Mengenal Gangguan Kepribadian Menghindar, Dependen dan Obsesif Kompulsif Termasuk Gangguan kepribadian Yang Cemas

Mengenal gangguan kepribadian Menghindar, Dependen dan Obsesif Kompulsif termasuk Gangguan kepribadian yang cemas.

Kerpibadian, Klinis3667 Views

Logos Indonesia kepribadian berkaitan dengan cara kita untuk bereaksi terhadap lingkungan maupun dalam berinteraksi dengan orang lain. Faktor yang membuat kepribadian Tiap orang berbeda adalah dari sikap, sifat, pola pikir, emosi, dan nilai-nilai yang ditanam dalam diri sendiri. Semua hal tersebut merupakan satu kesatuan yang membentuk suatu kepribadian seseorang menjadi unik. Sehingga Tiap orang cenderung memberikan interpretasi sesuatu hal itu benar atau salah dengan cara mereka sendiri. Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai gangguan kepribadian, yaitu kepribadian seseorang yang sangat cemas atau takut hingga mengganggu kehidupan sehari-harinya.

Konsep Dasar Gangguan Kepribadian Kecemasan

Dalam mempelajari gangguan kepribadian yang termasuk kategori perilaku cemas. Kita bisa membaginya menjadi tiga bagian. Pertama, gangguan kepribadian menghindar (avoidant personality disorder) yang memiliki karakteristik seseorang yang merasa takut dalam situasi sosial. Kedua, kepribadian dependen (dependent personality disorder) yang memiliki karakteristik ketergantungan pada orang lain atau tidak memiliki kemandirian untuk memutuskan sesuatu. Ketiga, kepribadian obsesif kompulsif (obsesive-compulsive personality disorder) yang memiliki karakteristik seseorang yang perfeksionis terhadap kehidupannya secara berlebihan.

Apa Itu Gangguan Kepribadian Menghindar?

Gangguan kepribadian menghindar merujuk pada seseorang yang sangat takut pada kritikan, penolakan ataupun ketidaksetujuan dari orang lain. Karena ketakutannya tersebut, Mereka cenderung memilih untuk tidak menjalin hubungan dengan orang lain, kecuali orang tersebut selalu menyetujui pemikirannya. Mereka juga menghindari pekerjaan yang melibatkan kontak dengan orang lain.

Pemikiran mereka dalam situasi sosial adalah Mereka takut dianggap bodoh oleh orang lan atau takut dipermalukan di depan umum karena hal yang tidak logis. Seperti merasa malu ketika wajah mereka memerah di depan umum.

Tanda-tanda kecemasan seperti terlalu berpikir negatif tentang kemampuan dirinya di depan umum juga timbul di gangguan kepribadian menghindar. Mereka meragukan kemampuan diri mereka terhadap orang lain. Sehingga mereka enggan mengambil resiko mencoba aktivitas yang baru. Karena Mereka takut gagal.

Dari karakteristik orang yang memiliki gangguan kepribadian menghindar ini memiliki kemungkinan dengan phobia sosial. Hal ini karena gejala yang terlihat memiliki kesamaan dengan phobia sosial. Namun dalam kategori fobia sosial yang lebih kronis.

Dalam kebudayaan Jepang, gangguan kepribadian menghindar ini memiliki keterkaitan dengan sindrom taijin kyoufu. Pada gejala yang timbul dari seseorang yang mengalami sindrom taijin kyoufu, Mereka cenderung sensitif dan memilih untuk menghindar dari interaksi sosial. Mereka selalu memikirkan dampak dari tindakan mereka kepada orang lain yang mungkin saja mempermalukan diri mereka. Sebagai contoh, takut wajah mereka buruk atau memiliki bau badan ketika berinteraksi dengan orang lain. Mereka terlalu memikirkan pandangan orang lain terhadap diri mereka.

Apa Itu Gangguan Kepribadian Dependen?

Kepribadian dependen memiliki karakteristik pada kepribadian orang yang kurang percaya diri dan tidak bisa mengambil keputusan sendiri. Mereka tidak memiliki kepribadian yang mandiri. Bahkan untuk hal yang sederhana terkait pilihan pemenuhan kebutuhan sehari-hari mereka. Seperti mereka tidak bisa memutuskan mau berpakaian apa hari ini.

Hal ini karena mereka memandang diri mereka sebagai orang yang lemah dan orang lain berperan untuk mengambil keputusan terhadap hidup mereka. Karena itu mereka suka untuk diurus oleh orang lain, tidak merasa nyaman bila sendirian, dan lebih memilih keputusan orang lain dibandingkan keinginannya sendiri.

Baca Artikel Kami Lainnya: Ekstrovert vs Introvert. Aspek Kepribadian Dari Jung.

Obsesif terhadap hubungan yang baik dan tidak mau hubungan tersebut hancur. Ketika hubungan dengan orang lain berakhir. Maka sesegera mungkin mereka harus menjalin hubungan baru dengan orang lain. Baik dalam hubungan pertemanan, keluarga atau berpasangan. Mereka tidak mau menjalani kehidupan sehari-hari sendiri.

Mereka merupakan kepribadian yang pasif. Ketidakmampuan untuk mengatakan “tidak” pada perkataan orang lain. Kemudian membiarkan orang lain membuat keputusan untuk mereka. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan hubungan dekat dengan orang tersebut.

Apa Itu Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif?

Gangguan kepribadian obsesif konstruktif merupakan kepribadian seseorang yang perfeksionis namun secara berlebihan. Mereka menjalani hidup yang berfokus pada detail, aturan, jadwal dan rencana lainnnya secara berlebihan.

Karena itu mereka tipe kepribadian yang perfeksionis ekstrem hingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Seperti dalam sebuah pekerjaan harus dilakukan secara sempurna. Ketika menemukan suatu kesalahan sedikitpun. Maka dirinya akan mengulang kembali dari awal hingga hasilnya sempurna.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kepribadian Statis Dari William H Sheldon.

Karena terlalu memfokuskan diri pada kesempurnaan hidup. Mereka cenderung mengabaikan kesenangan pribadi mereka maupun hubungan pertemanan mereka demi mencapai kesempurnaan dari obsesif mereka.

Karena terlalu berfokus pada aturan yang ada. Mereka memiliki kepribadian yang tidak fleksibel tentang nilai dan moral yang ada dalam masyarakat. Pandangan tentang salah dan benar merupakan suatu hal yang mutlak tanpa mempertimbangkan emosional yang ada.

Mereka memiliki kepribadian yang serius, rigid, formal, tidak fleksibel, ingin mengkontrol penuh atas semua hal dan keras kepala. Mereka juga tidak mampu membuang benda-benda yang sudah tidak terpakai atau yang sudah rusak.

Baca Artikel Kami Lainnya: Philip Zimbardo dan Eksperimen Penjara Zimbardo.

Davison, G. C., Neale, J. M., Kring, A. M. (2017). Psikologi Abnormal Edisi Ke-7. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment