Seberapa Penting Kemampuan Merasakan Rasa Sakit Dan Cara Untuk Mengontrolnya

Seberapa penting kemampuan merasakan rasa sakit dan cara untuk mengontrolnya. Rasa sakit adalah cara tubuh mengirimkan sinyal tanda bahaya.

Logos Indonesia Ketika seseorang mampu merasakan rasa sakit, artinya orang tersebut adalah orang yang normal. Terdapat beberapa orang yang tidak mampu merasakan rasa sakit. Kemampuan merasakan rasa sakit tentu saja sangat penting bagi setiap individu untuk mendeteksi adanya bahaya dalam tubuh.

Bagaimana jadinya ketika badanmu terkena barang dan tidak merasakan kesakitan. Maka kamu tidak mampu mendeteksi adanya bahaya yang mengancam dirimu. Jadi seseorang yang tidak mampu merasakan sakit sejak lahir mengalami kerugian besar bagi dirinya. Tentu saja akan beresiko mengalami cedera hingga kematian yang tidak disadari.

Dalam artikel ini kita akan membahas bahwa rasa sakit itu penting dimiliki setiap orang dalam keadaan yang normal. Kemudian Bagaimana cara untuk mengendalikan rasa sakit tersebut. Berikut ini yang akan dijelaskan beberapa cara untuk mengendalikan rasa sakit.

Bersyukurlah Kamu Mampu Merasakan Rasa Sakit

Tangan terluka.

Bagi kamu yang masih merasakan rasa sakit ketika dipukul, maukah kamu harus bersyukur dengan hal tersebut. Hal ini karena ada beberapa orang yang tidak mampu merasakan rasa sakit dan itu mampu memberikan dampak fatal bagi keselamatan dirinya.

Bayangkan ketika kamu terkena api di belakang tubuhmu yang tidak kamu sadari. Bagi seseorang yang tidak mampu merasakan rasa sakit tidak akan menyadari ada bahaya di belakangnya. Sehingga tidak akan memberikan penanganan dasar untuk memadamkan api di tubuhmu. Tentu saja hal tersebut berdampak fatal bagi keselamatan jiwamu.

Baca Artikel Kami Lainnya: Penanganan Psikologis Bulimia Nervosa.

Karena itu fungsi dari rasa sakit adalah memberikan sinyal bahwa tubuh sedang dalam ancaman. Itu merupakan fungsi tubuh untuk bertahan hidup. Jika seseorang tidak mampu merasakan rasa sakit, maka dirinya tidak memiliki fungsi pertahanan dasar demi keselamatan dirimu sendiri.

Tapi terkadang, rasa sakit yang terlalu berlebihan juga akan mengganggu aktivitas sehari-harimu. Biasanya orang yang merasakan rasa sakit sepanjang hari merupakan seseorang yang menderita suatu penyakit yang kronis. Namun, rasa sakit juga menjadi salah satu gejala dari penyakit yang ringan, seperti sakit gigi.

Terlepas seseorang memiliki penyakit yang kronis maupun ringan. Tetap saja rasa sakit merupakan suatu penderitaan bagi orang yang mengalaminya. Bagi penyakit yang ringan tentu rasa sakit itu akan segera hilang setelah sembuh dari penyakit. Sedangkan seseorang yang memiliki penyakit yang berat, harus mampu beradaptasi dengan sensasi rasa sakit itu sendiri. Karena itu mengontrol rasa sakit menjadi salah satu cara untuk bisa beraktivitas sehari-hari dengan normal.

Alihkan Konsentrasimu Pada Hal Lain

Para peneliti menganalisis para tentara dalam peperangan yang terluka di medan perang namun tidak merasakan sensasi rasa sakit yang begitu kuat. Diketahui bahwa para tentara sangat terkonsentrasi untuk menyelamatkan diri dan mengalahkan musuh. Bahkan ketika terkena tembakan peluru mereka tidak merasakan sakit hingga beberapa saat setelah di tembak.

Berdasarkan hal tersebut menjelaskan bahwa ketika kita terfokus pada suatu hal yang penting. Maka rasa sakit yang kamu rasakan akan terhambat karena fokus pikiranmu ke arah yang lain. Hal inilah yang menjadi cara untuk mengendalikan rasa sakit akut maupun rasa sakit kronis.

Baca Artikel Kami Lainnya: Jangan Sampai Kamu Mengalami Anoreksia Nervosa. Ini Tips Diet Sehat Dari Kami.

Fokus manusia hanya terbatas. Sehingga seseorang hanya bisa fokus pada satu hal di satu waktu saja. Sangat sulit membagi fokus kepada dua hal yang berbeda di satu waktu. Faktor atensi selektif menjadi penjelasan dari pengontrolan rasa sakit itu.

Atensi selektif adalah fokus perhatian di bagian tertentu saja, tidak kepada seluruh bagian. Jadi ketika kamu berada di suatu tempat, misalkan di pasar. Di sana banyak sekali aktivitas orang yang sedang membeli sayur mayur, sedang berjalan, sedang berjualan dan dirimu saat itu yang sedang menawar sayur mayur.

Ketika kamu fokus pada transaksi membeli sayur-mayur tersebut. Maka kamu tidak memfokuskan diri pada seseorang yang sedang berdiri di sekelilingmu, seseorang yang sedang berjalan, situasi saat itu, kondisi lantai, dan lain-lain. Kamu hanya fokus pada tawar-menawar sayur-mayur di pasar. Nah, fokus pada satu hal itulah yang disebut atensi selektif.

Jadi ketika kamu sedang sakit gigi ataupun sedang merasakan sakit akibat dampak dari suatu penyakit fisik. Maka kamu bisa alihkan fokusmu bukan ke rasa sakit itu, melainkan kepada kegiatan produktif lainnya. Hal tersebut mampu mengalihkan pikiranmu dari sensasi rasa sakit menjadi melakukan hal yang produktif.

Sebagai contoh seseorang yang menderita sakit punggung yang sangat sakit. Maka ketika orang tersebut berfokus pada rasa sakit itu. Maka dirinya hanya akan mengeluh pada keadaan dan tidak akan mengatasi rasa sakit itu. Tapi jika kamu mampu mengontrol rasa sakit itu dengan mengalihkan konsentrasimu padahal lain. Maka secara tidak sadar kak rasa sakit yang kamu rasakan semakin berkurang. Kelebihannya adalah kamu mampu melakukan banyak kegiatan.

Cara ini hanya mengontrol rasa sakit tersebut dan tidak untuk menghilangkan rasa sakit itu. Sehingga masih perlu penanganan medis untuk mengatasi sumber dari rasa sakit itu. Cara ini menjadi cara alternatif bagi seseorang yang menderita penyakit yang selalu memberikan rasa sakit sepanjang hari.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Singkat AlbAlbertert Ellis Dan Terapi REBT.

Davison, G. C., Neale, J. M., Kring, A. M. (2017). Psikologi Abnormal Edisi Ke-7. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment