Kenali Tanda-Tanda Keluarga Yang Toxic. Apakah Keluargamu Salah Satunya?

Kenali tanda-tanda keluarga yang toxic. Keluarga adalah tempat saling mendukung satu sama lain bukan saling menyakiti.

Logos Indonesia Memiliki keluarga yang saling mendukung satu sama lain merupakan impian dari semua orang. Namun dalam hidup ini kita tidak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan. Kita tidak bisa memilih keluarga dengan situasi dan kondisi yang kita inginkan. Ada orang yang memiliki keluarga dengan kehidupan saling menyayangi satu sama lain, saling mendukung satu sama lain, saling menghibur satu sama lain. Namun ada juga seseorang yang hidup dengan keluarga yang penuh dengan ketidaknyamanan.

Ketika kamu merasa bahwa keluargamu sangat menuntut dirimu untuk mencapai harapan orang tua, atau orang tua sangat mengontrol dirimu. Maka, kamu berada di keluarga yang Toxic atau Toxic family. Keluarga yang penuh dengan Toxic berdampak negatif pada setiap anggota yang berada di dalam keluarga tersebut. Mereka tidak memberikan kasih sayang tanpa syarat kepada setiap anggota keluarga. Terdapat tuntutan, tekanan, kontrol penuh, atau ketidak pedulian antar sesama anggota keluarga.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kamu Berada Di Abusive Relationship? Ini Dampak Negatif Dan Cara Keluar Dari Hubungan Abusive Relationship.

Karena setiap anggota keluarga tidak berkontribusi untuk memberikan dukungan satu sama lain dan cinta tanpa syarat. Maka hubungan antar anggota keluarga sangat buruk hingga mampu terjadinya pertengkaran atau hubungan yang tidak harmonis. Kondisi keluarga seperti ini membuat kamu sebagai anggota keluarga tidak nyaman berada di dekat mereka.

Dalam artikel ini kita akan membahas lebih dalam mengenai pengertian dari Toxic family dan tanda-tanda keluarga yang toxic. Selain itu kita juga akan membahas mengenai penyebab dari terjadinya Toxic family.

Apa Itu Toxic Family?

Berinteraksi dengan Manipulator Menggunakan Metode Gray Rock

Toxic family adalah kondisi keluarga yang memiliki hubungan antar anggota keluarga yang buruk. Mereka memperlakukan satu sama lain dengan cara saling menyakiti satu sama lain. Biasanya perlakuan antar keluarga yang merujuk pada saling menyakiti secara fisik, mental, psikologis, ataupun secara emosional.

Perlakuan yang menyakiti satu sama lain ini menimbulkan dampak negatif kepada orang yang mengalami Toxic family ini. Pada kebanyakan kasus keluarga yang mengalami Toxic family selalu diiringi dengan permasalahan di setiap anggota keluarganya. Kenakalan remaja menjadi salah satu contoh dari adanya toksik family.

Selain itu, orang tua yang tidak mempedulikan anaknya, orang tua yang bersikap kasar kepada anaknya, ataupun orang tua yang selalu membanding-bandingkan anaknya dengan anak lain. Semua itu merupakan perlakuan yang sering dilakukan oleh keluarga yang toksik terhadap anak mereka sendiri.

Tanda-Tanda Keluargamu Termasuk Toxic Family

Apa Itu Manipulatif

Salah satu tanda yang paling mudah dikenali ketika kamu berada di keluarga yang Toxic adalah hubungan antar anggota keluarga tidak harmonis. Ketidak harmonisan keluarga ini bisa disebabkan oleh banyak hal. Namun hal yang paling banyak terjadi adalah karena perlakuan anggota keluarga yang dapat menyakiti dirimu, baik secara fisik, mental, ataupun emosionalmu. Berikut ini adalah beberapa tanda bahwa keluargamu termasuk dalam kategori keluarga yang toxic.

Anggota Keluarga Bersikap Kasar Kepadamu

Salah satu tanda keluarga yang Toxic adalah terdapat salah satu anggota keluarga yang bersifat kasar kepada anggota keluarga lainya. Biasanya orang yang memiliki dominasi yang kuat dalam keluarga cenderung berperilaku kasar, seperti posisi ayah sebagai anggota keluarga. Kekerasan secara fisik ini mampu berdampak negatif terhadap psikologis orang yang mengalami tindakan kekerasan dalam keluarga. Karena itulah kondisi semacam ini disebut sebagai keluarga yang toxic.

Orang Tua Yang Selalu Mengkritik Dirimu

Orang tua ingin memiliki anak yang berkompeten dan sukses ketika dewasa. Namun kadangkala orang tua bersikap tongsis kepada anaknya dengan selalu mengkritik kemampuan yang ada pada adanya. Secara tidak langsung Mereka memberikan konsep diri yang buruk terhadap dirimu sendiri.

Contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika orang tua selalu membandingkan kemampuan dirimu dengan orang lain. Mengkritik apa yang telah kamu lakukan atau menyalahkan dirimu atas situasi yang ada.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kenali Tanda Orang Yang Mengalami Abusive Relationship Dan Cara Membantunya Keluar Dari Hubungan Yang Toxic.

Walau tidak menimbulkan luka secara fisik. Tapi perkataan dari mereka sangat menyayat hati hingga menimbulkan insecure pada diri sendiri. Jika kamu sebagai orang tua, jangan pernah membandingkan kemampuan anak muda dengan anak lainnya. Karena setiap anak memiliki kemampuannya masing-masing dan kondisi yang berbeda-beda.

Ingatlah bahwa tidak ada anak yang bodoh maupun malas. Tidak ada juga orang yang mau menjadi pecundang. Hal ini terjadi karena kondisi saat ini. Tidak ada jalan yang instan untuk mendapatkan kesuksesan. Karena butuh perjuangan untuk mencapai kesuksesan.

Jadi ketika harapan orang tua tidak sesuai dengan kenyataan anak saat ini. Jangan pernah mengkritik mereka, tapi berilah dukungan kepada mereka untuk mencapai kesuksesan yang mereka inginkan.

Terdapat Anggota Keluarga Yang Bersifat Manipulatif

Ketika terdapat anggota keluarga yang bersifat manipulatif terhadap dirimu maka kondisi tersebut termasuk Toxic family. Mereka memanfaatkan dirimu untuk kepentingan mereka sendiri. Selain itu sering memutarbalikkan fakta dan menyalahkan dirimu atas perbuatan mereka.

Merasa Hidupmu Dikontrol Penuh Oleh Mereka

Hal yang sulit terlihat dari keluarga yang Toxic adalah ketika mereka mengatakan menyayangi dirimu. Namun mereka mengontrol penuh atas kehidupanmu. Apa yang kamu inginkan sebenarnya tidak didengar oleh mereka. Tapi kamu juga tidak mau mengecewakan mereka. Perasaan dilema antara ingin membahagiakan mereka atau membahagiakan dirimu sendiri.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apa Itu Sindrom Stockholm? Korban Merasa Simpati Kepada Pelaku Penyandra.

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment