Terapkan Strategi Mnemonik Sesuai Usia Untuk Meningkatkan Daya Ingat Anak

Terapkan Strategi Mnemonik sesuai usia untuk meningkatkan daya ingat anak. Kenali kemampuan tiap usia anak.

Logos Indonesia Proses mengingat diawali dengan memproses informasi yang diterima dari lingkungan sekitar. Informasi tersebut berupa mendengar suara, melihat tulisan, mencium bau makanan, meraba benda dan merasakan makanan. Semua informasi itu diperoleh dari kelima panca indra.

Anak dalam mempelajari lingkungan sekitar maupun pembelajaran di sekolah menggunakan informasi yang diterima oleh panca indra. Informasi dari lenglihatan, pendengaran, penciuman, peraba dan pengecap akan diproses oleh otak untuk dipahami sebagai proses pembelajaran. Informasi yang telah dipelajari tersebut akan disimpan dalam memori di otak. Di mana sewaktu-waktu memori tersebut akan digunakan kembali ketika diperlukan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Tugas Perkembangan Anak Usia 0-12 Tahun Menurut Havighurst.

Ketika memori tersebut terus digunakan, maka memori tersebut akan terus bertahan dalam jangka waktu yang lama. Namun ketika memori tersebut hampir tidak digunakan kembali, maka ingatan tersebut mulai memudar atau terjadinya proses pelupaan memori.

Dalam proses daya ingat anak, perlu strategi khusus untuk meningkatkan daya ingat anak. Terlebih jika anak sudah mulai memasuki sekolah dasar. Proses pembelajaran yang berkaitan dengan daya ingat sangat diperlukan untuk menunjang nilai akademik anak.

Baca Artikel Kami Lainnya: Terapkan Metode Ini Untuk Cepat Menghafal Apapun.

Karena itu strategi mnemonik merupakan salah satu cara untuk meningkatkan daya ingat anak untuk menunjang proses pembelajaran. Jika kita memaksa anak untuk menghafal informasi tanpa makna. Maka anak tidak mampu mempertahankan memori tersebut dalam jangka waktu lama. Selain itu, anak perlu usaha lebih untuk mengingat informasi sedikit.

Jenis-Jenis Memori Dalam Otak

Terdapat tiga bagian memori dalam memproses informasi di otak. Memori tersebut terdiri dari memori sensori (sensory memory), memori kerja (working memory), dan memori jangka panjang (long term memory). Berikut ini dijelaskan ketiga jenis memori tersebut.

Memori Sensori

Sifat dari memori sensori adalah berjangka waktu singkat dan sementara. Informasi yang masuk melalui panca indra merupakan proses awal dari penyimpanan Informasi. Pada usia bayi lebih banyak menggunakan memori sensori. Karena sifat dari memori sensori Ini sementara. Maka jika informasi tersebut tidak diulang-ulang kembali atau tidak digunakan secara terus-menerus. Maka informasi tersebut akan hilang dengan cepat.

Memori Kerja

Memori kerja merupakan proses lanjutan dari memori sensori. Sifat memori ini memiliki jangka waktu yang pendek atau lebih dikenal dengan memori jangka pendek. Hal ini karena informasi yang masuk melalui panca indra sedang diproses dalam otak. Namun belum masuk ke dalam memori jangka panjang. Ketika seseorang sudah menyimpan informasi di memori kerja. Maka informasi tersebut dapat dipahami, diingat, dipikirkan dan dipanggil kembali sewaktu-waktu diperlukan.

Memori Jangka Panjang

Memori jangka panjang menyimpan memori dalam jangka waktu yang lama. Memori pada anak usia sekolah sudah mampu menggunakan memori jangka panjang. Semakin bertambahnya usia, semakin berkembang pesat memori jangka panjang seseorang. Sebagai contoh anak di usia sekolah sudah mampu mengingat gambar secara visual, menghitung angka dalam hati dan mengingat informasi spasial lebih mendetail.

Gunakan Strategi Mnemonik Sesuai Usia Anak

Strategi Mnemonik adalah cara untuk mengingat sesuatu melalui bantuan visual dan verbal. Dengan menggunakan strategi mnemonik, anak mampu mengingat informasi dengan cara memberikan makna di dalamnya. Informasi tersebut dapat berjangka waktu lama dan mudah untuk diterapkan.

Proses memori harus dilatih lebih sering seiring dengan waktu untuk melatih anak mengingat informasi tersebut. Berikut ini adalah strategi mnemonik yang telah disesuaikan dengan usia anak.

Bantuan Memori Eksternal

Strategi ini sudah dapat dilakukan mulai usia 6 tahun dan harus sudah terbiasa di usia 8 tahun. Contoh, menggunakan buku catatan untuk mengingat dan memahami materi tersebut.

Mengulang Informasi Tersebut

Strategi ini sudah bisa diajarkan mulai usia 6 tahun dan di usia 7 tahun sudah mampu melakukannya secara spontan. Contoh, anak terus-menerus mengulang kata untuk menghafal informasi tersebut.

Semantik Organization

Strategi mengingat dengan cara mengelompokkan berdasarkan kategori sudah bisa dilakukan di usia 10 tahun. Anak mampu mengingat jenis-jenis hewan berdasarkan kategori yang hidup di laut dan hidup di darat.

Elaborasi

Strategi mengingat dengan cara membuat asosiasi dari dua informasi atau lebih. Anak dapat mudah mengingat informasi tersebut dengan membuat singkatan atau membuat cerita dari informasi tersebut. Untuk anak usia yang lebih kecil dalam melakukan strategi ini masih perlu dibantu oleh orang dewasa. Namun untuk anak-anak yang lebih besar usianya sudah bisa melakukannya sendiri. Sebagai contoh, anak mampu mengingat warna pelangi dengan meningkatnya menjadi “mejikuhibiniu”.

Imagery

Strategi mengingat dengan kata kunci. Anak yang mulai bisa menggunakan strategi ini merupakan usia di pertengahan masa kanak-kanak. Sebagai contoh, cara anak mengingat ibu kota Maryland adalah ada kata kunci “Mary”.

Method of Loci

Strategi mengingat dengan mengasosiasikan informasi tersebut dengan tempat. Strategi ini mulai berkembang di usia pertengahan masa kanak-kanak. Anak mampu mengingat benda yang disimpannya berdasarkan tempat ia menaruh.

Sistem Abjad

Sistem mengingat dengan cara mengorganisasikan kata berdasarkan abjad yang kemudian diurutkan dari A-Z. Strategi ini sudah mampu digunakan pada usia pertengahan masa anak-anak. Sebagai contoh, anak menghafal kosakata bahasa Inggris berdasarkan urutan abjad.

Baca Artikel Kami Lainnya: Lakukan Cara Ini Agar Anak Memiliki Kecerdasan Emosi (EQ) Yang Tinggi.

Hapsari, I. Indri. (2016). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Indeks.

Artikel oleh: Logos Indonesia.