Kecemasan Akan Memperparah Kegagapan Pada Anak

Gugup atau stres dapat mempengaruhi kendali dan koordinasi otot yang terlibat dalam proses bicara. Sehingga memperburuk gejala kegagapan.

Logos IndonesiaAnak yang mengalami kegagapan seringkali mengalami kambuh atau peningkatan gejala saat mereka merasa gugup atau tekanan. Gugup atau stres dapat mempengaruhi kendali dan koordinasi otot yang terlibat dalam proses bicara. Sehingga memperburuk gejala kegagapan. Ketika anak merasa gugup, kecemasan akan meningkat yang memicu blokade dalam aliran bicara mereka.

Namun, terdapat beberapa situasi di mana anak dengan kegagapan dapat berbicara dengan lancar. Bernyanyi atau bermain drama di panggung adalah contoh situasi di mana anak mungkin merasa lebih percaya diri. Ketika anak berada dalam situasi tersebut, fokus mereka beralih ke peran yang dimainkan. Hal ini yang dapat mengurangi kecemasan terkait dengan berbicara. Aktivitas-aktivitas tersebut juga sering melibatkan pola bicara yang lebih terstruktur. Seperti mematuhi alur lagu atau skrip. Yang dapat membantu anak merasa lebih nyaman dalam mengungkapkan diri.

Baca Artikel Kami Lainnya: Mengapa Pelukan Memberikan Perasaan Damai saat Merasa Sedih?

Selain itu, ketika anak hafal dengan dialog atau lirik lagu dapat memberikan anak dengan kegagapan kepercayaan diri yang lebih besar. Ketika anak mampu menghafalkan kata-kata dengan baik. Artinya anak memiliki panduan yang jelas tentang apa yang harus mereka katakan. Sehingga mengurangi kecemasan tentang menemukan kata-kata yang tepat untuk berbicara. Hal ini karena yang ditakutkan anak yang mengalami kegagalan adalah takut salah dalam memilih kata dalam pembicaraannya. Mereka takut salah saat berbicara spontan. Hal ini dapat memberikan anak dengan kegagapan lebih banyak kendali dan keyakinan dalam komunikasi mereka.

Namun, perlu dicatat. Bahwa anak yang mampu mengatasi kegagalannya dalam beberapa situasi seperti bernyanyi atau bermain peran. Bukan berarti mereka tidak memiliki kegagapan di situasi lainnya. Artinya gejala kegagapan mungkin masih ada dalam diri anak. Ketika anak mengalami situasi yang memicu stres atau tekanan. Maka mungkin saja kegagalan itu muncul kembali.

Penyebab Gejala Gagap Anak Semakin Memburuk

Anak yang mengalami gangguan komunikasi seperti gagap seringkali mengalami peningkatan gejala saat mereka berada dalam situasi yang gugup atau cemas. Hal ini terkait dengan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kendali dan koordinasi aliran bicara mereka.

Kecemasan Dan Stres

Kecemasan dan stres dapat memicu reaksi fisik dan emosional yang mempengaruhi sistem saraf anak. Ketika anak merasa gugup atau cemas, hormon stres seperti adrenalin dapat dilepaskan ke dalam tubuh mereka. Akibatnya memicu respons “fight-or-flight” (berperang atau melarikan diri). Respons ini dapat menyebabkan ketegangan otot, pernafasan yang dangkal, detak jantung yang meningkat, dan ketidakstabilan emosional. Semua ini dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk mengontrol dan mengatur aliran bicara mereka.

Perasaan Tertekan atau Diejek

Anak dengan gangguan komunikasi seringkali memiliki pengalaman yang menyakitkan terkait dengan berbicara di depan orang lain. Mereka mungkin telah mengalami ejekan atau penghinaan dari teman sebaya. Mungkin beberapa dari mereka juga mengalami kesulitan dalam memahami perkataan orang lain.

Pengalaman-pengalaman ini dapat menciptakan kecemasan sosial dan rasa takut dalam berbicara di depan orang lain. Ketika anak berada dalam situasi yang gugup atau cemas, kekhawatiran tentang diejek atau tidak dipahami dapat meningkat. Sehingga memperburuk gejala gagap.

Tekanan untuk Berbicara Dengan Lancar

Anak dengan gangguan komunikasi seperti kegagapan seringkali mengalami tekanan untuk bisa berbicara lancar tanpa kesalahan. Tekanan ini dapat berasal dari orang tua, guru, atau harapan sosial yang mengharuskan mereka untuk berkomunikasi dengan lancar. Tekanan ini dapat meningkatkan kecemasan dan stres anak. Akibatnya akan mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengontrol aliran bicara mereka.

Anak Mengalami Kegagapan Mampu Berbicara Lancar Saat Membaca Kalimat Tertulis

Alasan mengapa anak yang mengalami gagap mengalami kesulitan dalam berbicara dengan kata-katanya sendiri. Tetapi mampu berbicara lancar saat membaca kalimat yang tertulis. Jawabannya adalah karena adanya perbedaan antara berbicara spontan dengan membaca kalimat yang sudah tersedia. Anak tidak perlu lagi memikirkan apa yang perlu mereka katakan. Sehingga mengurangi rasa cemas yang terjadi akibat dari berbicara spontan tersebut.

Sedangkan dalam membaca kalimat yang sudah tersedia itu sudah terstruktur dan prediktabilitas. Ketika anak membaca kalimat yang tertulis, mereka memiliki panduan yang jelas tentang kata-kata yang akan mereka ucapkan. Kalimat yang tertulis memiliki struktur yang lebih terstruktur dan terorganisir. Sehingga anak lebih mudah berbicara karena kata-kata yang sudah diatur dalam urutan yang sudah ditentukan. Ini memberikan anak titik awal yang jelas. Kemudian meminimalkan kecemasan tentang menemukan kata-kata yang tepat atau takut diolok-olok. Dalam konteks ini, mereka dapat mengandalkan pola dan keterampilan membaca mereka untuk mengucapkan kalimat dengan lebih lancar.

Baca Artikel Kami Lainnya: Pareidolia: Memahami Fenomena yang Memicu Kontroversi dan Konspirasi.

Kecemasan dan stres mempengaruhi kendali bicara anak. Yang pada gilirannya meningkatkan kecemasan mereka dalam situasi penuh dengan kecemasan. Gejala gagap dapat menjadi lebih buruk ketika anak merasa gugup. Sehingga menciptakan lingkaran yang sulit diputuskan jika anak belum bisa mengatasi rasa cemasnya.

Oleh karena itu, dukungan dan pendekatan yang sensitif terhadap kebutuhan anak sangat penting dalam membantu mereka mengatasi kecemasan. Sehingga anak mampu meningkatkan kendali bicara mereka dalam situasi yang penuh akan kecemasan.

Artikel oleh: Logos Indonesia.