Eksperimen Asch yang terkenal tentang konformitas

Eksperimen Asch yang terkenal tentang konformitas. Kecenderungan seseorang untuk mengikuti aturan yang berlaku dalam suatu kelompok.

Sosial, Tokoh7686 Views

Logos Indonesia Solomon Asch merupakan tokoh psikologi sosial yang terkenal dengan eksperimennya tentang konformitas. Dijelaskan bahwa, terdapat pengaruh dari tekanan sosial dalam kelompok yang menekan seseorang untuk mengikuti aturan dalam kelompok tersebut. Bahkan ketika aturan dalam kelompok tersebut diyakini dirinya sebagai perilaku yang tidak benar, mau tidak mau dirinya harus tetap mengikuti aturan dalam kelompok.

Tujuan dari eksperimen ini adalah untuk menguji tekanan yang diberikan oleh teman sebaya kepada dirinya dalam mengubah perilakunya. Jadi tujuan utama dari eksperimen ini melihat pengaruh aturan kelompok terhadap perubahan perilaku seseorang dalam kelompok tersebut.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Singkat Solomon Asch, Tokoh Psikologi Sosial Tentang Konformitas.

Percobaan yang dilakukan oleh Solomon Asch, sangat erat kaitannya dengan percobaan eksperimen penjara Stanford dan percobaan eksperimen yang dilakukan oleh Milgram. Hal ini karena kedua penelitian eksperimen tersebut sama-sama meneliti pengaruh sosial pada perilaku individu dari masing-masing subjek penelitian.

Secara lebih spesifik, Solomon Asch ingin menunjukkan bahwa manusia normal sekalipun jika berada di situasi yang ditekan dalam kelompok sosial, maka dirinya akan ikut mengubah perilaku dan pikirannyab agar sesuai dengan keyakinan kelompok tersebut. Jadi, eksperimen ini dilakukan sebagai bukti pengaruh teman sebaya dapat mempengaruhi penilaian dan perilaku seseorang.

Pendekatan Yang Dilakukan Dalam Eksperimen Konformitas Solomon Asch

Eksperimen Solomon Asch.

Solomon Asch memilih untuk menyatukan sekelompok siswa sekitar 7-9 siswa yang berada di ruang kelas. Kemudian peneliti akan memberitahukan bahwa peserta akan diberikan tes penglihatan. Sehingga, para peserta harus menonton dengan seksama dan teliti. Para peserta diminta untuk membandingkan serangkaian pasang garis.

Serangkaian pasang garis tersebut akan diperlihatkan kepada para subjek melalui kartu. Satu kartu akan muncul garis vertikal dan tiga lainnya merupakan garis vertikal dengan panjang yang berbeda-beda. Kemudian para peserta diminta untuk menunjukkan mana dari 3 garis tersebut yang memiliki panjang yang sama. Mereka harus memilih dua dari tiga kartu yang memiliki panjang yang sama.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apa Itu Konformitas Dan Contoh Di Kehidupan Seharinya.

Dalam percobaan ini, terdapat 9 peserta. Namun, satu dari sembilan peserta tersebut merupakan subjek kontrol. Artinya, kebanyakan dari peserta merupakan kaki tangan dari peneliti. Hal ini digunakan untuk membandingkan hipotesis percobaan dan tekanan sosial pada peserta yang tersisa yaitu subjek kritis.

Prosedur Eksperimen Konformitas Solomon Asch

Ketika eksperimen dimulai, para peserta akan diperlihatkan pada suatu kartu. Pada satu kartu terlihat terdapat satu garis. Sedangkan kartu lainnya memiliki tiga garis. Penelitian ini telah dirancang sedemikian rupa untuk subjek yang kritis memilih jalur yang panjangnya sama dengan kartu lainnya. Perilaku ini harus sesuai dengan peserta lainnya atau kaki tangan dari peneliti.

Percobaan penelitian ini dilakukan selama 18 kali perbandingan yang berbeda-beda. Peneliti menginstruksikan kepada peserta yang merupakan kaki tangan peneliti untuk memberikan jawaban yang salah pada 12 dari mereka. Percobaan pertama dibuatkan situasi di mana jawaban yang diberikan oleh subjek kontrol dan subjek kritis adalah benar memilih dua kartu yang memiliki garis yang sama panjang.

Baca Artikel Kami Lainnya: Alasan Tersembunyi Dari Perilaku Disruptif Kelompok.

Kemudian di percobaan ketiga ini, dibuatkan situasi di mana sebagian subjek kontrol mulai memberikan jawaban yang salah dengan sengaja. Respon yang diberikan oleh subjek kritis Ini adalah perasaan terkejut terhadap jawaban yang dipilih dari kebanyakan subjek kontrol yang ada.

Kemudian pada percobaan keempat, situasi yang dibuat adalah semua subjek kontrol memberikan jawaban yang salah. Dan pada percobaan keempat ini, respon dari subjek kritis adalah perasaan kebingungan yang luar biasa. Walaupun begitu, subjek kritis masih bisa menjawab dengan jawaban yang benar.

Kemudian dari 10 percobaan secara terus meneruskan. Subjek kontrol terus mempertahankan pola jawaban yang sama, yaitu jawaban yang salah. Pada situasi inilah subjek kritis mulai kewalahan untuk mempertahankan jawaban yang benar. Subjek kritis mulai merasa menyerah dengan tekanan sosial yang ada. Hingga akhirnya, subjek kritis memilih jawaban yang salah seperti subjek kontrol pilih.

Percobaan penelitian tersebut kemudian diulangi lagi dengan jumlah peserta yang lebih banyak yaitu 123 beserta yang berbeda.

Hasil Eksperimen Konformitas Solomon Asch

Hasil dari eksperimen konformitas yang dilakukan oleh Solomon Asch menunjukkan bahwa para peserta yang tidak berada di situasi tekanan sosial, meraka akan memberikan jawaban yang salah sekitar 1%. Sehingga tugas yang diberikan tidak terlalu sulit. Namun ketika terdapat tekanan sosial muncul. Maka para peserta akan merasa tertekan oleh pendapat yang salah dari subjek kontrol. Sehingga subjek kritis memberikan jawaban yang salah sekitar 36,8%.

Dari penelitian tersebut di perlihatkan bahwa sebagian besar dari subjek kritis memberikan jawaban yang benar. Namun banyak dari mereka merasa tidak nyaman memberikan jawaban yang benar tersebut. Kemudian sebanyak 33% peserta memilih setuju untuk ikut sudut pandang mayoritas suara.

Artikel oleh: Logos Indonesia.