Dampak Negatif: Quiet Quitting Bukan Cara Terbaik untuk Pengunduran Diri 

Dunia kerja memang terus berubah. Quiet Quitting atau pengunduran diri secara diam-diam telah menjadi topik yang semakin mendapat perhatian.

PIO1179 Views

Logos IndonesiaDunia kerja memang terus berubah. Quiet Quitting atau pengunduran diri secara diam-diam telah menjadi topik yang semakin mendapat perhatian. Meskipun mungkin terasa sebagai solusi yang menghindari konflik dan perpisahan yang tidak menyenangkan. Quiet Quitting membawa sejumlah dampak negatif yang dapat merugikan baik bagi karyawan maupun perusahaan. Pertama-tama, Quiet Quitting menciptakan ketidakpastian dan ketidakstabilan di lingkungan kerja. Karyawan yang secara perlahan-lahan menarik diri tanpa memberikan pemberitahuan resmi kepada atasan atau rekan kerja dapat menimbulkan kebingungan dan ketidakjelasan tentang motivasi dan niat mereka. Hal ini dapat mengganggu kinerja tim secara keseluruhan dan menciptakan ketegangan di tempat kerja. Selain itu, Quiet Quitting juga dapat menghambat perkembangan karir seseorang dengan mengurangi akses mereka terhadap sumber daya dan dukungan di tempat kerja. Karyawan yang meninggalkan pekerjaan tanpa memberikan pemberitahuan yang memadai kehilangan kesempatan untuk memanfaatkan rekomendasi yang baik atau membangun jaringan profesional yang kuat. Lebih lanjut, Quiet Quitting merusak reputasi seseorang di industri mereka. Tindakan ini dapat menciptakan persepsi bahwa seseorang tidak dapat diandalkan atau dipercaya dalam situasi yang membutuhkan kerjasama dan komunikasi yang efektif. Dalam konteks yang lebih luas, Quiet Quitting juga dapat merugikan perusahaan dengan mengganggu operasi bisnis, memperlambat pertumbuhan, dan menyebabkan kerugian finansial. Oleh karena itu, Quiet Quitting bukanlah cara terbaik untuk mengelola pengunduran diri, dan penting bagi karyawan untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang dari tindakan mereka serta mengelola transisi keluar dengan integritas dan tanggung jawab. Untuk itu, mari kita bahas dampak negatif dari Quiet quitting.

Pengertian Quiet Quitting 

Quiet Quitting adalah fenomena di mana seorang karyawan secara perlahan-lahan mulai menarik diri dari pekerjaan mereka tanpa memberikan pemberitahuan resmi kepada atasan atau rekan kerja. Istilah ini menggambarkan proses pengunduran diri yang berlangsung secara diam-diam, di mana karyawan secara bertahap mengurangi keterlibatan, produktivitas, atau minat dalam pekerjaan mereka. Quiet Quitting seringkali terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama sebelum karyawan benar-benar meninggalkan perusahaan, atau bahkan terjadi tanpa pernah memberikan peringatan sama sekali. Meskipun Quiet Quitting mungkin terasa sebagai solusi yang menghindari konflik atau perpisahan yang tidak menyenangkan. Namun dapat memiliki dampak negatif yang signifikan bagi karyawan, rekan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan.

Dampak Negatif Dari Quiet Quitting

Namun demikian, Quiet Quitting bukanlah strategi yang disarankan untuk mengelola karir, karena memiliki sejumlah dampak negatif yang dapat mempengaruhi baik karyawan itu sendiri maupun lingkungan kerja tempat mereka bekerja. Berikut dapat negatif dari Quiet Quitting:

Menciptakan Ketidakstabilan Di Tempat Kerja

Quiet Quitting menciptakan ketidakpastian dan ketidakstabilan di tempat kerja. Ketika seorang karyawan secara diam-diam menarik diri dari pekerjaan mereka tanpa memberikan pemberitahuan atau penjelasan, hal ini dapat membingungkan rekan kerja dan atasan mereka, menyebabkan gangguan dalam operasi sehari-hari, dan mengganggu dinamika tim.

Merugikan Reputasi Karyawan

Selain itu, Quiet Quitting juga dapat merugikan reputasi karyawan di industri mereka. Ketika seseorang meninggalkan pekerjaan tanpa memberikan pemberitahuan resmi atau berkomunikasi dengan baik, hal ini dapat memberikan kesan yang negatif kepada calon perekrut atau perusahaan masa depan. Kebijaksanaan dan profesionalisme dalam mengelola perpisahan dengan perusahaan saat ini sangat dihargai dalam dunia kerja yang kompetitif.

Merugikan Perkembangan Karir Dalam Jangka Panjang

Selanjutnya, Quiet Quitting juga dapat merugikan perkembangan karir seseorang dalam jangka panjang. Ketika karyawan meninggalkan pekerjaan tanpa memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk merespons atau memperbaiki masalah yang ada, mereka mungkin kehilangan kesempatan untuk memperoleh umpan balik yang berharga atau menyelesaikan proyek-proyek penting. Hal ini dapat memengaruhi reputasi mereka sebagai profesional yang dapat diandalkan dan berkomitmen, serta membatasi kesempatan untuk pengembangan dan promosi di masa depan.

Menciptakan Rasa Ketidakadilan Di Antara Rekan Kerja

Terakhir, Quiet Quitting dapat menciptakan rasa ketidakadilan di antara rekan kerja dan atasan yang tersisa. Ketika seseorang meninggalkan pekerjaan tanpa memberikan peringatan atau kesempatan bagi tim untuk menyesuaikan, hal ini dapat meninggalkan beban tambahan pada rekan kerja yang tersisa, yang mungkin harus menangani tugas-tugas tambahan atau mengisi kekosongan yang ditinggalkan. Ini dapat menciptakan rasa frustrasi dan ketidakpuasan di tempat kerja, serta mengganggu hubungan interpersonal yang penting untuk kerja sama yang efektif.

Merugikan Perusahaan Secara Keseluruhan

Dalam konteks yang lebih luas, Quiet Quitting juga dapat merugikan perusahaan secara keseluruhan. Ketika karyawan meninggalkan pekerjaan tanpa memberikan pemberitahuan yang memadai, perusahaan mungkin mengalami kesulitan dalam menemukan pengganti yang sesuai untuk posisi tersebut. Hal ini dapat mengganggu operasi bisnis, memperlambat pertumbuhan, dan bahkan menyebabkan kerugian finansial bagi perusahaan.

Dengan demikian, Quiet Quitting tidak hanya merugikan individu yang melakukan tindakan tersebut, tetapi juga dapat memiliki dampak negatif yang luas pada perusahaan dan lingkungan kerja secara keseluruhan. 

Sebagai gantinya, karyawan yang merasa tidak puas atau ingin mencari peluang baru sebaiknya memilih untuk berkomunikasi dengan jelas dan terbuka dengan atasan atau manajemen mereka, dan mengelola perpisahan mereka dengan integritas dan tanggung jawab. Dengan cara ini, mereka dapat meninggalkan jejak yang positif di tempat kerja mereka saat ini dan membangun fondasi yang kuat untuk kesuksesan karir mereka di masa depan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Mengapa Orang-orang Memilih untuk Berhenti dari Pekerjaan Mereka? Great Resignation

Artikel oleh: Logos Indonesia.

MEMBUTUHKAN KONSULTAN HRD UNTUK KEBUTUHAN ANDA? KAMI PUNYA SOLUSI MENYELURUH MASALAH HRD.

HUBUNGI KAMI MELALUI KONTAK DIBAWAH INI:

Logos Indonesia: Biro Psikologi & Konsultan HRD

Layanan:
1. Rekrutmen & Asemen Karyawan
2. Konsultansi MSDM
3. Training & Development by @logosinstituteofficial
4. Outbound
5. Konseling Online Berbasis Android & iOS by @deeptalkindonesia
6. Klinik Konsultasi Psikologi & Tumbuh Kembang Anak by @deepgrowindonesia
7. Layanan Psikologi Pendidikan by EduQuotient
.
Hubungi kami (Bisa Langsung Klink Nomor Dibawah Ini):

📱Rekrutmen, Asemen & Konsultansi MSDM: 0811-1744-456
📱Training & Outbound : 0811-1075-456
📱Klinik Psikologi, Konseling & Tumbuh Kembang Anak: 0811-1814-456
📱EduQuotient (Psi. Pendidikan): 0811-1157-456

Email : admin@logosconsulting.co.id
.
Follow Kami:
Logos Indonesia : @logosindonesiaofficial
Logos Institute : @logosinstituteofficial
DeepTalk Indonesia : @deeptalkindonesia
DeepGrow Indonesia : @deepgrowindonesia