Bukan Ketindihan Makhluk Halus. Kondisi Ini Disebut Sleep Paralysis

Bukan ketindihan makhluk halus. Kondisi ini disebut sleep paralysis. Tubuh kaku seperti ditindih sesuatu yang kuat saat bangun tidur.

Biopsikologi, Sosial2708 Views

Logos Indonesia Pada masyarakat Indonesia, kondisi tubuh yang tidak bisa bergerak saat bangun tidur dikenal sebagai “Ketindihan makhluk halus”. Namun terdapat penjelasan secara ilmiah mengenai kondisi tersebut. Fungsi otak yang belum sepenuhnya bekerja secara optimal saat tubuh menginginkan bergerak secara tiba-tiba. Perintah otak tidak sampai ke otot pengerak tubuh. Itulah sebabnya tubuh tidak bisa bergerak selama beberapa saat setelah bangun tidur.

Fenomena “ketindihan” ini memiliki nama ilmiah sleep paralysis. Kondisi ini adalah normal dialami oleh banyak orang dan tidak memiliki dampak negatif yang menyertainya. Namun, kondisi sleep paralysis ini bisa juga menjadi indikator dari gagguan kesehatan atau gangguan mental.

Apa Itu Sleep Paralysis?

Dilansir dari hallodoc, terdapat penjelasan mengenai pengertian sleep paralysis menurut The American Sleep Disorder Association (1990). Seleep paralysis adalah kondisi transisi tubuh mengalami kelumpuhan sementara saat tertidur (hypnagogic) atau saat bangun tidur (hypnopompic) menuju kesadaran penuh. Kondisi tubuh yang lumpuh sementara ini berupa sulitnya mengerakkan tubuh, tidak bis mengerakan mulut untuk berbicara dan bereaksi semestinya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Begini Cara Menghadapi Kondisi Sleep Paralysis atau Ketindihan Makhluk Halus Saat Tidur.

Tanda utama dari sleep paralysis adalah ketidakmampuan menggerakkan otot seperti tangan, kaki, dan leher. Tubuh serasa terikat pada sesuatu. Sehingga tidak bisa bergerak selama beberapa saat.

Sleep paralysis ini dapat dialami oleh semua usia. Namun sleep paralysis ini, paling sering dialami pad usia 20-30 tahun-an. Usia anak-anak juga kerap kali mengalami sleep paralysis. Kondisi ini bukanlah kondisi kesehatan yang serius. Jika tidak memiliki riwayat penyakit medis atau mental. Maka kondisi sleep paralysis ini hanya berupa reaksi tubuh terhadap fungsi otak yang belum mengirimkan sinyal ke otot. Namun, jik didasari riwayat peyakit. Maka sleep paralysis bisa jadi tanda dari peyakit tersebut.

Penjelasan Ilmiah Dari Sleep Paralysis Atau Ketindihan

Fenomena ketindihan dapat dijelaskan secara ilmiah menggunakan istilah sleep paralysis. Dilansir dari hallodoc, sleep paralysis terjadi karena sistem dalm otak dan tubuh tumpang tindih. Sehingga tidak berjalan dengan semestinya.

Sleep paralysis terjadi pada saat fase tidur REM. Seperti yag telah kita ketahui, bahwa fase REM dalam siklus tidur yang paling dalam. Pada fase tersebut, semua otot tibuh sedang dalam kondisi rileks. Tubuh menjadi sangat lemas. Beberapa fungsi otak juga tidak bekerja untuk mengirim sinyal ke otot tubuh. Tugas otak selam kita tidur adalah mengatur ulang memori, dan meknisme dalm tubuh untuk lebih bugar setelah terbangun.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apa Itu Microsleep, Penyebab Dan Tanda-tanda Seseorang Mengalami Microsleep.

Hal ini lah alasannya seseorang tidak boleh dibangunkan ketika sedang tertidur. Ketika kamu dibangunkan saat fase REM, maka kamu akan terbangun dengan wajah kebingungan. Pada kondisi sleep paralysis, kamu tiba-tiba terbangun sendiri dari tidurmu saat fase REM. Kemudian, kamu mencoba mengerakan tubuhmu dan tidak bisa digerakkan. Kondisi ini terjadi karena otak belum siap mengirimkan sinyal ke tubuh atau kamu berada di kondisi setengah terbangun atau setengah tersadar.

Tanda-Tanda Seseorang Mengalami Sleep Paralysis

Tanda utama seseorang mengalami sleep paralysis adalah tubuh tidak bisa bergerak saat ingin digerakkan. Kondisi ini bisa terjadi saat akan bangun dari tidur. Kondisi tubuh terkait panca indra sudah bekerja. Kamu bisa merasakan kelima panca indaramu. Tapi anehnya, tubuhmu tidak bisa digerakkan. Perasaan seperti ditindih oleh sesuatu yag berat memicu sulitnya bernapas dengan normal. Kepanikan ketika menyadari tunuh tidak bisa digerakkan memicu rasa cemas dan takut hingga menimbulkan halusinasi.

Kondisi ketindihan atau sleep paralysis ini bisa terjadi selama beberapa detik hingga beberapa menit atau sampai otak kembali sepenuhnya sadar. Tapi emosi takut dan kepanikan akibat mengalami sleep paralysis ini terus berlanjut setelah sleep paralysis itu hilang. Dilansir dari sehatQ, terdapat beberapa tanda seseorang mengalami sleep paralysis.

  • Mengalami halusinasi dan ketakutan.
  • Merasakan tekanan di dada.
  • Mengalami kesulitan bernapas.
  • Merasa seolah-olah kematian mendekat.
  • Berkeringat.
  • Sakit kepala.
  • Nyeri otot.

Macam-macam Sleep Paralysis

Dilansir dari alodokter, dijelaskan macam-macam Sleep Paralysis berdasarkan waktu terjadinya, yaitu saat tertidur (hypnagogic) dan saat bangun tidur (hypnopompic). Gejala yang ditimbulkan sama, hanya saja waktu kejadiannya yah berbeda.

Hypnopompic Sleep Paralysis

Sleep paralysis ini terjadi ketika fase REM Belum selesai. Seperti yang telah kita ketahui bahwa fase REM terjadi sesaat sebelum terbangun dari tidur. Fase REM juga terjadinya mimipi di saat tidur. Otak belum siap mengirimkan sinyal bangun ke otot. Tapi kamu sudah terbangun, walaupun masih kondisi setengah sadar. Karena itu tubuh kaku, tidak bisa bergerak.

Hypnagogic Sleep Paralysis

Sleep paralysis ini terjadi saat memasuki tahap tidur REM. Tubuh dalam kondisi rileks dan tidak bis digerakkan saat terbagun di fade tidur ini. Seseorang yang bagun pad fase tidur ini mengatakan bahwa tubuhnya tidak bisa bergerak dan kaku.

Baca Artikel Kami Lainnya: Pahami Dampak Negatif Dari Microsleep dan Cara Mengatasinya.

Artikel oleh: Logos Indonesia.