Mengenal Bystander Effect yang Sering Terjadi di Kota Besar

Bystander Effect merupakan suatu fenomena psikologi saat seseorang mengalami musibah namun tidak ada satupun orang disekitarnya yang menolong.

Sosial2977 Views

Logos Indonesia – Apakah kamu pernah melihat orang kecelakaan namun tidak ada satupun yang menolong? Atau orang yang sedang dijambret, namun semua orang hanya melihat saja? Hal ini cukup sering terjadi di kota-kota besar. Biasanya orang menganggap bahwa akan ada orang lain yang akan membantu orang yang terkena musibah tersebut.

Fenomena di atas merupakan salah satu fenomena psikologi yang biasa disebut dengan istilah Bystander Effect. Artikel ini akan menjelaskan lebih detail lagi mengenai Bystander Effect ini.

Apa Itu Bystander Effect?

Apa Itu Bystander Effect

Bystander Effect berasal dari Bahasa Inggris yang artinya efek pengamat. Namun jika diartikan secara lebih mendalam, Bystander Effect merupakan suatu fenomena psikologi saat seseorang mengalami musibah namun tidak ada satupun orang disekitarnya yang menolong. Hal ini didasari atas pikiran akan ada orang lain yang menolong. Namun sayangnya, semua orang disekitar itu memikirkan hal yang sama.

Adanya Bystander Effect ini menunjukkan bahwa kehadiran orang lain bisa menghambat seseorang untuk saling menolong sesama. Kejadian ini juga cukup sering terjadi di sekeliling kita baik disadari ataupun tidak.

Bystander Effect pertama kali dikemukakan oleh Bib Latane dan John Darley yang merupakan seorang Psikolog Sosial. Latane dan Darley melakukan penelitian terhadap kasus pembunuhan seorang wanita yang memiliki nama Kitty Genovese yang terjadi di tahun 1964. Pada kejadian pembunuhan tersebut disaksikan oleh 38 orang disekitarnya. Sayangnya tidak ada satupun orang yang membantu Genovese hingga akhirnya Ia ditikam hingga terbunuh.

Setelah 2 minggu meninggalnya Genovese, New York Times mengemukakan bahwa tidak ada orang yang menolong Genovese pada kejadian tersebut. Kasus ini akhirnya menjadi dasar lahirnya fenomena Bystander Effect.

Karena kasus ini juga, banyak peneliti yang mencoba mengungkap kecenderungan seseorang yang kehilangan empati saat kehadiran orang lain. Dengan demikian dinyatakan bahwa fenomena Bystander Effect ini memang benar adanya.

Penyebab dari Bystander Effect

Penyebab dari Bystander Effect

Menurut Bib Latane dan John Darley terdapat dua penyebab terjadinya fenomena Bystander Effect, yaitu:

Difusi tanggung jawab

Kondisi ini terjadi karena individu merasa tidak memiliki tanggung jawab untuk menolong orang yang mengalami masalah jika banyak orang lain yang bisa membantu. Semakin banyak orang di sekeliling individu tersebut, maka kecenderungan untuk menolong akan semakin kecil.

Terlalu melihat situasi

Saat terjadi sesuatu yang tidak terduga di hadapan kita, kita cenderung terlalu banyak mempertimbangkan sesuatu di dalam otak. Hal ini juga berlaku saat menemukan orang yang membutuhkan bantuan.

Kita mencoba melihat dari berbagai situasi dan mengakumulasi sebab akibat yang mungkin akan terjadi. Hal ini akan semakin menghambat keinginan untuk membantu, terutama jika kita memiliki bekal informasi yang minim untuk menolong orang yang membutuhkan tersebut.

Baca Artikel Kami Lainnya : HRD Wajib Tahu : Manfaat Pygmalion Effect Dalam Manajemen SDM

Faktor yang Mempengaruhi Bystander Effect

Faktor yang Mempengaruhi Bystander Effect

Berikut faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya Bystander Effect:

Penyebaran tanggung jawab

Jika kita menyaksikan seseorang yang membutuhkan bantuan seorang diri, maka kita akan merasa memiliki tanggung jawab penuh untuk membantu. Namun jika kejadian tersebut disaksikan oleh banyak orang, maka tanggung jawab untuk membantu akan tersebar ke beberapa orang yang menyaksikan.

Ambiguitas

Dalam hal ini ambiguitas merupakan kondisi penolong yang tidak yakin bahwa orang tersebut membutuhkan pertolongan. Perasaan ragu tersebut membuat seseorang akhirnya mengurungkan niat untuk menolong.

Perasaan takut dinilai

Terdapat beberapa orang di dunia ini yang tidak senang menjadi pusat perhatian orang lain. Perasaan mendapatkan penilaian jika membantu orang lain membuat mereka mengurungkan niat untuk membantu.

Jumlah pengamat

Hal tersebut menjadi dasar asumsi bahwa semakin besar jumlah pengamat pasif yang menyaksikan situasi kritis, maka akan semakin sedikit intervensi yang akan terjadi.

Tingkat bahaya dalam keadaan darurat

Suatu penelitian membuktikan bahwa semakin darurat kondisi seseorang maka akan semakin kecil kemungkinan terjadinya fenomena Bystander Effect.

Keanggotaan dalam kategori sosial

Faktanya keanggotaan seseorang dalam kategori sosial dapat mempengaruhi fenomena Bystander Effect. Jika individu berada di keanggotaan yang sama dengan orang asing yang mengalami musibah, maka individu tersebut akan segera membantunya. Namun, jika keanggotaan individu bertentangan dengan keanggotaan orang asing yang mengalami musibah, kebanyakan akan enggan untuk membantu.

Tekanan waktu

Berdasarkan akal sehat dan penelitian, kadang-kadang individu berada dalam keadaan tergesa-gesa untuk menolong seseorang. Hal ini membuat individu tersebut memutuskan untuk tidak menolong orang itu.

Berdasarkan artikel di atas dapat disimpulkan bahwa Bystander Effect tergantung pada setiap individu. Memutuskan untuk membantu atau tidak membantu orang lain merupakan keputusan tiap individu. Kita tinggal memilih apakah ingin menjadi seseorang yang menimbulkan efek ini atau tidak.

Jika kamu memiliki kendala dalam kegiatan atau interaksi sosial, jangan ragu untuk mengunjungi Klinik Konsultasi Psikologi atau melakukan Konseling Online. Mendapatkan pertolongan sedini mungkin akan lebih baik untuk dirimu. Semoga artikel ini dapat membantu.

Baca Artikel Kami Lainnya : Melakukan Kesalahan Justru Terlihat Menarik? Kenali Pratfall Effect dalam Psikologi