Cara Menghadapi Penderita Mitomania. Kebiasaan Berbohong Berujung Gangguan Psikologis

Cara menghadapi penderita mitomania. Kebiasaan berbohong berujung gangguan psikologis yang tidak bisa membedakan realita dan kebohongan.

Logos Indonesia Adakah temanmu yang sering berbohong di berbagai situasi? Kemungkinan besar temanmu menderita mitomania. Namun perlu diagnosis psikolog untuk mendapatkan diagnosis tersebut.

Mitomania merupakan sindrom psikologis, bagi penderitanya melakukan kebohongan secara kompulsif. Kebiasaan berbohong mereka membuat mereka tidak dapat membedakan antara kenyataan dan kebohongan yang mereka buat. Karena itu mereka cenderung mempercayai cerita kebohongan mereka sendiri.

Baca Artikel Kami Lainnya: Holocaust Disebut Destruktif Obedience, Sikap Patuh Melakukan Kejahatan.

Ketidakmampuan membedakan kenyataan dan kebohongan menyulitkan para psikolog memberikan penanganan yang tepat. Hal ini karena kemungkinan setiap mereka berkata merupakan kebohongan belaka saja.

Karena itu perlu pendekatan psikoterapi dan penggunaan obat-obatan tertentu. Memberikan penangan secara terapi kognitif untuk mengubah pola pikir yang salah menjadi benar. Sehingga mereka mampu membedakan antara kebohongan yang mereka buat dengan kenyataan sebenarnya.

Apa Penyebab Dari Mitomania?

Mengenal Fase dan Penanganan Rape Trauma Syndrome

Penyebab dari mitomania mingkin saja belum diidentifikasi secara baku. Karena itu banyak kemungkinan dari terjadinya mitomania ke diri seseorang.

Namun, secara umum penyebab dari mitomania adalah sebagai berikut:

  • Kegagalan dalam hidup, misalnya masalah keluarga, pertemanan, percintaan, pendidikan, dan lain-lain.
  • Rendahnya harga diri. Tidak bisa menerima dirinya sendiri.
  • Kurangnya kasih sayang

Mari kita bahas penyebab dari mitomania dari faktor lingkungan, dan faktor psikologis.

Faktor Lingkungan

Penyebab dari sindrom mitomania belum diketahui dengan jelas. Namun para psikolog meyakini bahwa penyebabnya dari faktor lingkungan yang mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang. Penderita mitomania, pada awalnya mungkin saja menikmati keuntungan dari berbohong. Keuntungan dari berbohong itu kemudian terus dilakukan hingga menjadi kebiasaan dalam hidupnya.

Faktor Psikologis

Penyebab mitomania lainnya adalah faktor psikologis. Dilansir dari Halodoc, salah satu penyebab dari mitomania adalah orang tersebut memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan di masa lalu, dalam hal keluarga, pendidikan, atau pekerjaan.

Akibat dari kegagalan di masa lalu, kemudian orang tersebut berbohong untuk menutupi kegagalannya. Karena itu, trauma masa lalu dan harga diri yang rendah menjadi faktor terjadinya mitomania. Sehingga berbohong adalah cara seseorang untuk mengatasi rasa rendah dirinya dan trauma masa lalunya.

Kebiasaan Berbohong Menjadi Gejala Dari Gangguan Psikologi Lainnya

Selain dipandang sebagai kondisi psikologis yang terpisah. Kebohongan bisa juga gejala dari kesehan mental seseorang yang buruk. Seseorang yang sering berbohong mungkin saja mengidentifikasi gangguan mental yang lebih besar. Dilansir dari Halodoc, beberapa dari gangguan mental yang mengidentifikasi mitomania adalah gangguan bipolar, attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD), narcissistic personality disorder (NPD), gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder), atau ketergantungan zat (kecanduan).

Apa Yang Harus Kamu Lakukan Jika Menghadapi Seseorang Mitomania?

Bagaimana jika teman, saudara atau pasanganmu mengalami mitomania? Apa yang kamu lakukan? Langsung mendiagnosis seseorang mengalami mitomania merupakan hal yang tidak boleh kamu lakukan. Sebaiknya jika orang terdekatmu kemungkinan mengalami mitomania, maka sebaiknya sarankan mereka untuk segera berkonsultasi dengan psikolog atau para ahli yang terkait.

Baca Artikel Kami Lainnya: Jangan Biasakan Diri Berbohong! Nanti Bisa Terkena Penyakit Mitomania.

Namun, Bagaimana jadinya jika orang terdekatmu benar-benar terdiagnosis mitomania? Maka cara merespon seperti biasanya hanya akan memperburuk situasi. Dilansir dari Hello Sehat, berikut ini cara yang tepat dalam menghadapi seseorang yang mengalami mitomania atau seseorang yang sering berbohong.

Kontak Mata Secara Langsung

Setiap kali kamu berbicara dengannya, usahakan tatap matanya. Tataplah dengan mata yang kosong dan bingung. Hal ini menunjukkan bahwa kamu tidak mudah dibohongi dengan ucapannya. Sehingga dirinya cenderung beralih ke orang lain. Selain itu, dengan menatap matanya saat berbicara juga menandakan bahwa kamu bersikap serius dengan pembicaraan tersebut.

Jangan Mudah Percaya Dengan Ucapannya

Apa Itu Spotlight Effect

Jika kamu sudah mengetahui bahwa orang tersekatmu terdiagnosis mitomania atau sering berbohong. Maka jangan mudah percaya dengan ucapannya. Dari pada langsung menerima begitu saja ucapannya. Lebih baik cari tau kebenarannya.

Jangan Memperdebatkan Kebenaran Dari Ucapan Mereka

Cara Menangani Spotlight Effect

Memperdebatkan Kebenaran dari ucapan mereka merupakan usaha yang sia-sia. Karena mereka tidak bisa membedakan antara yang realita dengan kebohongan yang mereka buat sendiri. Kamu tidak akan menemukan jawaban yang benar saat memperdebatkan ucapan mereka. Lebih baik dengarkan saja cerita mereka tanpa harus memberikan komentar. Setelah itu baru kamu mencari tau fakta sebenarnya.

Tawarkan Bantuan Yang Mampu Mengatasi Mitomania

Kamu bisa tawarkan bantuan berupa menyadarkan bahwa apa yang dikatakannya hanyalah kebohongan yang mereka buat sendiri. Berikan bukti bahwa hal tersebut hanya khayalan mereka semata. Selain itu bantu mereka untuk menerima dan mengatakan kebenaran yang ada. Walaupun sedikit, itu patut diberikan apresiasi. Itu merupakan proses yang harus dilakukan mereka hingga benar-benar bisa membedakan hal yang benar dan yang bohong.

Itulah cara untuk menghadapi penderita mitomania. Jika orang terdekatmu sering berbohong, lalukan cara tersebut. Menyadari bahwa yang dikatakannya adalah kebohongan. Itu yang terpenting.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Singkat Leon Festinger.

Artikel oleh: Logos Indonesia.