Glass Ceiling Hambatan Karir Bagi Wanita

Glass ceiling merupakan ungkapan metafora untuk menggambarkan hambatan yang dihadapi oleh wanita dan juga kaum minoritas saat mencoba peran yang lebih tinggi dalam perusahaan.

PIO1954 Views

Logos Indonesia – Fenomena glass ceiling masih sangat asing di teling. Padahal, fenomena yang satu ini perlu mendapatkan perhatian khusus. Pasalnya, fenomena glass ceiling akan menyusahkan wanita dan kaum minoritas untuk mendapatkan posisi tinggi di suatu perusahaan.

Artikel ini akan membahas mengenai apa itu glass ceiling, penyebab, efek, hingga tips menghadapi fenomena glass ceiling.

Apa Itu Glass Ceiling?

Apa Itu Glass Ceiling

Dilansir pada Investopedia, glass ceiling merupakan ungkapan metafora untuk menggambarkan hambatan yang dihadapi oleh wanita dan juga kaum minoritas saat mencoba peran yang lebih tinggi dalam perusahaan. Fenomena ini ditemukan pertama kali pada tahun 1986.

Walaupun fenomena glass ceiling ini didefinisikan sebagai sebuah penghalang yang tidak terlihat, namun fenomena ini nyata dan dapat menjadi penghalang bagi wanita untuk mendapatkan posisi tinggi di sebuah perusahaan.

Seharusnya posisi tinggi di perusahaan bisa ditempatkan oleh orang-orang dengan kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan yang memadai. Dengan demikian, bukan menjadi alasan untuk perempuan dan kaum minoritas untuk tidak bisa menempatkan posisi tersebut.

Penyebab Glass Ceiling

Penyebab Glass Ceiling

Dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Muslim dan Perdhana pada tahun 2017, ditemukan beberapa penyebab dari fenomena glass ceiling, yaitu wanita dianggap kurang mampu dalam mengaktualisasi diri di perusahaan, wanita sulit untuk membangun relasi, adanya pandangan bahwa wanita lebih cocok di rumah daripada bekerja, dan wanita dianggap perlu membagi fokus antara bekerja dan urusan rumah.

Pandangan-pandangan tersebut membuat wanita dipandang tidak cocok untuk menempati posisi-posisi tinggi di perusahaan. Meskipun tidak semua perusahaan berpandangan demikian, namun saat ini fenomena glass ceiling secara tidak disadari masih banyak terjadi.

Efek Glass Ceiling

Efek Glass Ceiling

Adanya fenomena glass ceiling mengakibatkan berbagai dampak yang buruk pada kesehatan dan kesejahteraan manusia dalam dunia kerja. Berikut beberapa efek dari fenomena glass ceiling, yaitu:

Stress

Berdasarkan studi yang dilakukan pada tahun 2019, ditemukan bahwa glass ceiling membawa dampak stress bagi karyawan wanita. Stress yang dialami mengakibatkan penurunan produktivitas, dan dalam jangka panjang stress tersebut bisa mengakibatkan sedih, susah tidur, sakit kepala, dan cepat marah.

Ragu terhadap kemampuan yang dimiliki

Tidak mendapatkan kesempatan untuk menempati posisi tinggi di perusahaan kerap kali membuat wanita merasa ragu terhadap kemampuan yang dimiliki. Mereka akan bertanya-tanya apakah posisi itu tidak bisa didapatkan karena dirinya adalah seorang wanita atau karena kemampuannya yang tidak memadai.

Baca Artikel Kami Lainnya : Tips Mengelola Emosi di Tempat Kerja

Gangguan mood

Adanya fenomena glass ceiling ini membuat wanita dan kaum minoritas akan merasa gelisah, sulit berkonsentrasi, hingga mengarah pada gejala depresi. Gejala depresi yang dimaksud adalah putus asa, kebiasaan makan berubah, kekurangan energi, sering merasa bersalah, dan cepat marah. Jika hal ini sudah cukup mengganggu aktivitas sehari-hari dan lingkunganmu, jangan ragu untuk mengunjung Klinik Konsultasi Psikologi atau melakukan Konseling Online.

Tips Menghadapi Glass Ceiling

Tips Menghadapi Glass Ceiling

Setelah mengetahui mengenai glass ceiling, sebagai wanita dan kaum minoritas harus memiliki tanggapan cerdas untuk hal ini. Berikut beberapa tips untuk menghadapi fenomena glass ceiling:

Menunjukkan hasil kerja

Kamu harus membuktikan bahwa hasil kerjamu pantas menjadi pertimbangan untuk mendapatkan kenaikan posisi. Atasan tidak akan pernah tahu kamu pantas atau tidak jika kamu tidak menunjukkan hasil kerjamu.

Selain itu, kamu tidak boleh berhenti untuk meningkatkan keahlianmu untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal. Dengan begitu, perusahaan akan paham betapa pentingnya kamu dalam suatu pekerjaan.

Membangun network

Jika sebelumnya wanita dinilai mengalami kesulitan untuk membangun relasi, kamu harus membuktikan bahwa kamu mampu. Cobalah untuk membangun network seluas mungkin, dengan begitu semakin besar peluangmu untuk mencoba karier baru atau membangun usaha sendiri.

Cukup banyak cara untuk membangun network, namun kamu bisa mulai dengan memperbaiki huubunganmu dengan rekan kerja dan lingkunganmu. Kamu juga bisa mulai bergabung dengan komunitas atau memanfaatkan media sosial.

Lakukan yang terbaik

Fokuslah terhadap apa yang kamu kerjakan dan tunjukkan hasil terbaik versi kamu. Jangan lupa untuk terus mengembangkan skill. Dengan begitu, ada kemungkinan kinerjamu yang bagus akan dipertimbangkan oleh atasan untuk mendapatkan kenaikan jabatan.

Menentukan target

Kamu tidak bisa bekerja mengikuti alur. Buatlah target apa yang menjadi mimpimu, atau posisi apa yang ingin kamu gapai. Dengan adanya target karir ini akan membuatmu fokus terhadap apa yang ingin kamu capai dan tentunya meningkatkan semangat kerjamu.

Mengalami fenomena glass ceiling memang bukan perkara mudah. Setiap karyawan baik laki-laki maupun perempuan, bahkan kaum minoritas sekalipun berhak menduduki posisi teratas dalam perusahaan. Tentu saja diiringi dengan kemampuan yang memadai.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa istilah glass ceiling memang masih tabu di telinga masyarakat. Namun glass ceiling nyata adanya dan cukup mengganggu khususnya bagi wanita dan kaum minoritas. Sebagai wanita dan kaum minoritas, sudah sebaiknya menanggapi fenomena ini dengan cerdas agar dapat membuktikan bahwa kamu dan siapa saja berhak untuk mendapatkan peningkatan. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.

Baca Artikel Kami Lainnya : Mengenal Self Management Untuk Menunjang Karir