Sindrom Earworm, Ketika Otak Memutarkan Musik

Earworm, ketika otak memutarkan musik , walaupun saat itu kita sedang tidak mendengarkan musik. Hal adalah wajar dan tidak berbahaya.

Biopsikologi1366 Views

Logos Indonesia Apakah kamu pernah terngiang-ngiang pada sebuah lagu di kepalamu? Kamu merasakan terus sebuah ritme musik dalam otakmu. Bahkan untuk lagu yang kamu benci. Kamu terngiang-ngiang lagu terbaru karena dimanapun kamu berada, kamu selalu mendengarkan lagu tersebut. Hingga akhirnya tanpa sadar otak memainkan ritme lagu yang kamu benci. Namun, selain lagu itu sering didengar. Alasan lainnya adalah karena lagu tersebut easy listening. Terdapat beberapa bagian dari lagu yang mudah di ingat oleh otak.

Baca Artikel Kami Lainnya: Lalukan Ini Jika Orang Terdekat Mu Berniat Melakukan Bunuh Diri.

Namun, kamu tidak perlu khawatir jika mengalami hal tersebut. Karena itu merupakan hal yang wajar saja di alami oleh banyak orang. Fenomena ini disebut dengan sindrom earworm. Sebelum kita bahas lebih dalam apa itu earworm, sebaiknya kamu harus memahami satu hal mengenal earworm itu sendiri. Jangan kamu bayangkan earworm adalah sebuah penyakit di dalam telinga mu. Tenang saja teman – teman, earworm ini tidak berbahaya ya. Jika kamu merasa tergiang-ngiang sebuah lagu di kepalamu, tenang saja telingamu baik-baik saja. Ketika kamu mendengar lagu di kepalamu, itu bukan ulah seokor cacing yang sedang bernyayi dalam telingamu kok. Walaupun nama dari fenomena ini memiliki kata “worm” atau “cacing”, tapi yang dimaksud bukanlah cacing sebenarnya. Lalu apa itu earworm sebenarnya, mari kita bahas lebih dalam.

Apa Itu Sindrom Earworm?

Earworm.

Earworm adalah suatu kondisi yang unik pada otak manusia saat mendengarkan lagu atau suara yang terekam oleh otak. Sehingga otak memutar lagu atau suara itu terus-menerus. Karena hal tersebut, kamu tidak bisa berhenti mengingat bahkan tanpa sadar bersenandung lagu tersebut.

Fenomena ini banyak sekali diderita oleh anak-anak zaman sekarang. Hal ini karena sudah berkembangnya industri musik di dunia. Kamu tidak lagi dibatasi oleh musik lokal saja, tapi kamu dapat menjangkau musik-musik di luar negeri dengan mudah. Selain itu, dengan semakin majunya teknologi, sangat memudahkan seseorang untuk mendengarkan musik dimanapun dan kapanpun dengan mudah. Karena itu, mungkin saja dalam sehari kamu bisa mendengarkan berbagai macam lagu hingga berkali-kali hingga ratusan kali. Hal itu menjadikan fenomena earworm merupakan fenomena biasa di kalangan anak muda zaman sekarang.

Baca Artikel Kami Lainnya: Perls, Tokoh Psikologi Yang Memusatkan Pada Masa Kini.

Dilansir dari Brain Academy, banyaknya orang yang merasakan earworm di buktikan dalam sebuah riset tentang obsesi musik yang dilaksanakan pada tahun 2004. Dalam riset tersebut menghasilkan sebanyak 98% orang barat pernah merasakan earworm selama hidupnya. Mereka mengaku pernah merasakan terngiang-ngiang pada satu lagu yang sedang trend pada masanya.

Mengapa Bisa Terjadi Sindrom Earworm?

Musik dan otak.

Earworm terjadi karena lagu atau suara tersebut terjebak di dalam otakmu, khususnya pada auditory cortex (konteks pendengaran). Auditory cortex ini merupakan bagian dalam otak yang bertugas pada pemberian persepsi pada suara secara sadar. Auditory cortex ini akan menerima suara dari luar telinga kita dan akan di ubah menjadi kata-kata yang kita baca sekarang ini. Jadi suara yang kamu dengar sekarang ini bisa kamu pahami dengan adanya auditory cortex ini. Karena pada awalnya suara itu tidak bisa dimaknai lebih dalam tanpa ada proses berpikir. Seperti suara barang terjatuh. Kamu memahami perbedaan bunyi pada jenis-jenis barang yang terjatuh berdasarkan bahan pembuatan barang itu. Misalkan, jika gelas beling terjatuh, suaranya akan terdengar lebih nyaring dari pada gelas yang terbuat dari plastik. Pemaknaan suara inilah merupakan tugas dari auditory cortex.

Berdasarkan penjelasan auditory cortex tersebut, kamu akan memahami bagaimana kamu bisa memahami sebuah lagu dengan baik. Kamu bisa memahami secara bahasa maupun secara emosional. Namun, dalam kasus earworm ini yang terjadi adalah lagu atau suara itu terjebak dalam auditory cortex. Artinya lagu tersebut tidak bisa lepas dalam pemprosesan pemaknaan suara yang mengarah ke otak. Itulah mengapa alasan kamu terus menerus merasa mendengarkan sebuah lagu, walaupun saat itu sedang tidak mendengarkannya.

Apakah Ada Ciri Khusus Pada Lagu Tertentu Yang Menimbulkan Earworm?

Jika di analisis lebih jauh lagi, earworm ini cenderung terdapat pada lagu yang memiliki ciri-ciri yang serupa. Salah satunya adalah jenis lagu yang ceriah dan memiliki beat yang cepat dan pengulangan nada yang catchy di dengarkan. Dilansir dalam Brain Academy, terdapat tiga ciri lagu  yang memiliki potensi lebih besar kita mengalami earworm setelah kita mendengarkannya. Ciri-ciri ini berdasarkan hasil riset dari Kelly Jakubowski, seorang psikolog musik. Menurutnya lagu yang memiliki tempo yang cepat (upbeat) dan memiliki kesan ceria lebih mudah diingat oleh otak di bandingkan lagu ballad yang memiliki tempo lambat. Kemudian memiliki kesamaan pada pola nada yang dimiliki lagu-lagu populer. Hal ini karena, lagu tersebut terdengar lebih familiar ketika didengar. Sehingga otak tidak perlu terlalu lama memproses di setiap nadanya. Ciri yang terakhir adalah memiliki tempo yang naik dan turun secara drastis atau tidak monoton. Sehingga menarik perhatian kita saat mendengarkannya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Mengenal Lebih Dalam Mengenai OCD.

Artikel oleh: Logos Indonesia.