Perbedaan dan Persamaan Teori Gestalt dengan Psikologi Kognitif

Teori gestalt adalah salah satu aliran dalam psikologi yang berfokus pada bagaimana manusia mempersepsi dan mengorganisasi informasi visual.

Logos IndonesiaApakah kamu pernah melihat gambar-gambar yang bisa ditafsirkan dengan lebih dari satu cara? Misalnya, gambar yang bisa dilihat sebagai wajah tua atau muda, atau gambar yang bisa dilihat sebagai bebek atau kelinci. Jika ya, maka kamu telah mengalami salah satu fenomena yang dipelajari oleh teori gestalt.

Teori gestalt adalah salah satu aliran dalam psikologi yang berfokus pada bagaimana manusia mempersepsi dan mengorganisasi informasi visual. Teori gestalt beranggapan bahwa manusia tidak hanya melihat bagian-bagian dari suatu objek, tetapi juga melihat keseluruhan objek sebagai suatu bentuk atau pola yang utuh dan bermakna. Teori gestalt juga beranggapan bahwa manusia cenderung mengelompokkan objek-objek yang memiliki kesamaan atau keterkaitan menjadi suatu kesatuan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Memanfaatkan Prinsip Gestalt dalam Pengajaran dan Pembelajaran.

Psikologi kognitif adalah salah satu cabang dalam psikologi yang berfokus pada bagaimana manusia memproses, menyimpan, dan menggunakan informasi. Psikologi kognitif beranggapan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk berpikir, belajar, mengingat, menyelesaikan masalah, dan membuat keputusan dengan menggunakan fungsi-fungsi mental seperti persepsi, ingatan, bahasa, logika, dan kreativitas. Psikologi kognitif juga beranggapan bahwa manusia bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor internal seperti motivasi, emosi, atau kepribadian dan faktor-faktor eksternal seperti lingkungan, budaya, atau sosial.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang perbedaan dan persamaan teori gestalt dengan psikologi kognitif. Kita akan melihat bagaimana kedua aliran ini memiliki pandangan yang berbeda maupun sama tentang proses-proses mental manusia. Kita juga akan melihat bagaimana kedua aliran ini memiliki kontribusi dan implikasi yang penting untuk bidang-bidang lain seperti seni, desain, pendidikan, atau komunikasi.

Perbedaan Teori Gestalt dengan Psikologi Kognitif

Teori gestalt dan psikologi kognitif memiliki perbedaan-perbedaan yang cukup signifikan dalam hal aspek-aspek berikut:

Asal-Usul Dan Sejarah

Teori gestal muncul pada awal abad ke-20 di Jerman sebagai reaksi terhadap aliran strukturalisme dan behaviorisme yang dianggap terlalu mekanistik dan reduksionistik dalam mempelajari psikologi. Teori gestal didirikan oleh para psikolog seperti Max Wertheimer, Wolfgang Kohler, Kurt Koffka, dan Kurt Lewin. Psikologi kognitif muncul pada pertengahan abad ke-20 di Amerika Serikat sebagai reaksi terhadap aliran behaviorisme yang dianggap terlalu mengabaikan proses-proses mental dalam mempelajari psikologi. Psikologi kognitif didirikan oleh para psikolog seperti George Miller, Ulric Neisser, Jerome Bruner, dan Noam Chomsky.

Objek dan Metode Penelitian

Teori gestal lebih berfokus pada objek penelitian yang bersifat visual dan spasial, seperti bentuk, warna, gerak, atau kedalaman. Teori gestal menggunakan metode penelitian yang bersifat eksperimental dan fenomenologis, yaitu dengan mengamati dan mengukur respons-respons subjek terhadap stimulus-stimulus visual yang bervariasi. Psikologi kognitif lebih berfokus pada objek penelitian yang bersifat verbal dan simbolik, seperti kata-kata, angka, atau gambar. Psikologi kognitif menggunakan metode penelitian yang bersifat komputasional dan kognitif, yaitu dengan membuat dan menguji model-model matematis atau komputer yang merepresentasikan proses-proses mental subjek.

Konsep dan Teori Utama

Teori gestalt memiliki konsep dan teori utama yang berkaitan dengan prinsip-prinsip organisasi persepsi, yaitu bagaimana manusia mengelompokkan dan menginterpretasikan informasi visual menjadi suatu bentuk atau pola yang utuh dan bermakna. Beberapa prinsip organisasi persepsi yang dikemukakan oleh teori gestalt adalah prinsip kesatuan, prinsip kesinambungan, prinsip kedekatan, prinsip kemiripan, prinsip penutupan, dan prinsip kesederhanaan.

Psikologi kognitif memiliki konsep dan teori utama yang berkaitan dengan struktur dan fungsi proses-proses mental, yaitu bagaimana manusia memproses, menyimpan, dan menggunakan informasi. Beberapa struktur dan fungsi proses-proses mental yang dikemukakan oleh psikologi kognitif adalah sistem ingatan sensorik, sistem ingatan jangka pendek, sistem ingatan jangka panjang, sistem perhatian, sistem bahasa, sistem penalaran, dan sistem pemecahan masalah.

Persamaan Teori Gestal dengan Psikologi Kognitif

Teori gestalt dan psikologi kognitif memiliki persamaan-persamaan yang cukup banyak dalam hal aspek-aspek berikut:

Tujuan dan Pandangan

Teori gestalt dan psikologi kognitif memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memahami bagaimana manusia mempersepsi dan mengorganisasi informasi. Teori gestalt dan psikologi kognitif juga memiliki pandangan yang sama yaitu bahwa manusia adalah makhluk aktif dan kreatif yang mampu menghasilkan makna dari informasi yang diterima.

Konsep-Konsep Dasar

Teori Gestalt dan psikologi kognitif memiliki konsep-konsep dasar yang sama yaitu stimulus, respons, proses, dan struktur. Stimulus adalah informasi yang masuk ke dalam sistem sensorik manusia. Respons adalah reaksi atau tindakan yang dihasilkan oleh manusia terhadap stimulus. Proses adalah langkah-langkah atau operasi mental yang dilakukan oleh manusia untuk mengubah stimulus menjadi respons. Struktur adalah susunan atau organisasi dari stimulus, respons, atau proses.

Faktor-Faktor Pengaruh

Teori gestalt dan psikologi kognitif mengakui bahwa ada faktor-faktor internal dan eksternal yang bisa mempengaruhi proses-proses mental manusia. Faktor-faktor internal adalah karakteristik atau kondisi dari individu itu sendiri, seperti motivasi, emosi, kepribadian, atau pengalaman. Faktor-faktor eksternal adalah karakteristik atau kondisi dari lingkungan atau situasi tempat individu berada, seperti konteks, budaya, sosial, atau fisik.

Artikel oleh: Logos Indonesia.