Kamu Berada Di Keluarga Yang Toxic. Kenali Penyebab, Dampak Dan Cara Menghadapi Keluarga Yang Toxic

Kamu berada di keluarga yang Toxic. Kenali penyebab, dampak dan cara menghadapi keluarga yang toxic. Menjaga jarak merupakan solusi terbaik.

Logos Indonesia Apakah kamu berada di keluarga yang Toxic? Jika kamu menjawab ‘iya’. Maka tepat sekali kamu membaca artikel ini hingga akhir.

Perasaan negatif selalu muncul ketika kamu berada di lingkungan keluarga yang tidak sehat. Perlakuan mereka terhadap dirimu jelas menyakiti perasaanmu. Kamu merasa tidak dihargai oleh mereka. Semua hal yang ada di hidupmu dikendalikan oleh mereka. Mereka juga cenderung tidak memberikan dukungan setiap kali kamu membutuhkan support dari mereka.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kenali Tanda Orang Yang Mengalami Abusive Relationship Dan Cara Membantunya Keluar Dari Hubungan Yang Toxic.

Hal yang mereka ingat adalah kesalahan yang pernah kamu lakukan dan bukan prestasi yang kamu raih. Dari sikap mereka menimbulkan pikiran negatif terhadap dirimu sendirimu sendiri. Bahkan kamu kadangkala merasa benci terhadap mereka walaupun mereka adalah anggota keluargamu.

Semua yang kamu rasakan tersebut menandakan kamu berada di keluarga yang toxic. Jika kamu berada di posisi tersebut. Mau kak ingatlah masih ada orang lain yang mendukungmu. Mereka adalah teman terdekatmu yang selalu mendukungmu.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kamu Berada Di Abusive Relationship? Ini Dampak Negatif Dan Cara Keluar Dari Hubungan Abusive Relationship.

Mari kita bahas mengenai penyebab terjadinya toksik family dan dampak negatif terhadap anggota keluarga yang mengalami toksik family. Setelah itu baru kita bisa mengetahui cara untuk menghadapi orang yang memiliki toxic dalam keluarga.

Penyebab Terjadinya Toxic Family

Tipe-Tipe Apology Language

Berikut ini adalah penyebab yang sering terjadi pada keluarga yang Toxic.

Hubungan Keluarga Yang Tidak Harmonis

Salah satu penyebab dari keluarga yang Toxic adalah kerenggangan hubungan antar anggota keluarga. Hubungan yang tidak harmonis menyebabkan setiap anggota keluarga sulit untuk saling mendukung satu sama lain. Selain itu, keluarga yang tidak harmonis cenderung memiliki permasalahan terhadap hubungan sosial setiap anggota keluarga.

Harapan Orangtua Yang Terlalu Tinggi Terhadap Anaknya

Penyebab lainnya dari hubungan Toxic family adalah ketika orang tua memaksa anaknya untuk menggapai harapan orang tua. Sedari kecil anak ditekan dan dididik untuk mencapai cita-cita orang tua yang tidak bisa digapai oleh mereka ketika kecil.

Biasanya orang tua tidak akan bertanya mengenai keinginan anak sebenarnya. Mereka lebih sering untuk menuntut anak menjadi seperti apa yang mereka inginkan. Sebagai contoh orang tua yang memiliki harapan yang tinggi kepada anaknya untuk menjadi sukses sebagai seorang dokter. Hal ini karena orang tuanya berprofesi sebagai dokter dan kakaknya juga berprofesi sebagai dokter.

Sehingga harapan orang tua terhadap dirinya adalah berkarir dalam bidang dokter juga. Namun dalam hati si anak, dia menginginkan berkarir dalam bidang seni yang sangat perlawanan dengan ilmu kedokteran.

Perbedaan Prinsip Agama atau Politik

Penyebab lainnya terjadinya Toxic family adalah perbedaan pendapat atau pandangan. Beberapa anggota keluarga memiliki pandangan yang berbeda terkait dengan prinsip agama atau pilihan dalam berpolitik. Perbedaan pandangan ini akan berdampak negatif jika keduanya sangat berpegang teguh pada prinsip yang mereka anggap baik tanpa ada saling menghargai satu sama lain. Seperti perbedaan pilihan politik yang memicu terjadinya konflik antar saudara. Selain itu perbedaan pilihan agama juga dapat memperburuk hubungan antar keluarga.

Sebenarnya perbedaan pandangan itu adalah hal yang wajar dalam anggota keluarga. Hanya saja ketika perbedaan pandangan tersebut tidak didasari dengan saling menghargai satu sama lain. Maka saling menjelekkan satu sama lain merupakan cara Respon yang biasa dilakukan oleh Kebanyakan orang.

Dampak Negatif Toxic Family

Dilansir dai DokterSehat, terdapat dampak negatif dari Toxic Family.

  • Kamu memiliki konsep diri yang buruk.
  • Tingkat kepercayaan diri yang rendah.
  • Memiliki harga diri yang rendah.
    Kesulitan menjalin hubungan romantis ketika dewasa, akibat pengalaman yang traumatik di masa kecil.
  • Cenderung memiliki kepribadian yang pemalu atau memiliki gangguan kepribadian.
  • Pada anak-anak, mereka memiliki nilai akademik yang rendah, bermasalah di sekolah, hubungan sosial dengan teman sebayanya yang rendah.
  • Mudah marah atau suka menyendiri.
    Cenderung perusahaan untuk menyakiti diri sendiri.
  • Merasa stres dan depresi bahkan pada kondisi yang sudah parah dapat memicu pikiran ingin bunuh diri.
  • Pada kasus yang parah dapat memicu terjadinya rasa kecemasan dan bersikap paranoid.
  • Rentan untuk menjadi pecandu narkoba, pecandu alkohol atau perokok.

Cara Menghadapi Keluarga Yang Toxic

Berinteraksi dengan Manipulator Menggunakan Metode Gray Rock

Cara yang aman untuk menghadapi keluarga yang toksis adalah dengan menjaga jarak. Berikan batasan yang jelas dalam berinteraksi dengan mereka. Hal ini berguna untuk melindungi kesehatan mentalmu.

Ketika situasi sudah semakin memburuk, maka sebaiknya meminta pertolongan kepada orang yang bisa menolongmu. Kamu bisa berkonsultasi dengan tenaga ahli profesional seperti psikolog untuk meminta bantuan secara psikologis. Selain itu, meminta pertolongan dengan teman yang kamu anggap mampu menolongmu juga patut untuk kamu coba lakukan. Intinya adalah bukan menghindar tapi menjaga jarak dengan mereka.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apa Itu Sindrom Stockholm? Korban Merasa Simpati Kepada Pelaku Penyandra.

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment