Dismorfik Tubuh Dan Standar Kecantikan

Dismorfik Tubuh Dan Standar Kecantikan. Dismotik tubuh lebih menekankan pada ketidakpuasan pada bentuk tubuh yang memicu rasa stres.

Klinis2410 Views

Logos Indonesia Gangguan dismorfik tubuh merupakan bagian dari gangguan somatoform. Namun berbeda dari jenis gangguan di somatofon lainnya. Dismotik tubuh lebih menekankan pada ketidakpuasan pada bentuk tubuh yang memicu rasa stres. Rasa Stres ini memicu kekhawatiran yang berlebih pada bentuk tubuh.

Pada gangguan somatoform lainnya seperti gangguan nyeri gangguan konversi, hipokondriasis, dan gangguan somatisasi. Pada semua gangguan tersebut terdapat gejala secara fisik yang dirasakan akibat rasa stres. Sedangkan pada dismorfik tubuh, rasa stres itu diakibatkan dari kekhawatiran pada bentuk tubuh atau kerusakan pada tubuh.

Baca Artikel Kami Lainnya: Defense Mechanism Dari Sigmund Freud.

Walaupun gangguan dismorfik tubuh ini lebih sering dialami oleh perempuan. Tentu saja tidak menutup kemungkinan bagi laki-laki mengalami dismorfik tubuh. Faktor budaya seperti standar kecantikan menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya dismotik tubuh ini. Pandangan orang mengenai kecantikan seseorang mempengaruhi rasa kepercayaan diri orang tersebut. Ketika seseorang merasa tidak percaya diri pada bentuk tubuhnya. Maka perasaan minder terus menghantui dirinya. Alhasil, perasaan cemas dan khawatir terus memenuhi pikirannya.

Karena itu, banyak sekali cara untuk mereka mengikuti standar kecantikan sesuai dengan budaya tempat mereka tinggal. Sebagian besar dari orang yang mengalami gangguan dismorfik tubuh cenderung untuk memandang dirinya terlalu lama di depan cermin atau menghindari cermin itu. Pada artikel ini kita akan membahas lebih dalam mengenai gangguan dismorfik tubuh dan standar kecantikan di beberapa negara.

Apa Itu Gangguan Dismorfik Tubuh?

Gangguan dismortfik tubuh adalah perasaan subjektif terhadap kerusakan dan penampilan fisik yang ia bayangkan secara berlebihan. Artinya, orang yang mengalami gangguan dismofik tubuh tidak benar-benar memiliki kerusakan secara fisik. Sebagai contoh, seseorang yang mengalami dismotik tubuh cenderung mengatakan bahwa wajahnya memiliki kerutan, bulu di wajahnya sangat lebat, ketidaksukaan terhadap bentuk atau ukuran hidung, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan ketidakpuasan fisik. Namun pada kenyataannya, orang tersebut tidak benar-benar memiliki semua hal tersebut. Rasa kekhawatiran itu terjadi akibat kecemasan yang berlebih.

Baca Artikel Kami Lainnya: Cara Menjadi Pendengar Aktif Yang Baik Dan Benar.

Dismotik tubuh lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki dewasa. Hal ini karena perempuan lebih memusatkan perhatian pada kulit, pinggul, payudara, dan kaki. Namun tidak menutup kemungkinan, bagi laki-laki mengalami dismortik tubuh. Bagi laki-laki Mereka cenderung memusatkan perhatian pada pandangan mereka mengenai tubuh yang terlalu pendek, bulu badan yang banyak, dan penis yang kecil.

Sebagian penderita dismorfik tubuh, akan memandang tubuh mereka di cermin selama berjam-jam untuk mengecek kekurangan dari fisik mereka. Namun sebagian lagi akan menghindari cermin sebagai cara menghindar melihat dari kecacatan tubuh mereka. Sedangkan sebagian lainnya, akan mengurung diri dalam rumah untuk menghindari pandangan orang mengenai tubuh mereka. Kekhawatiran pada bentuk tubuh membuat stres. Untuk beberapa kasus yang berat, rasa stres tersebut bisa mengarah pada tindakan bunuh diri.

Standar Kecantikan Memicu Gangguan Dismorfik Tubuh

Dismorfik tubuh ini umumnya terjadi pada remaja akhir, lebih banyak dialami oleh perempuan dibandingkan laki-laki. Faktor sosial dan budaya memiliki peran pada tingkat tasa puas terhadap bentuk tubuh dirinya sendiri. Standar kecantikan di setiap budaya dan negara tentu memiliki kontribusi dalam gangguan dismorfik tubuh ini. Berikut ini standar kecantikan di beberapa negara.

Standar Kecantikan Di Korea Selatan

Seperti pada negara Korea Selatan. Standar kecantikan mereka adalah tinggi, langsing, putih, bentuk wajah kecil, rahang berbentuk V, serta hidung mancung yang ramping dan sedikit runcing. Selain itu, memiliki mata bulat dan besar, wajah kecil, bibir montok, alis ramping, kelopak mata ganda dan aegyo sal. Seperti yang kita ketahui bahwa standar kecantikan di Korea Selatan sangatlah sempurna di mata orang Asia. Standar kecantikan ini kemudian diikuti oleh banyak warga negara Korea Selatan untuk dapat hidup nyaman di sana. Pandangan negatif mengenai fisik mereka ketika tidak sesuai dengan standar kecantikan membuat mereka tidak percaya diri. Sehingga, banyak dari mereka memilih untuk melakukan operasi plastik agar menyesuaikan standar kecantikan di sana. Melalui operasi plastik dan teknik make up membuat mereka merasa lebih percaya diri tampil di depan umum.

Standar Kecantikan Di Indonesia 

Secara umum kulit Indonesia memiliki warna kuning langsat hingga sawo matang. Namun, standar kecantikan di Indonesia pada umumnya memiliki tubuh langsing dan kulit putih. Warga Indonesia sangat mengistimewakan memiliki kulit putih sebagai standar kecantikan. Banyak sekali brand kosmetik yang mengiklankan bahwa kulit putih itu sehat, cantik dan bersih dibandingkan kulit yang lebih gelap. Karena itu, banyak sekali orang-orang yang berlomba-lomba untuk memutihkan kulitnya sebagai cara menyesuaikan dengan standar kecantikan di Indonesia.

Standar Kecantikan Di Amerika Serikat

Berbeda dengan standar kecantikan di Amerika Serikat, bahwa warna kulit eksotis atau tan lebih terlihat cantik dibandingkan memiliki kulit berwarna putih. Selain itu bibir tebal, wajah tirus, rahang tegas, dan badan tinggi menjadi standar kecantikan tambahan di Amerika Serikat. Hal ini karena pada dasarnya, warga negara Amerika Serikat memiliki kulit putih pucat sejak lahir. Sehingga, kulit yang lebih gelap menjadi terlihat lebih cantik di mata mereka. Banyak sekali perawatan untuk mempergelap kulit di Amerika Serikat.

Baca Artikel Kami Lainnya: Asosiasi Bebas, Teknik Terapi Psikoanalisis.

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment