Logos Indonesia – Ayo, angkat tangan siapa di antara kita yang sering ditangkap basah sedang melamun di tengah kelas, rapat kerja, atau bahkan saat menyetir? Tenang, kamu tidak sendirian. Faktanya, semua orang melamun. Daydreaming, atau dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan istilah lamunan, adalah hal yang paling manusiawi. Ini adalah saat pikiran kita menjelajah bebas, tak terkait dengan apa yang sedang kita lakukan. Tapi, apa jadinya jika daydreaming bisa jadi lebih dari sekadar cara pikiran kita untuk kabur dari kenyataan?
Baca Artikel Kami Lainnya: Terapi Psikologis: Analisis Mimpi Menurut Carl Jung
Menurut para ahli, daydreaming adalah ‘pikiran yang terlepas’, dan merupakan bagian penting dari kreativitas kita. Mutiara-mutiara kreatitas sering lahir dari benak kita saat kita sedang berkelana dalam lamunan. Jadi, daripada memandang lamunan sebagai hal negatif atau buang-buang waktu. Bagaimana jika kita mulai memanfaatkan lamunan sebagai sarana untuk membuka pintu menuju kreativitas?
Dalam artikel ini, kita tidak hanya akan membahas tentang daydreaming dan proses yang terjadi di otak kita saat melamun. Tapi juga bagaimana cara memanfaatkan daydreaming untuk merangsang kreativitas. Jadi, siap-siap saja untuk mengubah cara pandang kamu tentang lamunan dan membuatnya menjadi alat kreatif.
Manfaat Daydreaming bagi Kreativitas
Daydreaming membuka Pemikiran Lateral, dan Ide-Ide Baru
Pernah berpikir bahwa otak kita bekerja seperti mesin pencarian yang canggih? Saat kamu melamun, otak kita seakan melompat dari satu gagasan ke gagasan lainnya, tanpa hambatan. Yakni apa yang kita kenal sebagai pemikiran lateral. Dalam mode ini, kita bisa merajut koneksi antara konsep-konsep yang pada awalnya tampak tak terkait. Sebuah ide-ide baru dan orisinal.
Sebenarnya, banyak inovasi dan penemuan besar dari masa ke masa datang dari pengalaman melamun, seperti penemuan struktur molekul benzen oleh Kekule. ataupenemuan teori relativitas Einstein. Jadi, jangan anggap remeh lamunan, karena bisa jadi ide brilian sedang menunggu di baliknya.
Daydreaming sebagai Penyelesaian Masalah secara Kreatif
Salah satu manfaat besar daydreaming adalah membantu kita mengatasi masalah dengan cara yang unik dan kreatif. Bayangkan sedang memiliki masalah atau tantangan yang sulit dipecahkan. Saat melamun, otak kita membantu kita melompat keluar dari kotak. Dan kita melihat masalah dari sudut pandang yang sepenuhnya baru.
Hasilnya? Kita mendapatkan perspektif baru atau cara penyelesaian masalah yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya. Bagusnya lagi, kita melakukan ini semua tanpa tekanan atau stres yang biasanya muncul ketika kita berusaha memecahkan masalah secara langsung.
Penggunaan Daydreaming dalam Konteks Profesional dan Kreatif
Ada banyak cara untuk memanfaatkan daydreaming dalam setting profesional dan kreatif. Bagi penulis, seniman, musisi, atau desainer, melamun bisa menjadi sumber inspirasi yang berharga. Ide-ide kreatif seringkali muncul saat kita membiarkan pikiran kita berkeliaran ke tempat-tempat yang tidak terduga.
Sedangkan dalam setting profesional, melamun bisa membantu kita menemukan solusi kreatif untuk tantangan yang kita hadapi. Misalnya, mencari cara baru untuk meningkatkan efisiensi suatu proses. Atau menemukan pendekatan baru untuk memecahkan suatu masalah yang sudah lama ada.
Cara Memanfaatkan Daydreaming sebagai Alat Kreatif
Mengendalikan dan Fokuskan Daydreaming dengan Tujuan yang Spesifik
Daydreaming bisa menjadi sumber ide-ide brilian, tetapi penting juga untuk melatih diri kita mengendalikannya agar tetap fokus. Cara mudah untuk melakukan ini adalah dengan menetapkan tujuan yang spesifik sebelum melamun.
Misalnya, jika kita ingin menciptakan skenario fantasi untuk novel. Maka fokuskan lamunan kita pada dunia tersebut. Atau, jika kita ingin menemukan solusi kreatif untuk masalah di tempat kerja. Pikirkan tentang lingkungan kantor dan tantangan yang ada saat melamun.
Teknik Daydreaming Produktif dan Contoh Penggunaannya
- Waktu yang Didedikasikan: Luangkan beberapa menit setiap hari untuk melamun, dan gunakan waktu ini untuk berpikir tentang proyek, masalah, atau ide kreatif. Dengan mendisiplinkan diri untuk melamun pada waktu yang telah ditentukan. Maka kita akan lebih mampu mengontrol daydreaming kita dan menjadikannya lebih produktif.
- Lingkungan yang Mendukung: Diamkan diri di tempat yang tenang, bebas dari gangguan, dan suasana yang menenangkan. Tempat ini akan membantu kita untuk lebih konsentrasi dalam melamun dan menjaga agar ide-ide tetap terjaga.
- Pencatat Ide: Siapkan catatan, ponsel, atau perangkat lain untuk mencatat ide-ide yang muncul selama melamun. Dengan mencatatnya, kita bisa mengevaluasi dan mengembangkan ide tersebut setelah selesai melamun.
Contoh penggunaan teknik ini adalah saat kita mencari ide untuk proyek seni yang akan kita kerjakan. Dengan mengatur waktu khusus, menciptakan lingkungan yang kondusif, dan mencatat ide yang muncul. Maka kita bisa memanfaatkan daydreaming untuk menjaring potensi ide kreatif yang mampu kita tuangkan dalam proyek tersebut.
Balancing Daydreaming dengan Konsentrasi dan Fokus
Terakhir, penting untuk menciptakan keseimbangan antara daydreaming dan konsentrasi. Terlalu banyak menghabiskan waktu melamun bisa menghambat produktivitas kita. Karena mengalihkan perhatian dari tugas yang perlu diselesaikan.
Latih diri untuk memilah dan memilih waktu yang tepat untuk melamun. Kemudian kembalikan perhatian pada tugas yang perlu diselesaikan. Dengan demikian, kita akan menjaga produktivitas sekaligus mempertahankan sumber inspirasi kreatif.
Baca Artikel Kami Lainnya: Penjelasan Teori Psikologi Mengenai Othello Syndrome. Cemburu Menjadi Waham
Artikel oleh: Logos Indonesia.