Bagaimana Berpikir Katakstrofik atau Berpikir Negatife Bisa Muncul dalam Kehidupan Sehari-hari

Berpikir katarsrofik bisa merubah persepsi kita terhadap dunia sekitar. Membuat segala situasi seolah-olah akan berakhir buruk.

Logos IndonesiaPernah merasa begitu cemas sampai berlebihan? Akibatnya, segala pemikiran berubah menjadi hal paling buruk yang bisa terjadi. Misalnya saat ingin mengajak teman berkencan, pikiran Kamu langsung membayangkan berbagai skenario terburuk yang mungkin terjadi. Jika Kamu sering merasa demikian, itu adalah contoh dari berpikir katarsrofik. Jangan khawatir, ini adalah hal yang wajar dialami oleh banyak orang, termasuk kamu.

Berpikir katarsrofik bisa merubah persepsi kita terhadap dunia sekitar. Membuat segala situasi seolah-olah akan berakhir buruk. Ketahuilah, mengapa kita membicarakan ini? Karena berpikir katarsrofik bukan hanya membuat hidup kita dipenuhi oleh kecemasan, tetapi juga bisa memengaruhi bagaimana kita menjalani kehidupan sehari-hari.

Baca Artikel Kami Lainnya: Tips Memberikan Kritikan yang Membangun untuk Orang Lain

Ada kalanya berpikir katarsrofik merupakan respon alami kita terhadap situasi yang penuh dengan ketidakpastian. Jika Kamu merasa terjebak dalam siklus kecemasan dan khawatir yang berlebihan, bahkan untuk hal-hal kecil sekalipun. Kamu mungkin sedang mengalami berpikir katarsrofik. Mari kita bahas lebih lanjut tentang berpikir katarsrofik ini.

Berpikir Katarstofik dalam Berbagai Aspek Kehidupan Sehari-hari

Ternyata, berpikir katarsrofik bisa bermunculan dalam berbagai aspek kehidupan. Mulai dari situasi di tempat kerja, hubungan pribadi, hingga masalah kesehatan dan pendidikan. Yuk, kita ulas satu-satu bagaimana contoh berpikir katarsrofik dalam kehidupan sehari-hari.

1.     Dalam Pekerjaan

Seandainya di kantor ada rekan kerja baru, pikiranmu mulai berpikir katarsrofik, “Aih, dia pasti lebih jago dari aku. Nanti bos aku suka dia terus aku diphk.” Padahal, kamu nggak tahu seperti apa sebenarnya kemampuan atau karakter rekan kerja barumu itu. Jangan biarkan berpikir katarsrofik membuatmu takut mencoba hal baru atau membatasi diri dalam bertindak di lingkungan kerja.

2.     Dalam Hubungan

Berpikir katarsrofik juga sering terjadi dalam hubungan, misalnya saja dalam pertemanan atau hubungan asmara. Kamu bola menerima pesan dari teman dan langsung berpikir, “Ah, pasti dia sudah bosen sama aku. Mau putusin pertemanan.” Atau saat pasanganmu sedikit berubah perilakunya dan kamu sudah berpikir macam-macam, “Dia pasti punya orang lain. Mau ninggalin aku.” Padahal belum tentu hal itu yang terjadi, kan?

3.     Dalam Kesehatan

Disaat kamu merasa tidak enak badan sedikit pun, kamu langsung berpikir katarsrofik “Ini pasti penyakit serius. Aku bakal mati.” Kemudian kamu panik, stres, dan itu malah bisa membuat kondisi kesehatanmu menurun. Padahal mungkin yang kamu alami itu hanya masuk angin atau kecapekan biasa.

4.     Dalam Pendidikan

Berpikir katarsrofik dalam pendidikan bisa terjadi saat kamu menghadapi ujian atau tugas penting, “Aku pasti nggak bisa jawab soal ini. Nilai aku bakal jelek. Aku nggak bakal lulus.” Pikiran seperti ini sebenarnya hanya akan memperburuk keadaan, karena bisa memicu stres yang mengganggu konsentrasimu.

Sebagian besar dari kita memang pernah merasakan kecemasan berlebihan seperti ini. Tapi penting untuk kita sadari bahwa berpikir katarsrofik ini nggak membantu kita sama sekali. Malah sebaliknya, bisa menghambat kita untuk mencapai tujuan. Jadi, yuk kita belajar untuk menjaga pikiran kita agar tetap positif!

Dampak Berpikir Katarstofik terhadap Kesehatan Mental dan Fisik

Setelah kita membahas tentang contoh berpikir katarsrofik, sekarang saatnya kita memahami dampak-dampak yang ditimbulkan oleh pola pikir ini. Dampak berpikir katarsrofik ini sendiri nggak hanya sebatas mempengaruhi kesejahteraan mental kita. Namun juga bisa berdampak secara fisik, lho! Ayo kita bahas lebih lanjut tentang apa saja dampak berpikir katarsrofik terhadap kesehatan mental dan fisik kita.

1.     Stres Kronis

Coba bayangin, kalo sehari-hari kamu selalu berpikir hal yang paling buruk yang bisa terjadi. Maka otomatis pikiran kamu akan penuh dengan tekanan dan stress. Nah, kalo ini terjadi terus menerus, bisa-bisa kamu mengalami yang namanya stres kronis. Stres seperti ini nggak cuma bikin kamu berasa capek dan lelah melulu. Tapi juga bisa mempengaruhi kesehatanmu secara keseluruhan.

2.     Gangguan Tidur

Berpikir katarsrofik juga bisa bikin kamu susah tidur. Karena pikiran kamu selalu penuh dengan kekhawatiran dan ketakutan. Ketika tetap terjaga di malam hari dengan berbagai pikiran yang berpusar. Tentunya, hal ini akan mengganggu kualitas tidur kamu.

3.     Gangguan Makan

Nah, ini juga nih. Ketika hati dan pikiran kamu nggak tenang, biasanya nafsu makan juga ikutan terganggu. Ada yang merasa nggak ada selera makan sama sekali, tapi ada juga yang malah jadi makan terus-terusan. Kedua kondisi ini sama-sama nggak sehat.

4.     Efek Kesehatan Fisik Lainnya

Selain itu, stres yang dihasilkan oleh berpikir katarsrofik bisa juga berdampak pada kesehatan fisik kamu. Misalnya jadi mudah lelah, sakit kepala, atau bahkan bisa memicu penyakit-penyakit lain seperti tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Jadi, jangan anggap sepele dampak berpikir katarsrofik ini, ya! Kita harus belajar cara mengatasinya agar bisa hidup lebih sehat dan bahagia.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kenapa Sih Susah Menerima Kritik? Yuk, Kita Cari Tau Penyebabnya!

Artikel oleh: Logos Indonesia.