The Monster Study. Eksperimen Yang Tidak Etis Dilakukan Kepada Anak-anak

The Monster Study. Eksperimen yang tidak etis dilakukan kepada anak-anak yang memiliki gangguan berbicara atau gagap.

Logos Indonesia – The Monster Study merupakan penelitian yang dilakukan oleh Wendell Johnson pada tahun 1930-an. Penelitian ini dilakukan di Amerika Serikat yang bertujuan untuk mencari tahu dampak dari terapi pada anak-anak dengan gangguan bahasa dan komunikasi.

Namun dalam prosedurnya memiliki kontroversi di kalangan peneliti lainnya. Hal ini karena Dampak yang diberikan pada anak-anak dalam penelitian tersebut memiliki dampak yang negatif untuk perkembangan mereka selanjutnya. Tentu saja hal ini melanggar etika dalam penelitian. Karena itu, pada awalnya pelaksanaan dilakukan secara tersembunyi dan hanya diketahui kalangan tertentu saja.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Harry Harlow dan Penelitiannya Yang Kontroversial.

Mengenai Penelitian yang dilakukan oleh Wendell Johnson dan rekan-rekannya yang sangat kontroversial saat itu. Prosedur yang dilakukan termasuk melanggar etika penelitian. Dan karena itu juga, penelitian ini dianggap sebagai pelanggaran yang harus dipertanggungjawabkan.

Apa Itu Monster Study?

Eksperimen Wendell Johnson, image by Nicholas Johnson.
Eksperimen Wendell Johnson, image by Nicholas Johnson.

The Monster Study merupakan penelitian yang meneliti tentang gangguan berbicara pada anak atau gagap. Penelitian ini dipimpin oleh Wendell Johnson sebagai seorang psikolog asal Amerika dan dibantu oleh Maria Tudor, sebagai salah satu mahasiswa pascasarjananya. Penelitian ini dilakukan di Universitas of Lowa pada tahun 1939. Subjek dalam penelitian ini merupakan anak-anak yatim piatu dari panti asuhan veteran yang berada di Lowa. Jumlah subjek penelitian tersebut sekitar 22 anak.

Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk menganalisis Apakah gagap dapat dikurangi dengan terapi dengan menggunakan penguatan positif. Pada saat itu, Wendell Johnson meyakini bahwa gagap merupakan perilaku yang dipelajari.

Gagap merupakan gangguan pendengaran dan bicara, di mana mereka merasa khawatir dan ketegangan. Jadi, hasil dari ketegangan dan kekhawatiran seseorang akan memperburuk kelancaran bicaranya yang terdengar seperti gagap. Pemikiran tersebut yang mendasari Wendell Johnson melakukan penelitian ini. Wendell Johnson meyakini bahwa gagap dapat dihindari dan gagap merupakan akibat dari tekanan yang diberikan oleh orang-orang.

Desain Penelitian Eksperimen The Monster Study

The Monster Study dilakukan dengan 22 anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan veteran di sekitar lowa dan terindikasi memiliki gangguan bicara yaitu gagap. Namun, dari 22 anak tersebut terdapat 10 anak yang terindikasi mengalami gagap.

Tudor sebagai bagian dari penelitian ini memberikan seleksi penilaian berupa pidato anak-anak. Anak-anak diminta untuk melakukan pidato kemudian para tim peneliti akan memberikan skala 1-5. Di mana skala 1 mengindikasikan kelancaran berbicara yang rendah atau buruk. Sedangkan semakin menuju ke angka 5, penilaian akan semakin bagus atau kelancaran berbicara yang tinggi.

Baca Artikel Kami Lainnya: Eksperimen Asch yang terkenal tentang konformitas.

Melalui metode tersebut, anak-anak terbagi menjadi beberapa kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok eksperimen yang terdiri dari 5 orang. Kelompok kedua merupakan kelompok kontrol yang terdiri dari 5 orang. Di mana kelompok kontrol dan kelompok eksperimen merupakan anak yang memiliki gangguan berbicara atau gagap. Sedangkan 12 anak lainnya akan dipilih secara acak.

Kemudian, untuk 12 anak lainnya ini akan dikelompokkan lagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen secara acak. Di mana 6 anak akan dimasukkan ke kelompok kontrol dan 6 anak lainnya dimasukkan ke kelompok eksperimen secara acak. Rata-rata usia mereka sekitar 5-15 tahun.

Perlu diingat bahwa dalam melaksanakan penelitian ini, anak-anak yang ikut serta berpartisipasi tidak mengetahui bahwa dirinya bagian dari subjek penelitian. Anak-anak tersebut percaya bahwa mereka sedang melakukan terapi yang berlangsung sekitar 4 bulan lamanya, yaitu dari Januari-Mei 1939.

Maria Tudor sebagai asisten peneliti telah menyiapkan naskah terapi untuk setiap kelompoknya. Setengah dari anak-anak tersebut akan diberikan kalimat positif dan mencoba anak tersebut tidak lagi memperhatikan komentar negatif yang dibuat oleh orang lain tentang pidato mereka. Sedangkan, setengah dari anak-anak tersebut akan diberikan komentar negatif terkait pidato mereka dan akan terus menekan mereka di setiap kesalahan pidato mereka.

Hasil Penelitian Eksperimen The Monster Study

Sebagian anak yang berada dalam kelompok kontrol yang diberikan penguatan negatif memberikan dampak yang buruk terhadap mental anak tersebut. Seperti, ketika para peneliti selalu mengkritik ketidaksempurnaan bahasa yang diucapkan oleh anak, menghinanya, menekan anak tersebut, dan mengatakan bahwa dirinya adalah anak yang gagap. Bahkan ketika anak tersebut tidak menunjukkan kegagapannya, maka para peneliti selalu berbicara bahwa anak tersebut menunjukkan gejala gagapnya.

Dampak yang diberikan terhadap anak-anak tersebut berupa gejala kecemasan. Hal ini karena mereka sangat malu karena selalu dikritik oleh para peneliti. Hal ini menyebabkan perilaku anak yang terlalu terobsesi pada pengoreksian pidatonya, menghindari komunikasi dengan orang lain, penarikan diri, dan nilai sekolah yang menurun.

Baca Artikel Kami Lainnya: Walter Mischel dan Penelitian Eksperimen Marshmallow.

Setelah dilakukan penelitian ini secara diam-diam. Akhirnya, Wendell Johnson mengatakannya ke publik dan mendapatkan kecaman yang cukup keras. Setahun kemudian setelah berakhirnya penelitian ini,Wendell Johnson meminta maaf kepada anak-anak yang menjadi subjek penelitiannya dan memberikan bantuan terapi yang sesungguhnya.

Namun gugatan terkait pelanggaran etika tetap harus dilaksanakan. Karena itu, Wendell Johnson harus bertanggung jawab dan di gugat ribuan dolar karena telah melakukan penelitian yang kontroversial ini.

Artikel oleh: Logos Indonesia.