dan isolasi sosial. Dalam proses eksperimennya ini, bayi monyet resus tersebut diisolasi di suatu ruangan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Singkat Solomon Asch, Tokoh Psikologi Sosial Tentang Konformitas.

Beberapa perlakuan dalam percobaan eksperimen ini melibatkan pilihan dari monyet rhesus tersebut sebagai pengganti ibunya. Pilihan tersebut yaitu ibu pengganti yang terbuat dari kawat atau Ibu pengganti yang terbuat dari kain. Anak Monyet rhesus tersebut harus memilih satu dari kedua pilihan tersebut.

Berdasarkan waktu pelaksanaan eksperimen, anak monyet rhesus akan diisolasi selama 24 bulan. Namun mengisolasi anak monyet rhesus tersebut mampu berdampak pada gangguan emosionalnya yang cukup parah.

Namun sebelum membahas penelitian tentang anak monyet rhesus tersebut. Mari kita bahas terlebih dahulu biografi singkat Harry Harlow.

Masa Kanak-Kanak Harry Harlow

Harry Harlow. Image by Misfit Mementos.
Harry Harlow. Image by Misfit Mementos.

Harry Harlow lahir di Fairfield, Iowa pada tanggal 31 Oktober 1905. Selama masa kecilnya, dirinya dibesarkan di Lowa. Kemudian ketika menghadiri Reed College di Portland, dirinya tinggal di Oregon, selama satu tahun.

Kemudian Harry Harlow mulai mendaftar di Universitas Stanford dengan jurusan bahasa Inggris setelah lulus dari tes bakat khusus. Namun setelah satu semester berlalu, dirinya menyadari bahwa bahasa Inggris bukanlah keahliannya. Hal ini karena nilai-nilai Harry Harlow selama mempelajari bahasa Inggris di Universitas tersebut nilainya selalu buruk. Akhirnya, dirinya beralih ke jurusan Psikologi.

Baca Artikel Kami Lainnya: Wilfred Bion dan Kontribusinya Tentang Pemikiran.

Saat mempelajari psikologi di Stanford inilah, Harry Harlow belajar bersama Lewis Herman. Lewis Herman merupakan tokoh psikologi yang membantu mengembangkan tes kecerdasan Stanford-Binet. Kemudian pada tahun 1930, Harry Harlow mendapatkan gelar Ph.D. dalam bidang psikologi. Pada masa inilah, dirinya mengubah nama belakangnya menjadi Harlow. Di mana sebelumnya, nama belakangnya yaitu Israel.

Penelitian Harry Harlow Yang Kontroversial

Setelah lulus dari Universitas Stanford, Harry Harlow ditawari untuk menempati posisi di University of Wisconsin – Madison. Kemudian dirinya mendirikan Laboratorium Primata. Di laboratorium tersebutlah, Harry Harlow akan melakukan eksperimennya tentang isolasi sosial yang kontroversial. Eksperimen ini dilakukan sekitar tahun 1957 – 1963.

Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah anak monyet rhesus yang berusia beserta dengan ibunya. Bayi monyet resus tersebut diambil tidak lama setelah ibunya melahirkan. Kemudian dalam eksperimen tersebut, bayi monyet rhesus akan dibesarkan oleh ibu pengganti berbahan kawat.

Pada percobaan pertama, eksperimen ini di lakukan menggunakan Ibu pengganti berbahan kawat seluruhnya. Kemudian pada percobaan lainnya, Ibu pengganti tersebut menggunakan bahan dengan kain lembut.

Baca Artikel Kami Lainnya: Walter Mischel dan Penelitian Eksperimen Marshmallow.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa, terlepas dari ibu pengganti tersebut mampu memberikan makanan atau tidak terhadap bayi monyet rhesus. Bayi-bayi monyet rhesus akan lebih memilih berada di Ibu pengganti yang memiliki kenyamanan bagi mereka. Namun pada kondisi tertentu, bayi-bayi monyet refleks akan berada di dekat Ibu pengganti kawat ketika makanan itu diberikan berada di Ibu pengganti kawat tersebut.

Kemudian hasil dari eksperimen ini dipublikasikan dan dipresentasikan pada konvensi tahunan American Psychological Association di tahun 1958. Kemudian dipublikasikan dalam sebuah artikel yang berjudul “The Nature of Love” dalam jurnal American Psychologist.

Pada eksperimen selanjutnya, penelitian dilakukan untuk melihat isolasi sosial sebagian ataupun menyeluruh terhadap anak-anak monyet rhesus. Hasil yang ditemukan oleh Harry Harlow menunjukkan bahwa isolasi tersebut mampu memberi dampak negatif. Anak-anak dari monyet rhesus tersebut memiliki gangguan psikologis yang parah hingga berujung kematian.

Pengaruh Harry Harlow Pada Psikologi

Eksperimen yang dilakukan oleh Harry Harlow mampu mengejutkan dan kontroversial di kalangan peneliti lainnya. Prosedur yang dilakukan dalam eksperimen tersebut dianggap tidak etis, bahkan untuk standar saat ini. Namun terlepas dari kontroversionalnya, kita tidak bisa menutup mata bahwa hasil eksperimennya memberikan peran penting dalam memahami tentang perkembangan anak.

Hal ini karena terdapat pemikiran terdahulu, sebelum eksperimen Harry Harlow dilakukan, yaitu menyarankan anak-anak harus diberikan kasih sayang yang dibatasi. Namun bertolak belakang dengan keyakinan tersebut. Temuan dalam eksperimen Harry Harlow menunjukkan bahwa pentingnya untuk mengembangkan ikatan emosional yang aman, terjamin, dan mendukung dengan pengasuh selama masa kanak-kanak awal.

Banyak dari para ahli juga mempercayai bahwa aktivitas menyusui merupakan cara yang efektif untuk mengembangkan ikatan emosional antara ibu dan anak. Menurut Harry Harlow, kedekatan fisik lebih penting untuk memberikan kenyamanan dan keamanan yang dibutuhkan oleh anak daripada aktivitas menyusui itu. Namun, aktivitas menyusui tetap dianggap penting bagi Harry Harlow. Kemudian pada tanggal 6 Desember 1981, Harry Harlow meninggal dunia di Tucson, Arizona.

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment