Definisi dan Dimensi Employee Engagement: Keterikatan Karyawan dengan Perusahaan

Hubungan antara karyawan dan perusahaan dikenal sebagai "employee engagement" atau keterikatan karyawan untuk berkontribusi secara intrinsik.

PIO1164 Views

Logos IndonesiaDalam dunia kerja, motivasi individu untuk bekerja dapat bervariasi, mulai dari memperoleh penghasilan demi pemenuhan kebutuhan hidup hingga rasa kebanggaan dalam berkontribusi pada kemajuan perusahaan. Namun, hubungan antara karyawan dan perusahaan tidak sekadar transaksi ekonomi belaka. Konsep yang dikenal sebagai “employee engagement” atau keterikatan karyawan menciptakan ikatan yang kuat antara individu dan organisasi tempat mereka bekerja.

William Khan memperkenalkan istilah employee engagement pada tahun 1990, mendefinisikannya sebagai keterikatan karyawan dengan perusahaan itu sendiri. Karyawan yang terlibat secara emosional dengan perusahaan cenderung bekerja dengan lebih efektif karena memiliki perasaan positif terhadap pekerjaan mereka dan melihatnya sebagai kesempatan untuk berkontribusi, bukan sekadar beban. Mercer, dikutip oleh Carpenter dan Wyman (2007), menjelaskan bahwa employee engagement melibatkan perilaku di mana karyawan merasa memiliki peran penting dalam kesuksesan perusahaan dan memiliki motivasi tinggi untuk meningkatkan kinerja mereka di luar tuntutan pekerjaan rutin.

Employee engagement juga melibatkan timbulnya perasaan antusiasme saat karyawan berpartisipasi dalam upaya perusahaan mencapai tujuannya. William Macey (2009) menekankan bahwa karyawan yang terikat dengan perusahaan akan bekerja secara konsisten dan memberikan performa kerja yang terus meningkat karena memiliki dedikasi dan tanggung jawab yang tinggi terhadap kesuksesan perusahaan. Gallup Organization juga menyoroti bahwa employee engagement tidak hanya meningkatkan kontribusi karyawan, tetapi juga menciptakan loyalitas yang lebih tinggi, mengurangi keinginan untuk meninggalkan perusahaan secara sukarela.

Dalam memahami employee engagement, penting untuk mengidentifikasi dimensi yang terlibat. Schaufeli dan Bakker (2004) membagi dimensi employee engagement menjadi tiga bagian: semangat (vigor), dedikasi (dedication), dan penyerapan (absorption). Semangat mencerminkan ketahanan mental dan energi yang tinggi dalam bekerja, dedikasi melibatkan keterlibatan tinggi terhadap pekerjaan dan rasa kebanggaan terhadap pekerjaan yang dilakukan, sementara penyerapan menggambarkan tingkat konsentrasi dan keseriusan dalam bekerja.

Definisi Employee Engagement

Employee engagement, sebuah konsep yang vital dalam manajemen sumber daya manusia, telah dijelaskan oleh berbagai ahli dengan beragam perspektif. Salah satu konsep yang paling awal diperkenalkan oleh William Khan pada tahun 1990. Khan mendefinisikan employee engagement sebagai keterikatan karyawan dengan perusahaan tempat mereka bekerja. Ini melampaui sekadar keterikatan ekonomi, melibatkan perasaan positif dan antusiasme yang mendalam terhadap pekerjaan dan organisasi secara keseluruhan.

Menurut Carpenter dan Wyman (2007), employee engagement melibatkan perilaku di mana karyawan merasa memiliki peran penting dalam kesuksesan perusahaan dan memiliki motivasi tinggi untuk meningkatkan kinerja mereka. Hal ini menciptakan karyawan yang tidak hanya bekerja secara efektif, tetapi juga merasa memiliki kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian tujuan organisasi.

William Macey (2009) menekankan bahwa karyawan yang terlibat secara emosional dengan perusahaan akan bekerja dengan konsisten dan memberikan kinerja yang terus meningkat. Mereka merasa memiliki dedikasi dan tanggung jawab yang tinggi terhadap kesuksesan perusahaan, yang membentuk dasar untuk loyalitas yang kuat terhadap organisasi.

Gallup Organization menyoroti bahwa employee engagement juga menciptakan tingkat loyalitas yang tinggi di antara karyawan, mengurangi keinginan untuk meninggalkan perusahaan. Ini menekankan pentingnya ikatan emosional antara individu dan organisasi dalam membangun hubungan kerja yang berkelanjutan dan produktif.

Selain itu, Lockwood (2005) menyatakan bahwa employee engagement juga mencerminkan komitmen seseorang terhadap organisasi, yang diukur melalui perilaku positif seperti berbicara baik tentang perusahaan kepada rekan kerja dan pelanggan, serta menunjukkan usaha ekstra untuk kesuksesan organisasi.

Dimensi Employee Engagement

Dimensi employee engagement yang diusulkan oleh Schaufeli dan Bakker (2004) tidak hanya memberikan wawasan tentang bagaimana karyawan terlibat dalam pekerjaan mereka. Tetapi juga menggambarkan berbagai aspek psikologis dan emosional yang terlibat dalam hubungan mereka dengan organisasi.

  1. Semangat (Vigor): Dimensi pertama dari employee engagement adalah semangat, yang mencerminkan tingkat energi dan ketahanan mental yang dimiliki oleh karyawan saat bekerja. Karyawan yang memiliki semangat yang tinggi akan menunjukkan tanda-tanda energi yang tinggi dan kesediaan untuk berusaha secara sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas mereka. Mereka juga akan menunjukkan ketekunan dalam menghadapi tantangan dan kesulitan dalam pekerjaan, serta memiliki tingkat ketelitian yang tinggi untuk meminimalkan kesalahan. Semangat ini mendorong karyawan untuk tetap fokus dan produktif dalam menjalankan tugas mereka.
  2. Dedikasi (Dedication): Dimensi kedua adalah dedikasi, yang menggambarkan keterlibatan emosional dan psikologis karyawan terhadap pekerjaan dan perusahaan. Karyawan yang memiliki dedikasi yang tinggi akan merasa antusias dan bangga terhadap pekerjaan yang mereka lakukan. Mereka akan merasa terinspirasi oleh pekerjaan mereka dan memiliki motivasi intrinsik yang kuat untuk memberikan yang terbaik dalam mencapai tujuan perusahaan. Dedikasi ini juga menciptakan rasa keterikatan yang dalam antara karyawan dan perusahaan, yang dapat meningkatkan loyalitas dan keinginan untuk berkontribusi secara maksimal.
  3. Penyerapan (Absorption): Dimensi terakhir adalah penyerapan, yang mencerminkan tingkat konsentrasi dan fokus karyawan dalam menjalankan tugas mereka. Karyawan yang memiliki tingkat penyerapan yang tinggi akan merasa bahagia dan menikmati pekerjaan mereka, sehingga mereka akan tenggelam dalam pekerjaan mereka dengan sepenuh hati. Mereka akan memiliki kemampuan untuk tetap fokus pada tugas-tugas mereka tanpa terganggu oleh distraksi eksternal, yang memungkinkan mereka untuk mencapai hasil yang optimal dalam pekerjaan mereka.

Baca Artikel Kami Lainnya: Bagaimana Pengusaha dan Karyawan Mengelola Waktu dan Stres?

Artikel oleh: Logos Indonesia.

MEMBUTUHKAN KONSULTAN HRD UNTUK KEBUTUHAN ANDA? KAMI PUNYA SOLUSI MENYELURUH MASALAH HRD.

HUBUNGI KAMI MELALUI KONTAK DIBAWAH INI:

Logos Indonesia: Biro Psikologi & Konsultan HRD

Layanan:
1. Rekrutmen & Asemen Karyawan
2. Konsultansi MSDM
3. Training & Development by @logosinstituteofficial
4. Outbound
5. Konseling Online Berbasis Android & iOS by @deeptalkindonesia
6. Klinik Konsultasi Psikologi & Tumbuh Kembang Anak by @deepgrowindonesia
7. Layanan Psikologi Pendidikan by EduQuotient
.
Hubungi kami (Bisa Langsung Klink Nomor Dibawah Ini):

📱Rekrutmen, Asemen & Konsultansi MSDM: 0811-1744-456
📱Training & Outbound : 0811-1075-456
📱Klinik Psikologi, Konseling & Tumbuh Kembang Anak: 0811-1814-456
📱EduQuotient (Psi. Pendidikan): 0811-1157-456

Email : admin@logosconsulting.co.id
.
Follow Kami:
Logos Indonesia : @logosindonesiaofficial
Logos Institute : @logosinstituteofficial
DeepTalk Indonesia : @deeptalkindonesia
DeepGrow Indonesia : @deepgrowindonesia