Mengenal Tentang Penyakit Psikologis Malingering Dan Gangguan Buatan

Mengenal tentang penyakit psikologis malingering dan gangguan buatan. Malingering adalah kebohongan untuk menghindari rasa tanggung jawab.

Klinis3012 Views

Logos Indonesia Salah satu penyakit psikologis yang unik adalah berpura-pura untuk sakit. Seseorang secara sengaja mengatakan bahwa dirinya sakit, walaupun sebenarnya dirinya tidak sakit sama sekali. Hal tersebut dilakukannya untuk menghindari dari rasa tanggung jawab.

Hal tersebut tentu saja sering kamu dengar, bahkan bisa jadi dirimu sendiri pernah melakukannya. Ketika seseorang berpura-pura untuk sakit dan memiliki tujuan untuk menghindar dari rasa tanggung jawab disebut sebagai malingering. Penyakit ini merupakan penyakit psikologis yang dapat dijelaskan secara ilmiah. Tipe orang yang menghindar dari tanggung jawab memiliki rasa takut pada situasi tersebut. Pilihan yang mereka buat adalah menghindar dari permasalahan tersebut. Dengan begitu, dirinya bisa bebas dari rasa cemas.

Baca Artikel Kami Lainnya: Sejarah Perkembangan Stanford-Binet Intelligence Test Dan Pandangan Alfred Binet Mengenai Terobosannya.

Kadangkala istilah malingering sulit dibedakan dengan penyakit konversi atau penyakit yang diakibatkan oleh stres dan memicu gejala fisik. Hal ini karena kedua penyakit psikologis tersebut ketika diperiksa secara medis tidak terdeteksi sumber penyakitnya. Sehingga dokter yang memeriksanya, biasanya menganjurkan untuk pergi ke psikiater atau psikolog. Namun, mereka tidak terima dengan diagnosis dokter tersebut dan memaksa untuk meyakini penyakitnya tersebut adalah suatu kebenaran.

Selain itu, gangguan buatan merupakan penyakit psikologis yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang di sekitarnya. Gangguan buatan terjadi ketika seseorang menyakiti dirinya sendiri atau bisa saja menyakiti orang lain dengan tujuan yang tidak jelas maksudnya. Jenis gangguan ini memiliki maksud tersembunyi bahkan terpendam dalam lubuk hati si penderitanya. Karena itu, perlu adanya analisis lebih dalam mengenai kehidupan orang tersebut untuk mengetahui penyebab dari gangguan buatan tersebut muncul. Dalam artikel ini kita akan membahas lebih dalam mengenai penyakit psikologis malingering dan gangguan buatan.

Apa Itu Malingering?

Malingering adalah kebohongan atas penyakitnya yang secara sadar dibuat untuk menghindari dari rasa tanggung jawab. Malingering ini dilakukan secara sadar dan memiliki maksud tujuan yang spesifik. Secara sadar orang tersebut menipu orang yang ada di sekitarnya untuk mempercayai penyakit yang dideritanya ini adalah suatu kebenaran.

Baca Artikel Kami Lainnya: Teori Kognitif Aaron Beck Mengenai Depresi.

Namun, kebanyakan orang menyadari kebohongan yang ia buat. Kadangkala orang-orang juga menyadari maksud dari penyakit yang tiba-tiba muncul pada situasi yang tidak menguntungkan dirinya. Melalui kebohongan atas penyakitnya ini, sebagai cara menghindar dari situasi yang tidak menguntungkan dirinya. Cara ini merupakan cara untuk menghindari dari permasalahan yang ia alami.

Seperti yang kita ketahui, pada kasus Setya Novanto saat menjalani persidangan korupsi pengadaan e-ktp. Pada saat itu secara dramatis Setya Novanto memperlihatkan penyakitnya untuk menghindari hukuman di persidangan. Namun kita menyadari bahwa penyakitnya tersebut hanyalah pura-pura. Kasus ini bisa disebut sebagai malingering jika Setya Novanto melakukannya secara sengaja dan bertujuan untuk menghindari hukuman atas tindakan korupsinya.

Perbedaan Malingering dan Gangguan Konversi

Kadang kala malingering sulit dibedakan dengan gangguan konversi. Gangguan konversi adalah timbulnya gejala penyakit secara fisik akibat dari stres yang dialami. Walaupun ketika diperiksa secara medis Kedua jenis penyakit ini menunjukkan kondisi tubuh yang sehat, namun kedua Penyakit ini jelas berbeda sekali. Berikut ini adalah perbedaan dari malingering dan gangguan konversi.

Berdasarkan Tujuan Munculnya Suatu Penyakit

Perbedaan yang sulit dikenali adalah tujuan dari munculnya penyakit tersebut. Pada malingering, tentu saja memiliki tujuan untuk menghindari dari rasa tanggung jawab, menghindari permasalahan atau situasi yang tidak menguntungkan dirinya melalui kebohongan penyakitnya. Sedangkan pada gangguan konversi, mereka tidak memiliki tujuan seperti itu. Karena yang mereka rasakan adalah gejala penyakit yang benar-benar dirasakan secara nyata bukan kebohongan.

Berdasarkan Waktu Munculnya Penyakit Tersebut

Pada penyakit malingering, munculnya suatu penyakit hanya saat situasi yang tidak menguntungkan saja atau hanya ada masalah saja. Sedangkan pada gangguan konversi, penyakit tersebut muncul pada saat stres dan dapat berlangsung cukup lama.

Dilakukan Secara Sadar Atau Tidak Sadar

Seseorang akan melakukan secara sadar kebohongan atas penyakitnya tersebut, itulah malingering. Sedangkan pada penderita gangguan konveksi, mereka tidak sadar bahwa penyakitnya itu dibuat oleh dirinya sendiri akibat stres.

Reaksi Penderita Atas Penyakitnya

Pada penderita malingering, reaksi yang diberikan penuh waspada dan hati-hati terhadap orang di sekitarnya. Mereka takut kebohongannya ketahuan oleh orang lain. Sedangkan pada penderita gangguan konversi, mereka bereaksi secara dramatis pada gejala fisik yang dirasakannya. Hal ini sangat berbeda pada penderita penyakit yang sebenarnya. Mereka cenderung bersikap lebih tenang.

Apa itu Gangguan Buatan?

Gangguan buatan adalah penyakit fisik yang sengaja dibuat oleh si penderita. Berbeda dengan malingering yang berusaha berbohong atas penyakitnya. Pada penderita gangguan buatan ini, mereka secara sadar menyakiti dirinya sendiri untuk bisa terlihat sakit di mata orang banyak. Jika dilihat secara umum, mereka seperti tidak memiliki alasan yang kuat untuk melakukan hal tersebut.

Gangguan buatan ini juga bisa melukai orang lain. Penyakit ini disebut sebagai sindrom munchaeson melalui pengganti atau gangguan buatan melalui pengganti. Mereka yang menderita sindrom ini akan melukai orang lain yang mereka sayang atas dasar tujuan yang tersembunyi. Sebagai contoh, seorang ibu yang melukai anaknya agar masuk rumah sakit. Orang yang melihatnya, menganggap sebagai ibu yang baik dan tidak kenal lelah untuk memenuhi kebutuhan anaknya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Mengenal Efek Placebo Dan Penelitian Eksperimen Menggunakan Efek Placebo.

Davison, G.C., Neale, J. M., Kring, A. M. (2017). Psikologi Abnormal Edisi Ke-7. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Artikel oleh: Logos Indonesia.