Logos Indonesia – Kamu pernah mendengar istilah Aphantasia? Bagi sebagian orang, istilah ini mungkin asing. Aphantasia adalah kondisi di mana seseorang tidak bisa membayangkan atau memvisualisasikan gambar dalam pikirannya. Mungkin bagi sebagian dari kita, membayangkan wajah orang yang kita cintai. Atau pemandangan pantai yang indah adalah sesuatu yang biasa saja. Namun, bagi orang-orang dengan Aphantasia, hal ini bisa menjadi sesuatu yang sulit bahkan tidak mungkin dilakukan.
Aphantasia bukanlah penyakit atau gangguan, tetapi lebih merupakan variasi dalam pengalaman manusia. Mungkin kita kenal atau bahkan dekat dengan seseorang yang memiliki Aphantasia, namun kita sendiri tidak menyadarinya.
Kondisi ini pasti membawa dampaknya sendiri, termasuk pada proses belajar dan kreativitas. Tapi tenang, jangan khawatir, karena ternyata bukan berarti Aphantasia akan menghalangi seseorang untuk belajar dan berkreasi.
Apa Sebenarnya Aphantasia?
Jadi, apa sebenarnya Aphantasia itu? Istilah ‘Aphantasia’ berasal dari kata Yunani ‘a’ yang berarti ‘tanpa’, dan ‘phantasia’, yang berarti ‘kemampuan untuk membayangkan’. Singkatnya, Aphantasia adalah kondisi di mana seseorang tidak bisa membayangkan atau memvisualisasikan gambar dalam pikirannya.
Coba bayangkan, bila kita menutup mata, sebagian besar dari kita bisa membayangkan wajah ibu kita. Atau suasana pantai yang indah di hari yang cerah. Nah, bagi mereka yang memiliki Aphantasia, hal ini sangat sulit. Bahkan tidak mungkin dilakukan. Itulah sebabnya kondisi ini terkadang juga disebut sebagai ‘kebutaan pikiran’.
Namun, perlu diingat, Aphantasia bukanlah penyakit atau gangguan. Orang dengan Aphantasia biasanya cukup normal dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Mereka hanya memiliki cara ‘melihat’ dunia yang sedikit berbeda dari kebanyakan orang lain.
Dampak Aphantasia pada Cara Belajar
Nah, sekarang kita sudah mengerti apa itu Aphantasia. Kemudian, pertanyaan yang mungkin muncul selanjutnya adalah, bagaimana Aphantasia mempengaruhi cara kita belajar?
Ada beberapa hal utama yang perlu kita perhatikan. Pertama, metode belajar yang mengandalkan visualisasi mungkin tidak efektif bagi orang dengan Aphantasia. Misalnya, metode yang meminta untuk mengingat atau memvisualisasikan fakta-fakta dalam bentuk gambar mungkin tidak akan begitu membantu.
Kedua, orang dengan Aphantasia bisa memiliki kesulitan dalam membayangkan konsep-konsep abstrak yang biasanya lebih mudah dipahami dengan visualisasi. Misalnya, sulitnya membayangkan bentuk ruang tiga dimensi atau konsep fisika tertentu.
Namun, penting juga untuk diingat bahwa setiap orang memiliki cara belajar yang unik dan berbeda. Jadi, meski memiliki Aphantasia, bukan berarti kamu tidak bisa belajar dengan efektif.
Strategi Belajar yang Efektif untuk Orang dengan Aphantasia
Lantas, bagaimana cara belajar yang efektif untuk orang dengan Aphantasia? Pertama, metode pembelajaran yang berorientasi pada verbal atau berdasarkan fakta mungkin akan lebih efektif. Penjelasan rinci, diskusi, dan berbagai metode belajar yang berbasis lingual atau tekstual bisa menjadi pilihan yang bagus.
Kedua, teknik belajar yang aktif dan praktis biasanya lebih membantu. Misalnya, learning by doing (belajar dengan berpraktik). Atau project-based learning (pembelajaran berbasis proyek) bisa menjadi metode yang efektif.
Baca Artikel Kami Lainnya: Gangguan Mental yang Sering Dialami Orang Kaya
Ketiga, jangan takut untuk mencoba berbagai metode belajar dan melihat mana yang paling efektif bagi kamu. Setiap orang berbeda, jadi mungkin akan ada beberapa metode yang tidak disebutkan di sini tetapi ternyata efektif buat kamu. Percobaan dan kesabaran adalah kuncinya.
Terakhir, jika kamu atau orang terdekat kamu memiliki Aphantasia dan merasa kesulitan dalam belajar. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Banyak psikolog atau konselor yang berpengalaman membantu individu dengan Aphantasia untuk bisa memberikan strategi belajar yang disesuaikan dengan kondisi ini.
Pengaruh Aphantasia pada Proses Kreatif
Pada umumnya, kreativitas melibatkan kemampuan untuk memikirkan ide-ide baru, membuat koneksi antara konsep yang berbeda, dan menghasilkan solusi yang orisinal.
Jadi, Aphantasia mempengaruhi proses kreatif karena mereka yang mengalaminya tidak bisa membayangkan dengan cara yang sama seperti orang tanpa Aphantasia. Ini mungkin mengakibatkan kesulitan dalam menciptakan gambaran mental yang kaya dan mendalam dari ide kreatif. Misalnya, seorang seniman mungkin kesulitan membayangkan gambar yang ingin dia ciptakan sebelum mulai melukis.
Namun, perlu diingat juga bahwa kreativitas bukan hanya sebatas pada penggunaan pikiran visual. Kreativitas juga bisa berkembang dalam bentuk verbal, musik, matematika, dan banyak area lainnya. Jadi, meskipun Aphantasia bisa menjadi hambatan dalam beberapa aspek kreativitas, tetap ada banyak cara lain untuk mengembangkan dan mengekspresikan kreativitas.
Cara Mengembangkan Kreativitas Meskipun Memiliki Aphantasia
Jadi, bagaimana kamu bisa tetap kreatif meskipun memiliki Aphantasia? Berikut beberapa tips yang bisa kamu coba:
- Fokus pada kekuatan non-visual: Cobalah untuk mengeksplorasi dan mengembangkan kekuatan kreatif non-visual, seperti menulis, bermain musik, merancang permainan, atau memecahkan teka-teki matematika.
- Praktik langsung: Sering kali, cara terbaik untuk mengembangkan kreativitas adalah dengan langsung bereksperimen dan menciptakan. Misalnya, jika kamu ingin menggambar, mulailah dengan menggambar sekilas tanpa terlalu memikirkan gambaran visual di awal. Kamu bisa merasa lebih bebas dan mampu menciptakan karya yang orisinil saat melakukan eksplorasi praktik langsung ini.
- Bertukar ide dengan orang lain: Dalam menciptakan karya seni, terkadang kita bisa mendapatkan inspirasi dari pengalaman orang lain. Jadi, jangan ragu untuk berbicara, berdiskusi, atau bekerja sama dengan orang lain untuk menemukan ide-ide baru dan inspirasi.
- Belajar dari kesuksesan dan kegagalan: Seperti juga dalam pembelajaran, kesabaran dan ketekunan merupakan kunci dalam mengembangkan kreativitas. Jangan takut untuk mencoba gagasan baru, dan jangan takut gagal. Setiap percobaan dan kegagalan adalah peluang untuk belajar dan menjadi lebih kreatif di masa depan.
Kamu tetap bisa mencapai tingkat kreativitas yang tinggi dengan fokus pada kelebihan. Terus mencoba berbagai metode hingga menemukan cara terbaik yang cocok untukmu!
Baca Artikel Kami Lainnya: Tips Membentuk Mental Yang Kuat: Agar Tidak Mudah Merasa Cemas Saat Menghadapi Permasalahan
Artikel oleh: Logos Indonesia.