Chromesthesia, Kemampuan Seseorang Yang Bisa Melihat Warna Saat Mendengarkan Musik

Chromesthesia, kemampuan seseorang yang bisa melihat warna saat mendengarkan musik. Chromesthesia merupakan salah satu jenis sinestesia.

Biopsikologi1531 Views

Logos Indonesia – Apakah kamu percaya bahwa seseorang memiliki kemampuan bisa melihat warna saat mendengarkan musik? Faktanya ada beberapa orang yang mampu memiliki kemampuan seperti itu. Seseorang yang memiliki kemampuan itu disebut sebagai chromesthesia, salah satu jenis dari sinestesia.

Beberapa orang mungkin saja memiliki ikatan yang kuat pada musik dan warna. Sehingga mereka sering melihat warna saat mendengarkan musik secara tidak langsung. Mereka ini disebut sebagai chromesthesia. Terdapat beberapa teori yang bisa menjelaskan seseorang memiliki kemampuan melihat warna saat mendengarkan musik.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apa Itu Synesthesia Dan Contohnya. Suara Yang Memiliki Warna.

Jika kamu penasaran dengan chromesthesia, maka bacalah artikel ini hingga akhir untuk menjawab semua pertanyaan yang ada di benakmu. Kita akan membahas mengenai chromesthesia dan teori yang mampu menjelaskan kondisi tersebut. Mari kita membahas terkait pengertian dari chromesthesia terlebih dahulu sebelum membahas teori penjelasan dari kondisi tersebut.

Apa Itu Chromesthesia?

Chromesthesia adalah salah satu jenis dari sinestesia yang memiliki kemampuan melihat warna ketika mendengarkan musik. Seperti kebanyakan dari sinestesia lainnya, chromesthesia mampu merasakan dua jenis respon dari panca indranya. Individu tersebut menerima informasi sensoris yang masuk dalam dimensi sensoris yang sebenarnya dan dimensi sensoris yang tampaknya tidak sesuai.

Namun bentuk sinestesia yang paling umum dialami Kebanyakan orang adalah kemampuan melihat warna ketika melihat huruf. Individu ini mampu melihat huruf dalam bentuk warna. Sebenarnya banyak sekali jenis-jenis sinestesia lainnya. Tapi kali ini, kita hanya membahas Chromesthesia saja.

Baca Artikel Kami Lainnya: Ternyata Secara Tidak Sadar Kamu Mampu Mempersepsikan Warna Dalam Musik.

Dilansir dari The Conversation, terdapat teori yang mampu menjelaskan seseorang mempunyai kemampuan chromesthesia. Salah satu teorinya menjelaskan bahwa Terdapat hubungan langsung antara area sensoris yang berbeda di otak. Teori lainnya menjelaskan bahwa kondisi sinestesia ini terjadi karena otak memberikan respon secara emosional dalam mempersepsikannya.

Banyak sekali teori yang ingin menjelaskan kondisi sinestesia ini. Beberapa teori mengatakan bahwa tidak adanya pengaruh emosi dalam menentukan warna pada kemampuan chromesthetes ini. Sedangkan beberapa teori lainnya mengatakan bahwa pengaruh emosi sangatlah berperan dalam terjadinya chromesthetes untuk menentukan warna. Jadi mana teori yang benar? Mari kita bahas satu persatu.

Faktor Emosi Dalam Kemampuan Chromesthesia

Berdasarkan penelitian yang dijelaskan dalam The Conversation, menunjukkan bahwa individu yang memiliki kemampuan chromesthetes maupun non-chromesthetes memilih warna yang mirip ketika diminta untuk memilih warna untuk lagu yang didengarkannya. Kemudian para peneliti ingin mengetahui perbedaan antara orang yang memiliki kemampuan chromesthetes dan non-chromesthetes dari segi emosional.

Hasilnya menunjukkan bahwa efek emosional untuk seseorang yang memiliki kemampuan chromesthetes maupun non-chromesthetes memiliki kesamaan di beberapa aspek emosional. Pada aspek emosional seperti sedih, senang, aktif, pasif, kuat, dan lemah orang yang memiliki kemampuan chromesthetes lebih dominan dari pada orang non-chromesthetes. Sedangkan di beberapa aspek emosional lainnya seperti tenang, gelisah, marah, dan tidak marah, orang yang memiliki kemampuan chromesthetes lebih lemah dari pada orang non-chromesthetes.

Baca Artikel Kami Lainnya: Penerapan Sehari-Hari Dari Psikologi Warna. Warna Apa Yang Tepat Ketika Kamu Sedang Stress?

Jadi jawaban dari pertanyaan, Apakah kondisi chromesthetes dipengaruhi kuat oleh faktor emosi atau tidak? Jawabannya adalah tergantung. Karena dari hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa aspek emosi tertentu sangat dominan bagi individu chromesthetes. Tapi beberapa aspek emosi lainnya lemah bagi individu chromesthetes. Pengalaman hidup dari individu chromesthetes juga mampu memberikan hubungan langsung pada kondisinya tersebut.

Atmosfer Musik Menyampaikan Emosi Yang Mendengarkannya

Apa yang kamu bayangkan ketika mendengar musik yang bernada cepat, keras dan bernada tinggi? Pasti kamu mempersepsikan lagu tersebut sebagai emosi kemarahan.

Kemudian Jika kamu mendengar musik yang bernada lambat, honing dan dominan pada nada yang rendah, apa yang kamu rasakan saat mendengar lagu tersebut? Pasti kamu merasakan ketenangan.

Pengalaman mendengarkan musik yang membawa pengaruh emosional dapat dijelaskan dengan adanya “atmosfer musik”. Setiap orang mampu menafsirkan suara ataupun lagu yang didengarkannya berdasarkan analogi perilaku umum. Misalkan saja musik yang bertempo cepat, keras dan bernada tinggi mirip seperti seseorang yang marah. Saat seseorang marah maka mereka lebih cepat berbicara dan meninggikan nada suara mereka. Sebaliknya seseorang yang dalam kondisi tenang, bersikap dengan nada bicara yang pelan dan berkata dengan lembut.

Namun yang masih misterius adalah mengapa kita mempersepsikan musik yang bernada mayor terdengar lebih bahagia daripada yang bernada minor. Tapi yang pasti, otak kita berusaha menghubungkan antara peristiwa perseptual dengan musik dan warna untuk mempersepsikannya. Otak kita berusaha untuk menemukan kesamaan di antara musik, warna dan emosi.

Artikel oleh: Logos Indonesia.