Mari Mengenal Berpikir Positif Vs Berpikir Katastrofik

Dalam artikel ini akan membantu kita semua untuk memahami dua jenis pola pikir tersebut, yaitu berpikir positif vs berpikir katastrofik.

Logos IndonesiaSiapa di antara kamu yang sering merasakan kecemasan berlebihan atau selalu berpikir hal terburuk akan terjadi dalam suatu situasi? Atau sebaliknya, ada juga yang selalu berpikir positif dan berusaha melihat sisi terbaik dari segala situasi? Bingung kan, kenapa bisa ada pola pikir yang berbeda seperti itu? Dalam artikel ini akan membantu kita semua untuk memahami dua jenis pola pikir tersebut, yaitu berpikir positif vs berpikir katastrofik.

Tahukah kamu? Pola pikir kita dapat mempengaruhi cara kita merespons situasi, hubungan dengan orang lain, dan bahkan kesehatan kita. Makanya, penting banget untuk mengetahui bagaimana pola pikir itu sendiri bekerja dan membentuk sikap kita dalam kehidupan sehari-hari.

Kita akan mulai dengan memahami apa itu berpikir positif, dilanjutkan dengan berpikir katastrofik. Semoga informasi ini dapat membantu kita semua hidup lebih baik dan sehat, baik secara mental maupun fisik.

Pengertian dan Contoh Berpikir Positif

 

Nah, berpikir positif ini adalah sikap mental dimana kamu cenderung melihat kebaikan dan hal-hal positif dalam berbagai situasi. Teman-teman yang sering berpikir positif ini biasanya selalu melihat gelas setengah penuh, bukan setengah kosong. Mereka ini selalu mencoba melihat sisi baik dari segala hal dan biasanya. Lebih mudah untuk merasa bahagia dan puas dalam hidupnya.

Berpikir positif bisa sangat berpengaruh di tempat kerja. Misalkan, kamu mendapatkan tugas baru yang cukup menantang. Orang dengan pola pikir positif akan berpikir,. “Wah, ini adalah kesempatan bagus untuk belajar dan mengembangkan diri.” Alih-alih merasa takut dan cemas, mereka melihat ini sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.

Dalam hubungan asmara atau pertemanan, berpikir positif juga memiliki perannya. Misalnya, ketika teman atau pasangan kamu melakukan kesalahan. Maka berpikir positif bisa membuat kamu lebih memahami dan empati. Kamu mungkin akan berpikir, “Semua orang bisa membuat kesalahan, bukan? Ini adalah waktu yang baik untuk kita belajar dan menjadi lebih baik.”

Berpikir positif juga berkaitan dengan kesehatan kita. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa berpikir positif dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, meningkatkan kesehatan jantung, dan bahkan memperpanjang umur! Betapa hebatnya pola pikir ini, bukan?

Pengertian dan Contoh Berpikir Katakstrofik

Berpikir katastrofik merupakan kecenderungan untuk selalu mengasumsikan hal terburuk akan terjadi dalam setiap situasi. Mereka yang sering berpikir katastrofik biasanya melihat gelas setengah kosong, bukan setengah penuh.

Di tempat kerja, berpikir katastrofik mungkin terjadi ketika kamu diberikan tanggung jawab atau tugas baru. Misalnya, mungkin kamu berpikir, “Saya pasti akan gagal di tugas baru ini. Saya tidak cukup pintar atau berpengalaman untuk ini!” Padahal, kamu mungkin benar-benar mampu menyelesaikan tugas tersebut jika kamu mencoba dan memberikan yang terbaik.

Baca Artikel Kami Lainnya: Tips Memberikan Kritikan yang Membangun untuk Orang Lain

Dalam hubungan asmara atau pertemanan, berpikir katastrofik bisa terjadi saat kamu berada dalam situasi konflik atau saat ada perubahan dalam hubunganmu. Dalam situasi ini, kamu mungkin berpikir, “Hubungan ini pasti akan berakhir. Dia/dia pasti tidak mencintaiku lagi,” padahal mungkin tidak ada bukti pasti bahwa hal itu terjadi.

Dalam kesehatan, berpikir katastrofik bisa terjadi jika kamu merasakan sesuatu yang tidak biasa di tubuhmu. Misalnya, jika kamu merasakan sakit kepala, mungkin kamu berpikir, “Ini pasti ada masalah serius di otak saya!” Padahal, mungkin hanya sakit kepala biasa yang bisa diobati dengan istirahat dan obat sederhana.

Cara Meningkatkan Berpikir Positif dan Mengurangi Berpikir Katakstrofik

Nah, sekarang setelah kita tahu apa itu berpikir positif dan berpikir katastrofik. Mari kita bahas cara-cara untuk meningkatkan pola pikir positif dan mengurangi pola pikir katastrofik.

Langkah-langkah untuk Lebih Berpikir Positif

  1. Praktekkan Kehadiran Pikiran (Mindfulness): Kehadiran pikiran adalah teknik meditasi di mana kamu memusatkan perhatian pada momen saat ini. Praktekkan kehadiran pikiran untuk fokus pada hal-hal positif di sekitar kamu.
  2. Buat Daftar Hal Positif: Coba luangkan waktu beberapa menit setiap hari untuk mencatat hal-hal positif yang telah terjadi. Ini bisa membantu menggeser pola pikir kamu ke arah yang lebih positif.
  3. Cari Sisi Positif dalam Situasi Negatif: Ini mungkin agak sulit, tapi percobaan untuk menemukan sesuatu yang positif dalam setiap situasi. Hal ini dapat membuat kamu merasa lebih baik dan lebih optimis.
  4. Lingkungan yang Positif: Kamu adalah rata-rata dari lima orang terdekat denganmu. Jadi, kelilingi diri kamu dengan orang-orang yang positif dan sopan, dan hindari mereka yang selalu negatif dan pesimis.

Langkah-langkah untuk Mengurangi Berpikir Katakstrofik

  1. Pelajari Teknik-Teknik Relaksasi: Teknik-teknik seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam bisa membantu kamu mengurangi kecemasan dan berpikir lebih jernih.
  2. Berlatih Logika dan Rasionalitas: Ketika kamu mulai merasa cemas dan berpikir katastrofik, coba jaga logika dan rasionalitas. Tanyakan pada diri sendiri apakah pikiran-pikiran ini berdasarkan fakta atau hanya berdasarkan rasa takut.
  3. Konsultasi dengan Profesional Kesehatan Mental: Jika berpikir katastrofik sudah mulai mengganggu hidup kamu, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental. Mereka dapat membantu kamu mengembangkan strategi dan teknik untuk mengendalikan pola pikir ini.

Ingat, perubahan tidak akan terjadi dalam semalam. Tapi dengan usaha dan konsistensi, kita semua bisa mulai mengubah pola pikir kita dari katastrofik menjadi lebih positif. Semoga langkah-langkah ini membantu kamu dalam perjalananmu untuk menjadi lebih positif dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kenapa Sih Susah Menerima Kritik? Yuk, Kita Cari Tau Penyebabnya!

Artikel oleh: Logos Indonesia.