Logos Indonesia – Ilmu psikologi sangat luas penerapannya. Salah satunya bisa dipraktikkan dalam kasus hukum, yaitu psikologi forensik. Cabang ilmu psikologi yang satu ini mempelajari subjek dari sudut pandang perilaku, kognitif, dan afektif di bidang hukum.
Adapun praktik kerja psikologi forensik berbeda dengan psikologi klinis dan psikologi pendidikan. Penasaran dengan praktik kerja psikologi forensik ini? Berikut adalah cara praktik kerja psikologi klinis. Namun, sebelum mengetahuinya, alangkah baiknya jika kamu memahami dahulu ruang lingkup praktik psikologi forensik.
Ruang Lingkup Praktik Psikologi Forensik
Praktik kerja psikologi forensik berbeda dengan psikologi klinis. Dalam psikologi forensik, psikolog tidak berempati pada terdakwa, melainkan melakukan pengujian dan prosedur konsistensi informasi sesuai fakta. Sementara, pada psikologi klinis, seorang psikolog ketika bekerja melakukan observasi membutuhkan rasa empati.
Supaya wawasan praktik kerja psikologi forensikmu bertambah, berikut ruang lingkup praktik psikologi forensik yang perlu kamu ketahui.
- Ruang lingkup penanganan psikologi forensik lebih terbatas dan mengabaikan aspek klinis dalam menangani suatu kasus.
- Psikologi forensik bekerja dengan cara mengabaikan sudut pandang kliennya. Selain itu, seorang psikolog forensik mengutamakan akurasi data dan bukti.
- Seorang psikolog forensik bekerja berdasarkan perintah jaksa dan hakim, yaitu membantu melakukan analisis kasus hukum dari sudut pandang ilmu psikologi.
- Tujuan praktik kerja psikologi forensik adalah membantu sistem peradilan dalam menangani masalah forensik sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Baca artikel kami lainnya: Lebih Memahami Psikologi Forensik yang Sering Disebut dalam Kasus Pembunuhan Akhir-Akhir Ini
7 Cara Praktik Kerja Psikologi Forensik pada Kasus Hukum
Psikolog forensik harus mampu menghadirkan dan mencari informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan tindak kejahatan. Bagi kamu yang bercita-cita menjadi psikolog forensik mengenal cara kerja psikologi forensik sangat penting dilakukan. Berikut cara praktik kerja psikologi forensik dalam kasus hukum.
Bekerja Atas Dasar Membantu Kasus Hukum
Dasar praktik kerja psikologi forensik adalah membantu kasus hukum. Umumnya, seorang psikolog forensik tidak diperbolehkan menyalahkan pihak X atau Y. Dalam praktiknya, psikologi forensik harus menunjang bukti atas serangkaian kejadian yang sudah dijelaskan oleh jaksa dan pengacara.
Selain itu, psikologi forensik harus mendukung bukti yang ada. Tujuannya membantu sistem peradilan untuk melakukan penilaian dalam menetapkan hukuman. Oleh karena itu, tugas psikolog forensik harus mendukung bukti yang ada sesuai dengan fakta dan data yang berkaitan dengan kasus hukum.
Khusus untuk Mengatasi Masalah Hukum
Sudah tentu, masalah forensik berkaitan erat dengan kriminalitas atau masalah hukum. Seorang psikolog forensik bekerja dengan tujuan memperjelas alibi pelaku tindak kejahatan atau kriminalitas, apakah alibi yang dibuat sesuai fakta atau menyimpang dari fakta yang ada.
Membutuhkan Observasi yang Mendalam dan Sesuai Fakta
Sama halnya dengan psikologi pendidikan, psikologi forensik membutuhkan observasi yang mendalam. Hal tersebut bertujuan supaya dalam melakukan penilaian sesuai dengan fakta yang ada. Pastinya, seorang psikolog forensik harus cermat dan teliti dalam melakukan penilaian karakter manusia.
Membutuhkan Data yang Dapat Dipercaya (Autentik)
Selain harus bekerja sesuai fakta, dalam psikologi forensik membutuhkan data yang sah dan dapat dipercaya (autentik). Oleh karena itu, seorang psikolog harus melakukan observasi dengan cermat.
Tidak Berhak untuk Menyalahkan Pelaku Tindak Kejahatan secara Sepihak
Hampir mendekati tugas polisi, seorang psikolog forensik bekerja untuk mengungkap bukti sesuai fakta. Namun, perbedaannya dalam psikologi forensik bekerja tidak untuk menyalahkan pelaku tindak kejahatan secara sepihak. Tugas psikolog forensik dalam sistem peradilan, bekerja untuk menganalisis lebih mendalam tentang pelaku tindak kejahatan.
Ada Subjek dan Objek yang Jelas dan Pasti
Pada umumnya, dalam sistem peradilan subjek dan objek psikologi forensik suah jelas dan pasti. Subjek dan objek yang dimaksud biasanya mendapat rujukan dari lembaga hukum dan dokter forensik yang berkaitan dengan kasus hukum.
Psikologi Forensik Harus Bekerja sesuai dengan Tahapan dan Tidak Boleh Sembarangan
Sesuai dengan namanya, psikologi forensik ini berkaitan dengan peristiwa yang membahayakan nyawa manusia bahkan berkaitan erat dengan nyawa korban tindak kejahatan. Oleh karenanya, tahapan praktik kerja psikologi forensik harus sesuai dengan tahapan, tidak boleh sembarangan melakukan analisis, dan harus sesuai dengan data autentik.
Bisa dikatakan, tugas seorang psikolog forensik rumit karena ia harus menjabarkan berbagai macam temuan bukti dan data yang ada. Bukti dan data tersebut kemudian dianalisis dan dinilai tanpa ada penilaian keberpihakan.
Baca artikel kami lainnya: Masih Bingung Cara Menolak Panggilan Kerja? Ikuti Tips Sopan Tolak Interview Kerja Ini
Bagaimana menurutmu tentang praktik kerja psikologi forensik, menarik bukan? Bagi kamu yang menyukai tantangan, mempelajari psikologi forensik memang akan cocok untukmu. Sekadar informasi, untuk mengetahui bakat dan minatmu pada bidang forensik ini, kamu bisa melakukan tes bakat dan minat.
Perlu diketahui, saat ini profesi psikologi forensik sangat dibutuhkan dalam sistem peradilan. Itu karena deskripsi kerja dan praktik kerja psikolog forensik dapat membantu hakim dan jaksa dalam menentukan putusan hukuman.