Mengenal Sindrom Asperger

Sindrom asperger merupakan gangguan perkembangan yang membuat penderitanya kesulitan untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain. Berbeda yang autisme, pengidap sindrom asperger justru memiliki kemampuan kognitif yang sangat baik.

Klinis2321 Views

Logos Indonesia – Cukup banyak orang yang menyamakan antara sindrom asperger dengan gangguan autisme. Padahal ada sedikit perbedaan antara keduanya. Pada kondisi autisme, penderitanya mengalami kemunduran kecerdasan dan penguasaan bahasa. Sedangkan pada penderita sindrom asperger tidak mengalami kemunduran kecerdasan dan penguasaan bahasa. Mereka hanya merasa canggung untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Artikel ini akan membahas secara lebih detail mengenai sindrom asperger.

Apa Itu Sindrom Asperger?

Apa Itu Sindrom Asperger
Apa Itu Sindrom Asperger

Sindrom asperger sendiri merupakan gangguan perkembangan yang membuat penderitanya kesulitan untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain. Umumnya, pengidap sindrom asperger adalah anak-anak dan bertahan hingga dewasa.

Berdasarkan Nationwide Children’s, anak laki-laki memiliki kemungkinan 4 kali lebih besar mengalami sindrom asperger dibandingkan dengan anak perempuan. Sindrom asperger sendiri dapat didiagnosis pada usia 5-9 tahun. Namun beberapa anak telah dinyatakan mengalami sindrom asperger di usia 3 tahun.

Sindrom asperger sendiri memiliki ciri-ciri yang hampir sama dengan pengidap autisme. Sindrom asperger memang merupakan bagian dari autisme, namun dianggap sebagai bentuk autis ringan. Anak dengan sindrom asperger memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Hal ini tentu berbeda dengan anak autis yang mengalami kesulitan dalam belajar.

Penyebab Sindrom Asperger      

Penyebab Sindrom Asperger
Penyebab Sindrom Asperger

Hingga saat ini belum dapat ditentukan penyebab dari sindrom asperger ini. Namun, terdapat beberapa faktor yang dipercaya dapat meningkatkan kemungkinan resiko terjadinya sindrom asperger, yaitu:

Jenis kelamin

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa, anak laki-laki berpeluang 4 kali lebih besar mengalami sindrom asperger dibandingkan dengan anak perempuan.

Bayi prematur

Bayi yang lahir di usia kehamilan 26 minggu dapat menjadi resiko besar mengalami gangguan autisme atau sindrom asperger.

Usia Ibu

Ibu yang melahirkan di usia tua juga meningkatkan kemungkinan melahirkan anak dengan sindrom asperger.

Infeksi masa kehamilan

Ibu yang mengalami infeksi pada masa kehamilan seperti rubella dan cytomegalovirus dapat meningkatkan resiko melahirkan anak dengan sindrom asperger.

Selain beberapa faktor di aras, masih banyak lagi faktor yang meningkatkan kemungkinan anak mengalami sindrom asperger, seperti kelainan genetik, paparan racun saat hamil, berat badan bayi yang rendah, paparan obat asam valproat dan thalidomide ketika hamil, dan masih banyak lagi.

Gejala Sindrom Asperger

Gejala Sindrom Asperger
Gejala Sindrom Asperger

Walaupun tidak seberat gangguan autisme, namun ada baiknya Anda mengetahui gejala dari sindrom asperger. Tujuannya agar anak bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Berikut beberapa gejala dari sindrom asperger:

Baca Artikel Kami Lainnya : Ini Dia Tanda Kamu Mengalami Trauma Psikologis

Sulit berinteraksi

Pengidap sindrom asperger mengalami kesusahan dalam berinteraksi. Namun hal ini tidak diakibatkan oleh kurangnya kemampuan komunikasi, melainkan perasaan canggung dalam berinteraksi dengan orang lain. Mereka bahkan cenderung menghindari kontak mata dengan orang lain.

Tidak ekspresif

Pengidap sindrom asperger cenderung tidak menunjukkan ekspresi sesuai dengan keadaan yang mereka alami. Mereka cenderung berekspresi datar meskipun sedang menyaksikan sesuatu yang lucu.

Kurang peka terhadap orang lain

Pengidap sindrom asperger lebih senang membicarakan dirinya sendiri dengan lawan bicaranya. Umumnya mereka akan menceritakan hobi atau kegiatan sehari-hari. Mereka tidak memiliki ketertarikan terhadap lawan bicaranya. Tidak jarang mereka menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk membahas dirinya dan apa yang disenangi.

Indra yang peka

Walaupun kurang peka terhadap orang lain, namun pengidap sindrom asperger justru memiliki indra yang peka. Mereka akan merasa terganggu dengan warna-warna tertentu, suara yang bising, rasa makanan yang terlalu kuat, atau tekstur yang asing.

Repetitif dan tidak menyukai perubahan

Repetitif merupakan kegiatan rutin yang dilakukan secara berulang-ulang. Hal tersebut merupakan bagian dari pengidap sindrom asperger. Mereka juga tidak menyukai perubahan yang terjadi dalam hidup mereka. Contohnya mengkonsumsi makanan yang sama dalam kurung waktu yang cukup lama.

Gangguan motorik

Anak dengan sindrom asperger cenderung mengalami perlambatan dalam perkembangan motoriknya, dibandikan dengan anak seusianya. Tidak jarang mereka mengalami kesulitan untuk melakukan kegiatan-kegiatan biasa, seperti menangkap bola, mengendarai sepeda, atau memanjat pohon.

Gangguan fisik atau koordinasi

Pengidap sindrom asperger memiliki kondisi fisik yang terbilang lemah. Contohnya, saat berjalan mereka cenderung kaku dan mudah goyah.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sindrom asperger merupakan gangguan perkembangan yang membuat penderitanya kesulitan untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain. Berbeda yang autisme, pengidap sindrom asperger justru memiliki kemampuan kognitif yang sangat baik.

Penyebab dari sindrom asperger belum diketahui hingga saat ini, namun terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan anak mengalami sindrom asperger. Sindrom asperger juga memiliki beberapa gejala, seperti sulit berinteraksi, tidak ekspresif, kurang peka terhadap orang lain, memiliki indra yang peka, repetitif, tidak menyukai perubahan, memiliki gangguan motorik, dan gangguan fisik.

Jika Anda memiliki anak, kerabat, atau orang terdekat yang menunjukkan gejala dari sindrom asperger, ada baiknya mengunjungi Klinik Konsultasi Psikologi atau melakukan Konseling Online. Tujuannya untuk mendapatkan pertolongan sedini mungkin. Psikolog akan memberikan saran terbaik untuk membesarkan anak dengan sindrom asperger. Semoga artikel ini dapat membantu.

Baca Artikel Kami Lainnya : Apa Penyebab Dari Mood Swing?