Logos Indonesia – Apakah kamu pernah mendengar atau menyaksikan fenomena kesurupan? Mungkin kamu pernah melihatnya di sekolah, di tempat kerja, atau bahkan di rumah. Kesurupan adalah keadaan dimana seseorang mengalami perubahan perilaku dan kesadaran yang tidak biasa, seperti berteriak-teriak, menangis, tertawa, atau berbicara dengan suara yang berbeda. Banyak orang yang percaya bahwa kesurupan disebabkan oleh makhluk halus yang masuk ke dalam tubuh seseorang. Namun, apakah kamu tahu bahwa ada penjelasan ilmiah yang bisa menjelaskan fenomena ini?
Salah satu penjelasan ilmiah yang bisa digunakan untuk memahami fenomena kesurupan adalah gangguan psikologis yang disebut histeria. Histeria adalah gangguan mental yang ditandai oleh gejala-gejala fisik dan emosional yang tidak sesuai dengan kenyataan. Gejala-gejala ini bisa berupa sakit kepala, lumpuh, kejang, kehilangan ingatan, halusinasi, atau perubahan kepribadian. Histeria sering dipicu oleh stres, trauma, konflik batin, atau tekanan sosial. Histeria juga bisa menular dari satu orang ke orang lain melalui sugesti atau imitasi.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang gangguan psikologis histeria dan kaitannya dengan fenomena kesurupan yang sering dikenal di budaya Indonesia. Kita akan melihat bagaimana histeria bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi masalah psikologis atau sosial yang dialami seseorang. Kita juga akan melihat bagaimana kita bisa membantu orang-orang yang mengalami histeria atau kesurupan dengan cara yang tepat dan efektif.
Apa itu Histeria?
Histeria berasal dari kata Yunani “hystera” yang berarti rahim. Pada zaman dahulu, histeria dianggap sebagai penyakit khusus wanita yang disebabkan oleh gangguan pada rahim mereka. Wanita yang mengalami histeria dianggap sebagai wanita yang tidak puas secara seksual atau emosional. Namun, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan psikologi, pandangan ini mulai ditinggalkan. Histeria kini dipahami sebagai gangguan psikologis yang bisa dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita.
Histeria termasuk dalam kelompok gangguan somatoform, yaitu gangguan mental yang ditandai oleh gejala-gejala fisik yang tidak bisa dijelaskan secara medis. Gejala-gejala fisik ini biasanya merupakan ekspresi dari konflik atau stres psikologis yang dialami seseorang. Misalnya, seseorang yang mengalami trauma seksual bisa mengalami kehilangan kemampuan berbicara atau bergerak. Seseorang yang merasa tertekan oleh tuntutan pekerjaan bisa mengalami sakit kepala atau mual.
Histeria juga termasuk dalam kelompok gangguan disosiatif, yaitu gangguan mental yang ditandai oleh perpecahan antara identitas, ingatan, atau kesadaran seseorang. Gejala-gejala disosiatif ini biasanya merupakan cara untuk melindungi diri dari pengalaman-pengalaman yang menyakitkan atau menakutkan. Misalnya, seseorang yang mengalami kekerasan fisik bisa mengalami amnesia atau lupa akan kejadian tersebut. Seseorang yang merasa tidak bahagia dengan dirinya sendiri bisa mengalami perubahan kepribadian atau berperilaku seperti orang lain.
Bagaimana Histeria Berkaitan dengan Kesurupan?
Kesurupan adalah salah satu bentuk dari histeria. Kesurupan bisa dianggap sebagai salah satu cara untuk mengungkapkan atau menyelesaikan masalah psikologis atau sosial yang dialami seseorang. Dengan kesurupan, seseorang bisa melepaskan diri dari kenyataan yang menyulitkan atau menyakitkan dan masuk ke dalam dunia yang berbeda. Dalam dunia ini, seseorang bisa merasa lebih bebas, lebih berkuasa, atau lebih dihargai.
Kesurupan juga bisa dianggap sebagai salah satu cara untuk beradaptasi dengan budaya atau lingkungan yang ada. Dengan kesurupan, seseorang bisa menyesuaikan diri dengan norma-norma atau harapan-harapan yang berlaku di masyarakat. Dalam budaya Indonesia, kesurupan sering dikaitkan dengan kepercayaan terhadap makhluk halus, roh leluhur, atau kekuatan gaib. Dengan kesurupan, seseorang bisa mendapatkan pengakuan atau perlindungan dari makhluk-makhluk tersebut. Kesurupan juga bisa menjadi salah satu cara untuk mengkomunikasikan pesan-pesan penting atau meminta bantuan kepada orang lain.
Bagaimana Kita Bisa Membantu Orang yang Mengalami Histeria atau Kesurupan?
Orang yang mengalami histeria atau kesurupan membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Bantuan dan dukungan ini bisa berupa:
- Memberikan perhatian dan pengertian yang positif dan empatik. Kita harus menghormati dan mengakui perasaan dan pengalaman orang yang mengalami histeria atau kesurupan. Kita tidak boleh menyalahkan, mengejek, atau menghakimi mereka.
- Memberikan informasi dan penjelasan yang jelas dan logis. Kita harus membantu orang yang mengalami histeria atau kesurupan untuk memahami apa yang terjadi pada diri mereka. Kita harus memberikan fakta-fakta dan bukti-bukti yang bisa membantah keyakinan-keyakinan yang salah atau tidak rasional.
- Memberikan bantuan medis atau psikologis yang sesuai. Kita harus mendorong orang yang mengalami histeria atau kesurupan untuk mencari bantuan profesional jika gejala-gejala mereka mengganggu fungsi sehari-hari mereka. Kita juga harus mendampingi dan mendukung mereka selama proses pengobatan atau terapi.
- Memberikan bantuan spiritual atau keagamaan yang sesuai. Kita harus menghormati keyakinan dan nilai-nilai orang yang mengalami histeria atau kesurupan. Kita juga harus membantu mereka untuk mendapatkan bimbingan atau dukungan dari tokoh-tokoh spiritual atau keagamaan yang mereka percayai.
Baca Artikel Kami Lainnya: Memanfaatkan Prinsip Gestalt dalam Pengajaran dan Pembelajaran.
Orang yang mengalami histeria atau kesurupan membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Bantuan dan dukungan ini bisa berupa memberikan perhatian dan pengertian yang positif dan empatik, memberikan informasi dan penjelasan yang jelas dan logis, memberikan bantuan.
Artikel oleh: Logos Indonesia.
Comment