Logos Indonesia – Carl Jung merupakan tokoh psikologi yang menerapkan pendekatan psikoanalisis Freud. Walaupun teori jump tidak terlalu dominan dalam psikoterapi psikoanalisis. Tapi teori Jung ini, lebih mirip dengan pendekatan terapi dari Rogers tentang fenomenologi dan terapi Maslow terkait humanistik. Rogers dan Maslow mengembangkan teori kepribadian di luar dari paradigma psikoanalitik.
4 Tahap Terapi Jung
Menurut Jung terdapat empat tahap bagi pasien ketika menjadi pasien terapi Jung. Empat tahap tersebut yaitu, pengakuan (confession), pencerahan (elucidation), pendidikan (education) dan perubahan (transformation). Berikut ini adalah penjelasan dari keempat tahapan terapi Jung.
Pengakuan (Confession)
Pada tahap awal terapi ini, pasien berada di tahap katarsis. Di mana pasien mengungkapkan semua hal yang ada di pikirannya. Bahkan pasien akan mengungkapkan semua isi permasalahan dari ketidaksadarannya yang mengganggunya selama ini. Situasi ini mirip dengan katarsis dari Freud, yaitu sama-sama mengungkapkan semua permasalahan yang ada pada dirinya secara spontan.
Baca Artikel Kami Lainnya: Ekstrovert vs Introvert. Aspek Kepribadian Dari Jung.
Biasanya pasien akan menguapkan emosinya seperti marah atau sedih kepada terapis. Cara ini mampu menenangkan pasien dari segala permasalahan yang dihadapinya dan membuat rasa legah dalam diri.
Pencerahan (Elucidation)
Ketika pasien sudah menguapkan semua isi hatinya. Saat itulah pasien akan menyadari permasalahan yang dihadapinya. Setelah pasien menyadari apa yang ia rasakan saat ini. Barulah tahap interpretasi atau penjelasan diberikan kepada pasien. Gratis akan menjelaskan penyebab dari tingkah laku neurotis pasien. Situasi ini mirip seperti transferensi dari Freud.
Pendidikan (Education)
Pada tahap ini terapis akan memotivasi klien untuk mempelajari tingkah laku baru. Cara ini dilakukan untuk pasien dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Mereka akan diajarkan untuk bisa beradaptasi secara normal di masyarakat luas. Proses ini cukup lama karena banyak sekali tantangan yang muncul.
Perubahan (Transformation)
Tahap terakhir adalah adanya perubahan atau transformasi dari hasil terapi. Pasien mampu mencapai realisasi diri. Mereka dapat membedakan aspek jiwa. Sehingga, mereka bisa mengatur aspek-aspek itu secara harmonis dan menciptakan diri menjadi lebih baik.
Terapi yang dilakukan oleh Jung terhadap pasiennya akan disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik pasiennya. Menyadari bahwa setiap tahapan perkembangan memiliki tahapan neurosisnya tersendiri dan itu harus diatasi. Selama Jung melakukan terapi, sebanyak 2/3 kliennya berusia pertengahan tahun dan menderita kehilangan makna hidup, tujuan hidup ataupun takut akan kematian.
Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Tokoh Psikologi Analisis, Carl Jung.
Tujuan dari terapi ini adalah untuk membantu klien yang neurotis tadi menjadi lebih sehat dan mampu mencapai realisasi dirinya.
Terapeutik Jung: Analisis Mimpi
Terdapat teknik analisis lainnya dari Jung yang didasarkan pada pendekatan psikoanalisis yaitu teknik analisis mimpi. Namun teknik analisis Jung memiliki perbedaan dengan Freud. Jika Freud, melihat analisis mimpi sebagai suatu pemenuhan hasrat dan simbolisasi dorongan id. Namun bagi Jung, analis mimpi merupakan cara seseorang untuk mengetahui hal yang tidak disadarinya sebagai bagian dari kepribadiannya.
Karena itu, beberapa mimpi memiliki makna dari representasi kehidupan nyata seseorang. Mimpi menjadi proses mengekspresikan perasaan dan sikap yang berada di alam bawah sadar berupa keinginan, rasa bersalah, perasaan tertekan, kecemasan ataupun permasalahan lainnya yang ditekan ke alam bawah sadar.
Ketika seorang terapis mampu memecahkan simbol dari mimpi seseorang yang neurotis, maka seseorang itu akan menyadari permasalahan yang ada di alam bawah sadarnya. Jadi tujuan dari analisis mimpi menurut Jung adalah untuk menginterpretasi mimpi melalui elemen-elemen pribadi dan kolektif mimpinya.
Terdapat tiga jenis mimpi yang memuat arketip Jung, yaitu mimpi besar (big dreams), mimpi tipikal (typical dreams), dan mimpi anak-anak (earliest dreams).
Mimpi Besar (Big Dreams)
Mimpi besar memiliki makna yang dianggap menarik. Bahkan ketika orang yang bermimpi itu tidak bisa menjelaskan hal yang membuat mimpi itu menarik. Berdasarkan teori Jung, mimpi besar ini memberikan pengalaman yang sangat mendalam karena terasa asing dan aneh. Seseorang yang mengalami mimpi besar ini kemungkinan mengalami gangguan serius karena kegagalan ego memuaskan diri pada dunia luar. Pada alam bawah sadar orang tersebut tidak merasa puas pada kehidupannya saat ini.
Mimpi Tipikal (Typical Dreams)
Mimpi tipikal merupakan mimpi yang umum dialami Kebanyakan orang. Dalam mimpi tersebut terdapat arketip figuran, seperti mimpi bertemu ibu, bapak, Tuhan, hantu, dan orang bijak. Selain itu dalam mimpi sering juga mengalami peristiwa, seperti kelahiran, kematian ataupun perpisahan. Arketip yang terakhir yang sering muncul dalam mimpi tipikal ini adalah arketipe objek, yaitu terdapat matahari, air, ikan, kera dan hewan lainnya.
Mimpi Anak-Anak (Earliest Dreams)
Mimpi anak-anak merupakan mimpi yang memunculkan ingatan di masa kanak-kanak. Biasanya mimpi ini muncul dengan kondisi kita sebagai anak usia 3-4 tahun. Mimpi yang tersimbol dalam mimpi anak-anak adalah arketipe motif dan simbol, seperti pahlawan, orang bijak, ikan dan Mandala.
Alwisol. (2009). Edisi Revisi: Psikologi Kepribadian. UMM Press