Ini Sebabnya Generasi Milenial Banyak Mengalami Sandwich Generation

Ini sebabnya generasi milenial banyak mengalami Sandwich Generation. Menanggung beban orangtua dan anaknya.

Keluarga, Sosial2752 Views

Logos Indonesia Apakah kamu termasuk sandwich generation? Kamu menanggung beban hidup orang tuamu dan anak. Memang berat jika kamu berada di sandwich generation yang harus menunjang segala hal pada generasi sebelumnya dan generasi setelahmu.

Karena itu stress sering muncul pada generasi sandwich. Mereka memiliki tiga tanggung jawab sekaligus yaitu masalah diri sendiri, masalah orang tua, dan masalah anak. Bayangkan betapa rumitnya kehidupan generasi sandwich.

Apa Yang Dimaksud Sandwich Generation?

Sandwich generation adalah istilah yang merujuk pada seseorang yang harus menanggung beban kehidupan dirinya sendiri, kebutuhan orang tua dan anaknya. Mereka terhimpit dengan keluarga yang tergantung pada diri mereka. Ketergantungan inilah yang memicu pembengkakannya biaya finansial keluarga dan tingkat stres yang cukup tinggi.

Pembiayaan seperti biaya kesehatan orang tua biaya pendidikan anak, biaya makan sehari-hari, dan kebutuhan keluarga lainnya. Terlebih jika penghasilan yang didapatkan tidak memenuhi semua kebutuhan itu. Tingkat stres yang dialami oleh generasi sandwich semakin meningkat.

Fenomena ini disebut sebagai generasi sandwich karena terdapat tiga lapisan seperti sandwich yang terdiri dari roti lapis pertama, isi roti sebagai lapisan kedua, dan roti penutup sebagai lapisan ketiga. Jika kamu berada di generasi sandwich maka posisimu berada di tengah, lapisan kedua yang terdiri dari isi roti yang menjadi inti dari sandwich itu.

Jika mengulik dari sejarah istilah sandwich generation sudah ada pada tahun 1981 yang diperkenalkan oleh Dorothy Miller. Kemudian populer kembali pada saat ini untuk menggambarkan fenomena generasi milenial yang terhimpit oleh dua generasi yang harus mereka penuhi kebutuhannya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kamu Berada Di Keluarga Yang Toxic. Kenali Penyebab, Dampak Dan Cara Menghadapi Keluarga Yang Toxic.

Generasi yang lebih banyak mengalami sandwich generation adalah generasi Y dan Z. Generasi Y adalah generasi yang lahir pada tahun 1981 – 1995. Sedangkan generasi Z lahir pada tahun 1996 – 2012. Walaupun lebih banyak pada generasi Y dan Z. Tapi tidak menutup kemungkinan untuk generasi sebelum dan setelahnya mengalami sandwich generation.

Penentu seseorang mengalami sandwich generation ditentukan oleh dirimu sendiri. Sandwich generation adalah suatu pilihan atas tindakanmu saat ini. Jika tidak bisa mengelola finansial dan kebutuhan masa depan maka kemungkinan besar kamu akan terus berlanjut menjadi sandwich generation.

Penyebab Sandwich Generation

Penyebab umum dari sandwich generation adalah kontrol diri yang kurang terhadap kehidupan saat ini. Ketidakmampuan untuk mengelola diri dan mempersiapkan diri pada masa depan berdampak pada kehidupan generasi setelah yang akan menjadi penerus sandwich generation.

Maka jika kamu sudah terlanjur menjadi sandwich generation sebaiknya mulailah untuk merubah diri dalam mempersiapkan kehidupan di masa depan. Namun terdapat beberapa penyebab munculnya sandwich generation yang akan dijelaskan dalam artikel ini.

Minimnya Pemahaman Diri Tentang Perencanaan Finansial Di Masa Depan

Generasi sandwich.
Cucu dan nenek.

Kebanyakan warga Indonesia tidak pernah terpikir di masa mudanya untuk menabung mempersiapkan dana pensiun di masa depan. Karena itu ketika sudah lansia, maka semua kebutuhan akan ditanggung oleh anaknya. Pemikiran tentang perencanaan masa depan sangat minim bagi Kebanyakan orang inilah yang memicu adanya generasi sandwich. Terlebih jika tradisi generasi sandwich sudah turun menurun dan sulit untuk diputuskan.

Perilaku seperti menghambur-hamburkan uang di masa muda dan tidak terbiasa untuk menabung memicu gaji pokok yang mereka terima tidak tersisa hingga akhir bulan. Jika pemikiran untuk memuaskan diri sendiri atas kerja keras yang telah ia lakukan ini secara berlebihan, Maka jangan harap untuk bisa lepas dari siklus sandwich generation.

Jadi ubahlah pola pikirmu mengenai rencana di usia tuamu. Sadarilah bahwa dirimu adalah tanggung jawab dirimu sendiri bukan orang lain. Bahkan ketika sudah tua, kamu harus bisa mandiri secara finansial.

Sering Disalah Artikan Tentang Budaya Timbal Balik Orang Tua Ke Anak

Generasi sandwich.
Orangtua dan anak.

Berbakti kepada orang tua merupakan hal yang baik dilakukan. Hubungan timbal balik antara orang tua dan anak atas dasar telah merawat dirinya sejak kecil. Sehingga ketika sudah lansia orang tua menjadi tanggung jawab penuh seorang anak. Pemahaman tersebut tentu saja tidak salah. Namun juga tidak bisa dikatakan baik juga. Karena kondisi anak ketika sudah dewasa belum tentu mampu menanggung semua kebutuhan orang tua di masa lansianya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kamu Generasi Sandwich? Ini Cara Untuk Memutuskan Siklus Berulang Generasi Selanjutnya.

Terlebih jika anak sudah berkeluarga dan memiliki anak. Biaya pemenuhan kebutuhan dari 3 generasi ini perlu biaya yang sangat besar. Jika kamu memiliki penghasilan yang besar maka hal tersebut tidak akan menjadi masalah. Namun jika penghasilanmu tidak mencukupi untuk tiga generasi tersebut, itulah yang menjadi permasalahan. Kondisi psikologis juga akan terpuruk akibat terhimpit dengan dua tanggungan tersebut.

Karena itu lebih baik untuk menikah ketika sudah mapan cara finansial maupun psikologis. Karena tekanan yang ada akan semakin menekan dirimu hingga tingkat stres yang cukup tinggi.

Baca Artikel Kami Lainnya: Memahami Makna Cinta Dalam Perspektif Psikologi.

Alavi, K., Subuh, N., Mohamad, M. S., Ibrahim, F., Sarnon, N., & Nen, S. (2015). Peranan Kesejahteraan Keluarga dan Daya Tahan dalam Pengukuhan Keluarga Sandwich. Akademika, 85(1), 25–32. ISSN 0126-5008.

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment