Biografi Singkat Solomon Asch, Tokoh Psikologi Sosial Tentang Konformitas

Biografi Singkat Solomon Asch, tokoh psikologi sosial tentang konformitas. Terdapat tekanan sosial yang mempengaruhi perilaku seseorang.

Sosial, Tokoh4836 Views

Logos Indonesia Solomon Asch merupakan tokoh psikologi sosial yang melakukan penelitian tentang konformitas. Pendekatan yang digunakan oleh Solomon Asch adalah pendekatan gestal dalam mempelajari perilaku sosial. Menurut Solomon Asch, tindakan sosial itu perlu dilihat untuk mengatur mereka.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apa Itu Konformitas Dan Contoh Di Kehidupan Seharinya.

Secara umum hasil eksperimen yang dilakukan oleh Solomon Asch tentang konformitas menunjukkan bahwa seseorang cenderung mengubah respon mereka agar sesuai dengan anggota kelompok lainnya karena ada tekanan sosial. Penjelasan ini sangat relevan dengan fenomena sosial yang ada di masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh Solomon Asch, “Pikiran manusia adalah organ untuk menemukan kebenaran dari pada kepalsuan.”

Masa Kanak-Kanak Solomon Asch

Solomon Asch, image by Modern Therapy.

Solomon Asch memiliki nama lengkap Solomon Eliot Asch yang lahir pada tanggal 14 September 1907, di Warsawa, Polandia. Di usia 13 tahunnya atau sekitar tahun 1920, Solomon Asch beremigrasi ke Amerika Serikat. Dirinya dan keluarganya tinggal di Lower East Side Manhattan. Di sana, Solomon Asch mulai belajar bahasa Inggris melalui membaca buku karya Charles Dickens.

Solomon Asch mendapatkan gelar sarjana pada tahun 1928 di College of the City of New York. Kemudian dilanjutkan berkuliah di Universitas Columbia untuk mendapatkan gelar masternya di tahun 1930. Di Universitas Columbia ini, Solomon Asch dibimbing oleh Max Wertheimer. Kemudian dirinya mendapatkan gelar Ph.D. pada tahun 1932.

Karir Solomon Asch

Selama perang dunia ke-2 tepatnya di tahun awal-awal ketika Hitler berada di puncak kekuasaan, Solomon Asch mulai tertarik untuk mempelajari dampak dari propaganda dan indoktrinasi. Pada saat itu, Solomon Asch menjabat sebagai profesor di departemen psikologi Brooklyn College. Selain itu, dirinya juga menjabat selama 19 tahun sebagai profesor di Swarthmore College. Di Swarthmore College inilah, Solomon Asch mulai terus bekerja sama dengan psikologi gestalt yang terkenal, yaitu Wolfgang Köhler.

Pada tahun 1950-an merupakan masa kejayaan dari Solomon Asch. Hal ini karena karya-karya Solomon Asch diminati banyak orang. Hasil eksperimennya tentang tekanan sosial terhadap konformitas menjadi eksperimen yang cukup terkenal saat itu. Hal ini dapat menjelaskan seberapa jauh orang akan menyesuaikan diri dengan orang lain di dalam suatu kelompok.

Baca Artikel Kami Lainnya: Alasan Tersembunyi Dari Perilaku Disruptif Kelompok.

Hasil dari penelitian Solomon Asch cukup mengejutkan. Karena sebagian besar peserta dalam penelitian tersebut cenderung menyesuaikan diri dengan kelompok. Bahkan peserta mengetahui bahwa perilaku yang dilakukan dalam kelompok tersebut tidaklah benar. Jadi, walaupun perilaku tersebut tidak benar, tapi jika banyak dilakukan oleh anggota kelompok. Maka seseorang yang ada di dalam kelompok tersebut mau tidak mau harus mengikutinya. Terlepas hal tersebut baik atau benar menurut pribadinya.

Pada tahun 1966-1972, Solomon Asch menjadi direktur dan profesor psikologi di Institut Studi Kognitif di Universitas Rutgers. Solomon Asch meninggal pada tanggal 20 Februari 1996, di Haverford, Pennsylvania di usia 88 tahun.

Kontribusi Solomon Asch

Solomon Asch dikenal sebagai pelopor dari psikologi sosial dan psikologi gestal. Hasil penelitian eksperimennya mengenai konformitas memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan psikologi sosial. Kemudian, hasil penelitian ini masih menjadi inspirasi bagi para peneliti psikologi sosial, bahkan hingga saat ini.

Hasil eksperimen tentang konformitas ini mampu menjelaskan mengapa kebanyakan orang akan menyesuaikan diri dengan keadaan kelompok dan melawan keyakinan mereka sendiri. Hasil eksperimen ini juga mampu para psikolog memahami Kapan konformitas itu terjadi dan cara mencegahnya.

Solomon Asch mengawasi program Ph.D. di Universitas Harvard dan menginspirasi penelitian Stanley Milgram terkait tentang kepatuhan. Melalui penelitian yang dilakukan oleh Milgram mampu menjelaskan seberapa jauh seseorang akan mematuhi perintah dari figur otoritas.

Baca Artikel Kami Lainnya: Wilfred Bion dan Kontribusinya Tentang Pemikiran.

Secara tidak langsung, hasil temuan eksperimen Solomon Asch menggambarkan bagaimana tekanan dari teman sebaya mampu mempengaruhi perilaku sosial dengan cara negatif. Hal ini karena, pada dasarnya setiap orang memiliki kecenderungan untuk berperilaku sopan kepada orang lain. Namun karena situasi teman sebaya yang mempengaruhi satu sama lain. Maka kekuatan tekanan sosial lebih mendominan dari pada kekuatan keyakinan diri sendiri.

Karena itu, menjelaskan Mengapa seseorang sulit mengambil keputusan dalam situasi tekanan sosial yang tinggi dalam kelompok. Biasanya mereka akan memutuskan sesuatu secara kurang ideal.

Jika kita lihat dari kedudukan seberapa banyak karya yang dikutip di abad ke-20. Maka Solomon Asch menempati urutan ke 41 sebagai tokoh psikologi yang paling banyak dikutip pada abad ke-20. Tinjauan ini dilakukan pada tahun 2002.

Selama hidupnya, Solomon Asch banyak mempublikasikan karyanya. Beberapa karyanya yaitu “Effects of Group Pressure Upon The Modification And Distortion Of Judgment”, “Opinions and social pressure. Scientific American”, “Studies of independence and conformity: A minority of one against a unanimous majority”, dan “Social Psychology”.

Artikel oleh: Logos Indonesia.