Langkah Penting Penyembuhan: Menerima Gangguan Mental Bagi Penderita

Artinya, menerima kondisi ini akan membantu kamu mempersiapkan diri dan merencanakan jalan keluar dengan lebih baik.

Logos IndonesiaMemiliki gangguan mental sering kali membuat seseorang merasa seolah berada di dalam jurang yang dalam dan gelap. Menerima gangguan ini, mengakui kenyataannya, bisa diibaratkan dengan beralih dari berjalan-jalan dalam gelap tanpa arah menjadi memegang obor penerang. Dengan menerima, kamu memiliki titik awal, titik referensi yang bisa kamu gunakan untuk mulai merencanakan perjalanan penyembuhanmu.

Baca Artikel Kami Lainnya: 5 Alasan Mengapa Seseorang Mungkin Melakukan Percobaan Bunuh Diri

Menerima kenyataan bahwa kamu memiliki gangguan mental seolah menyalakan cahaya di dalam jurang. Bukan berarti tiba-tiba jurang itu menjadi tempat yang ramah dan menyenangkan. Tapi paling tidak, dengan cahaya itu, kamu jadi bisa melihat jalannya. Mengetahui di mana jalan naik, jalan turun, atau bahkan jurang dalam yang harus dihindari. Artinya, menerima kondisi ini akan membantu kamu mempersiapkan diri dan merencanakan jalan keluar dengan lebih baik.

Pentingnya Menerima Gangguan Mental

Menerima kenyataan bahwa kamu memiliki gangguan mental bisa terasa seperti beban berat yang terangkat. Lupakan momen-momen ketika kamu mencoba berpura-pura bahwa segalanya baik-baik saja, lupakan rasa takut atau malu yang mungkin kamu rasakan. Menerima gangguan mental bukanlah pengakuan kekalahan, melainkan langkah berani pertama menuju perjalanan penyembuhan.

a. Membangun dasar untuk dukungan yang efektif

Menerima gangguan mental yang kamu alami layaknya membuka pintu rumah kamu untuk pengunjung. Dengan menerima, kamu memulai dialog – dengan diri sendiri, serta dengan orang-orang di sekitarku yang peduli. Mengakui bahwa kamu membutuhkan dukungan bukanlah tanda lemah, malah sebaliknya. Hal ini menunjukkan keberanianmu untuk menghadapi masalah ini.

Bisa jadi, kamu membutuhkan dukungan berupa kata-kata penyemangat, saran, atau sekadar telinga yang mau mendengarkan. Atau mungkin, dukungan yang kamu perlukan adalah bantuan profesional, seperti konselor atau psikolog. Dengan menerima gangguan mental, kamu bisa mulai mencari dan meminta bantuan yang cocok untuk situasimu.

b. Mengidentifikasi dan menghadapi perasaan

Menerima gangguan mental juga berarti membuka kesadaran terhadap perasaanmu. Terkadang, tumpukan perasaan yang ditahan dan tidak diakui bisa memakanmu dari dalam tanpa kamu sadari. Perasaan-perasaan ini bisa menjadi racun, mempengaruhi tindakanmu hingga semakin jauh dari yang kamu inginkan.

Dengan menerima bahwa kamu memiliki gangguan mental, kamu memungkinkan dirimu untuk mencermati dan menghadapi perasaanmu. Kamu punya kesempatan untuk memahami arti di balik perasaan tersebut dan bagaimana cara terbaik untuk menanggulanginya. Bukannya melarikan diri, kamu membuka peluang untuk belajar dan tumbuh dari setiap pengalaman.

c. Mengurangi perasaan malu dan stigma

Stigma terhadap gangguan mental bisa begitu kuat hingga sering membuat orang merasa malu dan bersalah. Namun, menerima kenyataan bahwa kamu berjuang dengan gangguan mental akan membantu mengurangi perasaan malu dan stigma tersebut.

Dengan menerima, kamu mengubah pandanganmu sendiri tentang gangguan mental. Kamu mulai menyadari bahwa seperti halnya penyakit fisik, gangguan mental adalah kondisi yang bisa menimpa siapa saja. Ini bukanlah sesuatu yang harus ditutupi atau dibuat malu. Menerima gangguan mental berarti kamu memilih untuk tidak merasa bersalah atau rendah diri. Sebaliknya, kamu memilih untuk mencintai dirimu sendiri dan merawat kesehatanmu. Sebab, kamu berhak merasa baik dan hidup bahagia seperti semua orang lainnya.

Sikap Kooperatif Dalam Menjalani Proses Pemulihan

Sikap kooperatif dalam proses pemulihan dari gangguan mental ibarat bintang pandu yang menuntunmu menuju pulau penyembuhan. Dengan sikap kooperatif, kamu mendukung proses ini untuk berjalan lebih lancar dan cerdas. Berikut adalah beberapa alasan penting mengapa sikap kooperatif sangat diperlukan dalam proses pemulihan:

a. Keberhasilan dalam Pengobatan

Pemulihan dari gangguan mental sering memerlukan metode pengobatan yang beragam. Bisa jadi kamu perlu minum obat sesuai resep, berpartisipasi dalam sesi-sesi konseling, atau mendalami teknik-teknik baru untuk merawat kesehatan mentalmu. Kamu semacam jadi anggota tim dalam perjalanan penyembuhanmu sendiri — sangat penting untuk kamu berada di garis depan.

Dengan sikap kooperatif, kamu memaksimalkan peluangmu untuk merasakan manfaat penuh dari pengobatan ini. Kamu menunjukkan komitmen terhadap proses penyembuhan dan membuka diri untuk kesembuhan. Sikap semacam itu memungkinkan tim penanganan kesehatan mentalmu – dokter, terapis, dan lainnya – untuk bekerja sebaik mungkin demi membantumu.

b. Membangun Hubungan yang Lebih Kuat dengan Dukungan Sosial

Tidak ada yang bisa melewati hidup ini sendirian, termasuk dalam perjalanan pemulihan gangguan mental. Kamu perlu dukungan dari orang-orang di sekitarmu yang peduli dan berusaha membantu – mungkin keluarga, teman, atau mungkin grup dukungan.

Dengan sikap kooperatif, kamu memungkinkan hubunganmu dengan jaringan dukungan sosialmu untuk semakin kuat. Ketika kamu bersikap terbuka dan bersedia untuk bekerja sama dengan mereka, kamu memberikan mereka peluang untuk lebih mengerti dirimu dan membantumu. Jaringan dukungan yang kuat menjadi semacam bantalan yang menyeimbangkan dan menopangmu saat terjadi goncangan dalam perjalananmu.

c. Menumbuhkan Rasa Percaya Diri dan Harga Diri

Ketika kamu berpartisipasi aktif dalam proses pemulihanmu dan bekerja sama dengan tim penanganan kesehatan mental, sesama survivor, atau jaringan dukunganmu, kamu membangun rasa percaya diri. Kamu membuat dirimu sadar bahwa kamu adalah bagian penting dari proses ini.

Kamu mulai melihat bahwa kamu memiliki kekuatan untuk mempengaruhi hasil dari perjalananmu sendiri. Lebih dari itu, sikap kooperatif ini mengajarimu untuk lebih menghargai diri sendiri. Kamu melihat bahwa upaya dan partisipasimu berharga dan penting. Lebih dari siapapun, kamu yang paling pantas mendapat hasil terbaik dari proses penyembuhan ini.

Baca Artikel Kami Lainnya: Cara Memanfaatkan Konformitas Dan Empati Yang Menular Untuk Memperkuat Ikatan Komunitas

Artikel oleh: Logos Indonesia.