Penjelasan Otak Cepat Lelah Saat Memikirkan Sesuatu Yang Sulit

Mengapa ketika kamu memikirkan sesuatu yang sulit membuat dirimu cepat lelah? Ternyata ada penjelasan secara nerologisnya.

Biopsikologi1048 Views

Logos Indonesia – Mengapa ketika kamu memikirkan sesuatu yang sulit membuat dirimu cepat lelah? Ternyata ada penjelasan secara nerologisnya.

Bagaimana cara otak merespon ketika kamu berusaha memahami sesuatu yang sulit? Ternyata, otak kita merespon dengan cara berbeda ketika kita memahami sesuatu yang mudah. Hal itulah mengapa dirimu akan merasa pusing dan cepat lelah ketika memahami materi yang sulit dari pada materi yang mudah.

Baca Artikel Kami Lainnya: Cara Mengatasi Lelah Otak. Kondisi Sangat Lelah Walaupun Beraktivitas Ringan.

Coba kamu ingat-ingat kembali, ketika kamu mempelajari matematika yang merupakan pelajaran yang sulit dipahami. Saat kamu berusaha untuk memahami setiap rumus dalam pelajaran matematika tersebut. Saat pertama kali memahaminya, kinerja otak yang digunakan lebih besar dari pada biasanya. Hal ini membuat usaha keras untuk memahami semua. Setelah mampu memahami materi matematika tersebut. Kamu merasa pusing dan lelah sekali. Kondisi tersebut merupakan hal yang wajar dan banyak dialami oleh setiap orang.

Karena itu berpikir keras akan membuat semua orang lelah. Sebelumnya kondisi tersebut tidak dipahami oleh para ahli. Hingga saat ini, terdapat penelitian baru yang mampu menjelaskan kondisi tersebut. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa penyebab dari perasaan kelelahan akibat berpikir keras karena adanya penumpukan neurotransmitter glutamat di bagian korteks presental lateral.

Baca Artikel Kami Lainnya: Lelah Otak Berbeda Dengan Stres. Pahami Dan Kenali Kelelahan Otak.

Namun, diketahui bahwa glutamat tidak bisa dikontrol dengan menggunakan obat. Hal ini karena glutamat merupakan neurotransmitter yang paling banyak berada di otak. Jadi, cara yang termudah dan efektif untuk mengatasi kondisi tersebut adalah dengan beristirahat.

Penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti di Paris yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology. Kinerja otak yang terlalu keras dapat mengubah metabolisme otak yang menyebabkan adanya penumpukan neurotransmitter glutamat di area korteks prefontal.

Bagaimana Cara Otak Merespon Ketika Kamu Berusaha Memahami Sesuatu Yang Sulit?

Selama bertahun-tahun sebelumnya, para peneliti mencoba Menjelaskan mengapa kita cenderung merasa lelah saat memikirkan sesuatu yang sulit atau berusaha berpikir keras. Dulu, terdapat satu hipotesis populer, yaitu cost – benefit. Seseorang akan lebih memilih untuk mementingkan tugas yang melelahkan dan beralih ke sesuatu yang lebih bermanfaat. Kelelahan akibat berpikir terlalu keras menjadi hanya ilusi. Namun baru-baru ini terdapat penemuan yang menunjukkan adanya faktor biologis dalam menjelaskan kondisi kelelahan setelah berpikir keras.

Dalam penelitian terbaru ini dilakukan menggunakan teknik pencitraan yang disebut skeletroskopi resonansi magnetik untuk memantau tingkat glutamat di otak. Penelitian ini dilakukan oleh Antonius Wiehler dari Universitas Pitié-Salpêtrière di Paris. Partisipan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 peserta yang melakukan tugas kognitif yang sulit dan yang mudah. Mereka diminta untuk memutuskan Apakah huruf merah dan hijau yang ditampilkan di layar komputer masing-masing sama atau berbeda dari sebelumnya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apa Yang Otak Lakukan Saat Kita Tertidur?

Kemudian peneliti membagi dua kelompok peserta tersebut menjadi kelompok yang melakukan tugas kognitif yang mudah dan kelompok yang melakukan tugas kognitif yang sulit. Para peserta akan melakukan tugas kognitif tersebut selama 6 jam.

Hasilnya adalah kelompok yang melakukan tugas kognitif yang sulit membutuhkan penyimpanan informasi dalam jumlah yang lebih besar untuk memori kerja mereka. Sehingga menimbulkan kelelahan otak yang lebih besar.

Di sela-sela percobaan tersebut, para peneliti memberikan pilihan untuk memberikan uangnya sekarang atau nanti? Asumsi peneliti adalah seseorang yang mengalami kelelahan kognitif akan sulit mengkontrol diri mereka sehingga akan lebih bersikap impulsif. Ternyata asumsi tersebut benar. Mereka yang melakukan tugas kognitif yang sulit, cenderung lebih impulsif.

Peneliti mengungkapkan bahwa, hal ini disebabkan adanya peningkatan 8% kadar glutamat di korteks preforter lateral. Fungsi dari korteks reforma lateral adalah untuk pengambilan keputusan. Di mana kelompok yang melakukan tugas kognitif yang mudah tidak terjadi peningkatan kadar glutamat di korteks prefontal lateral.

Beristirahatlah Saat Kondisi Otak Lelah

Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa selama kita berpikir, terdapat perubahan metabolisme otak akibat akumulasi glutamat di korteks prefontal lateral. Sehingga akan lebih banyak energi yang digunakan untuk memulihkan konsentrasi glutamat di bagian korteks prefontal lateral. Sehingga dalam kondisi kelelahan otak kita berusaha untuk melakukan tindakan yang hanya membutuhkan sedikit usaha dan cenderung mengambil keputusan secara impulsif sebagai memberikan keuntungan jangka pendek.

Namun penelitian ini memiliki keterbatas karena ukuran sampel yang kecil. Sedangkan alat yang digunakan tidak cukup sensitif untuk membedakan neurotransmitter terutama dan molekul lainnya di otak.

Glutamat merupakan neurotransmitter yang sangat berlimpah di otak. Karena itu penggunaan obat tidak layak untuk mengatasi kondisi tersebut. Cara yang terbaik adalah dengan melepaskan sumber yang membuat kita lelah dan beristirahat. Tidur merupakan cara paling efektif untuk mengatasi kelelahan otak. Jadi tidurlah secara teratur dan tidur yang berkualitas.

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment