Mengenal Tipe Apology Language Untuk Hubungan yang Langgeng

Apology language yang dikemukakan oleh Gary Chapman yang terdiri dari 5 tipe, yaitu expressing regret, accepting responsibility, making restitution, genuinely repenting, dan requesting forgiveness.

Logos Indonesia – Memiliki hubungan yang langgeng adalah impian sebagian besar orang. Namun sayangnya cukup banyak orang yang melewatkan permintaan maaf sebagai kunci dari hubungan yang langgeng itu.

Tidak semua orang mampu untuk meminta maaf. Terlebih lagi jika orang tersebut memiliki ego dan harga diri yang cukup tinggi. Namun, dalam membangun sebuah hubungan yang langgeng, meminta maaf adalah sebuah poin penting.

Cara meminta maaf seseorang juga berbeda-beda, maka setiap pasangan perlu untuk mengetahui tipe permintaan maaf apa yang cocok untuk orang tertentu. Baik wanita maupun pria sudah sepantasnya mengetahui cara meminta maaf yang baik kepada pasangannya atau yang dikenal dengan istilah apology language.

Apa Itu Apology Language?

Apa Itu Apology Language
Apa Itu Apology Language

Jika kamu pernah mendengar istilah 5 love language, maka kamu juga perlu tahu mengenai 5 apology language. Kedua hal ini merupakan kunci dari hubungan yang langgeng. Penemu 5 love language juga merupakan penemu dari 5 apology language, yaitu Gary Chapman.

Apology language merupakan teori yang membantu seseorang untuk meminta maaf dengan berbagai cara, tergantung kondisi dan metode yang sesuai dengan sang penerima ucapan maaf. Menggunakan metode yang tepat saat meminta maaf dapat menentukan apakah permintaan maafmu sudah sesuai dengan tipe apology language yang dimiliki pasanganmu.

Tipe-Tipe Apology Language

Tipe-Tipe Apology Language
Tipe-Tipe Apology Language

Apology language yang dikemukakan oleh Gary Chapman yang terdiri dari 5 tipe, yaitu expressing regret, accepting responsibility, making restitution, genuinely repenting, dan requesting forgiveness. Berikut penjelasan mengenai tipe-tipe apology language:

Expressing regret

Expressing Regret merupakan tipe apology language yang mengungkapkan penyesalan secara tulus menangani apa yang telah dilakukan. Tipe yang satu ini akan menunjukkan betapa menyesalnya seseorang telah melakukan kesalahan tersebut.

Untuk menghadapi pasangan dengan tipe expressing reget, kamu perlu mengetahui emosi pasangan dan mengucapkan permintaan maaf secara tulus. Fungsinya adalah untuk menunjukkan bahwa kamu mengetahui kesalahan yang telah kamu perbuat dan tulus meminta maaf.

Kata kunci dari tipe pertama ini adalah kata “maaf” yang diungkapkan. Sebagai contoh, kamu bisa mengatakan kalimat berikut:

“Maaf karena telah membuatmu menunggu lama”

“Maaf sudah melukai perasaanmu”

“Maaf atas kecerobohan yang telah kuperbuat”

Kalimat-kalimat di atas hanya merupakan contoh kecil, namun kamu bisa lebih memvariasikan sesuai dengan kesalahan yang telah kamu perbuat. Yang terpenting adalah kamu perlu mengetahui apa kesalahanmu dan meminta maaflah dengan tulus.

Baca Artikel Kami Lainnya : Karyawan Wajib Tahu! Sorry Sindrome Membuatmu Terlihat Tidak Percaya Diri

Accepting responsibility

Accepting responsibility adalah tipe apology language yang mengakui secara sungguh-sungguh kesalahan yang telah kamu perbuat dan menerima apa yang menjadi tanggung jawabmu. Kunci dari menghadapi tipe yang satu ini adalah kalimat “aku salah” yang digunakan di setiap kata atau tulisan untuk meminta maaf.

Tujuan menghadapi tipe accepting responsibility adalah untuk memberikan pengakuan bahwa kamu menyadari akan kesalahan yang kamu perbuat dan kamu bisa memberitahu apa alasan yang mendasari kamu melakukan kesalahan tersebut.

Berikut beberapa contoh kalimat untuk tipe accepting responsibility:

“Aku salah telah melupakan tanggal jadian kita”

“Aku salah telah membiarkan kamu jalan sendiri”

“Aku salah karena lupa untuk memberi kabar”

Kalimat-kalimat di atas merupakan tanda kalau kamu menyadari apa yang menjadi tanggung jawabmu, namun lalai dalam melakukannya.

 Making restitution

Making restitution adalah tipe apology language yang memberikan permintaan maaf diiringi dengan ganti rugi terhadap kesalahan yang telah kamu perbuat. Kunci dari tipe yang satu ini adalah meminta maaf diiringi dengan menawarkan ganti rugi untuk memperbaiki keadaan.

Mengajukan permintaan maaf pada pasangan dengan tipe making restitution akan membuktikan betapa seriusnya kamu untuk memperbaiki keadaan. Berikut contoh kalimat tipe making restitution:

“Aku akan gantiin barang yang telah aku rusakin”

“Maaf ya hari ini nggak bisa temenin kamu makan siang, besok aku janji untuk luangin waktu ku untuk kamu”

“Apa yang bisa aku lakukan untuk menebus kesalahan ku?”

Menawarkan ganti rugi terhadap kesalahan yang telah kamu perbuat akan menunjukkan betapa seriusnya kamu saat meminta maaf.

Genuinely repenting

Tipe genuinely repenting akan meminta maaf dengan berjanji untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Meski demikian, orang dengan tipe genuinely repenting akan benar-benar berusaha untuk tidak melanggar janji yang telah ia buat.

Kunci dari menghadapi tipe genuinely repenting adalah janji dan usaha untuk tidak mengulangi kesalahan. Berikut contoh kalimat dari tipe genuinely repenting:

“Aku janji besok tidak akan terlambat menjemputmu”

“Aku janji akan tidak akan melakukan kesalahan yang sama”

“Aku janji tidak akan menghubungi orang itu lagi”

Tentu saja dari janji-janji yang diutarakan harus diiringi dengan bukti-bukti dikemudian hari.

Requesting forgiveness

Tipe requesting forgiveness akan meminta maaf dengan memohon pengampunan dan memberikan kekuasaan sepenuhnya kepada target untuk memaafkan atau tidak. Tentunya kita tidak perlu memaksakan orang itu untuk memaafkan kita. Biasanya mereka hanya membutuhkan waktu untuk bisa memaafkan.

Sama dengan love language, tiap orang juga memiliki tipe apology language yang berbeda-beda. Kamu perlu mengenali pasanganmu merupakan individu dengan tipe apology language yang seperti apa. Jika sudah mengetahui, kamu tinggal menyesuaikan cara permintaan maaf mana yang perlu kamu gunakan.

Memiliki masalah dengan pasangan kerap kali membuat kita tidak bisa berpikir jernih hingga stress dan depresi. Jika sudah sampai ke tahap ini, jangan ragu untuk mengunjungi Klinik Konsultasi Psikologi atau melakukan Konseling Online.

Baca Artikel Kami Lainnya : Mengenal Bahaya Emotional Invalidation