Logos Indonesia –Dalam dunia kerja, kita sering berinteraksi dengan berbagai jenis rekan kerja. Namun, di antara mereka, ada yang memiliki dampak negatif pada suasana kerja, seperti teman kantor yang toxic. Memahami tanda-tanda perilaku yang tidak sehat ini dapat membantu kita menghadapi situasi yang mungkin muncul di tempat kerja.
Teman kantor yang toxic bisa menjadi sumber ketidaknyamanan dan konflik di lingkungan kerja. Mereka mungkin menunjukkan perilaku yang merugikan, seperti mengkritik terlalu keras atau menciptakan atmosfer yang tidak menyenangkan. Identifikasi tanda-tanda perilaku ini akan membantu kita mengenali dan menghadapi tantangan yang mungkin timbul.
Dengan mengenali tanda-tanda perilaku yang tidak sehat, kita dapat lebih waspada dalam berinteraksi dengan rekan kerja. Hal ini memungkinkan kita untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam mengatasi situasi yang mungkin timbul di tempat kerja, sehingga menjaga suasana kerja tetap positif dan produktif bagi semua orang.
4 Ciri Teman Kantor yang Toxic yang Perlu Diwaspadai
Dalam lingkungan kerja, seringkali kita berurusan dengan berbagai tipe rekan kerja. Salah satunya adalah teman kantor yang memiliki dampak negatif pada suasana kerja. Identifikasi tanda-tanda perilaku yang tidak sehat ini bisa membantu kita dalam menghadapi situasi yang mungkin timbul di tempat kerja. Berikut adalah 4 ciri teman kantor yang toxic yang perlu kamu waspadai:
- Mengungkit Kesalahan di Depan Atasan: Tanda pertama dari teman kantor yang toxic adalah ketika dia sering mencari kesalahanmu dan membicarakannya di depan atasan. Ini membuatmu merasa tidak nyaman dan merusak hubunganmu dengan atasanmu. Sikap seperti ini juga dapat mengganggu kinerjamu dan membuatmu merasa tidak dihargai.
- Tidak Ikut Senang Saat Rekan Kerja Berhasil: Teman kantor yang toxic juga tidak akan merasa senang ketika rekan kerjamu mencapai kesuksesan. Mereka mungkin iri dan cemburu, dan mungkin menunjukkan sikap yang acuh tak acuh atau bahkan menyalahkan kesuksesanmu. Hal ini membuat lingkungan kerja menjadi tidak sehat dan kurang mendukung.
- Mengakui Kerjaan yang Bukan Hasil Kerjamu: Jika teman kantor mengklaim kredit untuk pekerjaan atau ide yang sebenarnya bukan hasil kerjamu, itu bisa menjadi tanda bahwa dia toxic. Ini membuatmu merasa tidak dihargai dan merusak kepercayaan di antara tim. Tindakan seperti ini juga tidak etis dan bisa berdampak buruk pada hubungan kerjamu.
- Mencari-cari Gossip Baru: Terakhir, teman kantor yang toxic cenderung mencari-cari gossip atau rumor baru di tempat kerja. Mereka mungkin terlibat dalam pembicaraan yang merugikan atau merendahkan rekan kerja lainnya. Hal ini menciptakan lingkungan kerja yang tidak nyaman dan tidak stabil.
5 Dampak Negatif Teman Kantor Toxic yang Perlu Diwaspadai
Di tempat kerja, kita sering kali berinteraksi dengan berbagai tipe rekan kerja. Namun, ketika kita memiliki teman kantor yang toxic, dampaknya bisa sangat merugikan. Mari kita lihat beberapa konsekuensi dari ciri-ciri perilaku yang perlu diwaspadai.
Berikut adalah lima dampak dari teman kantor yang toxic berdasarkan ciri-ciri yang perlu diwaspadai:
- Menurunnya Kesejahteraan Emosional: Perilaku toxic dari teman kantor bisa membuat kita merasa tertekan dan tidak nyaman di tempat kerja. Komentar merendahkan atau kritik yang terus-menerus dapat merusak kesejahteraan emosional kita. Hal ini dapat mengganggu pikiran kita dan membuat kita merasa tidak dihargai atau tidak aman di lingkungan kerja.
- Menurunnya Produktivitas: Teman kantor yang toxic dapat mengganggu fokus dan produktivitas kita di tempat kerja. Kritik yang berlebihan atau konflik yang tidak perlu dapat mengalihkan perhatian kita dari tugas-tugas yang harus diselesaikan. Akibatnya, kita mungkin kesulitan untuk bekerja dengan efisien dan mencapai target kerja kita.
- Kurangnya Motivasi: Kehadiran teman kantor yang toxic juga dapat mengurangi motivasi kita untuk bekerja. Kritik yang tidak konstruktif atau sikap negatif mereka bisa mengurangi semangat kita dalam menjalani pekerjaan sehari-hari. Akibatnya, kita mungkin merasa kehilangan minat dan antusiasme dalam melakukan tugas-tugas kita di tempat kerja.
Cara Menyadari Bahwa Rekan Kerjamu Itu Toxic?
Menyadari bahwa rekan kerja kita toxic bisa menjadi tantangan, tetapi ada beberapa tanda yang bisa membantu kita mengidentifikasinya. Pertama, sikap negatif yang berlebihan seringkali menjadi ciri khas dari rekan kerja yang toxic. Mereka mungkin sering mengeluh, mengkritik, atau menciptakan atmosfer yang tidak menyenangkan di sekitar mereka. Selain itu, ketidakmampuan untuk menerima tanggung jawab juga merupakan tanda yang perlu diwaspadai. Rekan kerja yang toxic cenderung menyalahkan orang lain atas kesalahan atau kegagalan mereka sendiri. Selanjutnya, pola interaksi yang berulang yang membuat kita merasa tegang atau tidak nyaman juga bisa menjadi pertanda bahwa seseorang itu toxic. Jika interaksi tersebut tidak mengalami perbaikan dan pola perilaku negatif terus berlanjut, itu bisa menjadi indikasi bahwa kita berurusan dengan rekan kerja yang toxic.
Baca Artikel Kami Lainnya: Tanda-Tanda Lingkungan Kerja Yang Tidak Sehat
Artikel oleh: Logos Indonesia.
MEMBUTUHKAN KONSULTAN HRD UNTUK KEBUTUHAN ANDA? KAMI PUNYA SOLUSI MENYELURUH MASALAH HRD.
HUBUNGI KAMI MELALUI KONTAK DIBAWAH INI:
Logos Indonesia: Biro Psikologi & Konsultan HRD
Layanan:
1. Rekrutmen & Asemen Karyawan
2. Konsultansi MSDM
3. Training & Development by @logosinstituteofficial
4. Outbound
5. Konseling Online Berbasis Android & iOS by @deeptalkindonesia
6. Klinik Konsultasi Psikologi & Tumbuh Kembang Anak by @deepgrowindonesia
7. Layanan Psikologi Pendidikan by EduQuotient
.
Hubungi kami (Bisa Langsung Klink Nomor Dibawah Ini):
📱Rekrutmen, Asemen & Konsultansi MSDM: 0811-1744-456
📱Training & Outbound : 0811-1075-456
📱Klinik Psikologi, Konseling & Tumbuh Kembang Anak: 0811-1814-456
📱EduQuotient (Psi. Pendidikan): 0811-1157-456
Email : admin@logosconsulting.co.id
.
Follow Kami:
Logos Indonesia : @logosindonesiaofficial
Logos Institute : @logosinstituteofficial
DeepTalk Indonesia : @deeptalkindonesia
DeepGrow Indonesia : @deepgrowindonesia