Perang Dunia Ke-2 dan Dampaknya terhadap Perkembangan Psikologi

Perang Dunia ke-2 juga mempengaruhi pengembangan ilmu psikologi sosial modern dan psikoterapi. Tapi juga memberikan trauma bagi banyak orang.

PIO, Sosial, Tokoh4887 Views

Logos IndonesiaPerang Dunia ke-2 telah menjadi peristiwa sejarah yang berdampak besar pada dunia. Tidak hanya pada bidang politik dan ekonomi, perang dunia ke-2 juga memberikan pengaruh yang signifikan pada perkembangan ilmu psikologi.

Perang Dunia ke-2 mampu memberikan pengaruh yang signifikan pada perkembangan ilmu psikologi. Dampak psikologis dari perang, seperti Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), mempengaruhi kesehatan mental banyak orang. Selain itu, kebutuhan akan tes psikologi dan seleksi pekerjaan semakin meningkat, dan peran wanita dalam masyarakat juga berubah selama perang.

Perang Dunia ke-2 juga mempengaruhi pengembangan psikologi sosial modern dan psikoterapi. Bagaimana perang dunia ke-2 mempengaruhi perkembangan psikologi terus membuka peluang bagi penelitian lebih lanjut dan mempengaruhi kehidupan kita hari ini.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara detail bagaimana perang dunia ke-2 mempengaruhi perkembangan psikologi, dan bagaimana hal itu mempengaruhi kehidupan kita hari ini. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pengaruh perang pada kesehatan mental dan sosial, kita dapat memperkuat upaya kita untuk mendorong kesejahteraan individu dan masyarakat secara keseluruhan.

1. Trauma dan PTSD

Kamu pasti sudah mendengar tentang Post – Traumatic Stress Disorder (PTSD), kondisi psikologis yang muncul setelah seseorang mengalami peristiwa traumatis. PTSD pertama kali dikenal sebagai “shell shock” pada masa Perang Dunia ke-1, tetapi kasus PTSD meningkat pesat selama Perang Dunia ke-2. Banyak prajurit yang kembali dari medan perang mengalami masalah psikologis, seperti mimpi buruk, kecemasan, dan ketakutan.

Dampak dari PTSD pada masyarakat pada saat itu sangat besar. Kita dapat melihat bagaimana PTSD mempengaruhi kesehatan mental banyak orang, terutama di kalangan veteran perang. Namun, penanganan PTSD semakin berkembang seiring berjalannya waktu, dan saat ini banyak terapis yang membantu orang yang mengalami PTSD untuk pulih dari traumanya.

2. Kebutuhan Akan Seleksi Dan Tes Psikologi

Selama Perang Dunia ke-2, banyak tentara yang direkrut untuk bertempur di medan perang. Oleh karena itu, pihak militer mengembangkan tes psikologi untuk menyeleksi para prajurit yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam medan perang.

Sejak saat itu, kebutuhan akan tes psikologi dalam seleksi pekerjaan dan pendidikan semakin meningkat. Kita bisa melihat bagaimana tes psikologi sering digunakan dalam berbagai bidang, seperti penerimaan kerja, rekrutmen karyawan, dan penerimaan mahasiswa. Kita juga bisa melihat bagaimana penggunaan tes psikologi telah membantu memilih orang yang tepat untuk pekerjaan tertentu dan meminimalkan risiko terjadinya kesalahan seleksi.

3. Peran Wanita Dalam Perang

Perang Dunia ke-2 juga mempengaruhi peran wanita dalam masyarakat. Kita bisa melihat bagaimana wanita mulai diberikan kesempatan untuk bekerja dan berpartisipasi dalam industri selama perang. Banyak wanita yang bekerja di pabrik senjata, perusahaan penerbangan, dan perusahaan transportasi.

Perubahan dalam peran wanita ini juga mempengaruhi perkembangan psikologi, terutama dalam bidang gender dan peran sosial. Kita bisa melihat bagaimana pengaruh peran sosial dan gender pada seseorang dapat mempengaruhi pilihan karir dan gaya hidup mereka. Hal ini juga membuka peluang bagi wanita untuk terlibat dalam berbagai bidang pekerjaan dan aktivitas, yang sebelumnya hanya dianggap sebagai pekerjaan laki-laki.

4. Penciptaan Psikologi Sosial Modern

Selama Perang Dunia ke-2, terjadi perubahan besar-besaran dalam masyarakat dan politik. Perubahan ini mendorong pengembangan psikologi sosial modern, yang membahas interaksi sosial dan dinamika kelompok dalam masyarakat.

Dalam psikologi sosial modern, kita mempelajari bagaimana individu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain di sekitarnya, dan bagaimana dinamika kelompok dapat mempengaruhi perilaku individu. Dalam konteks Perang Dunia ke-2, psikologi sosial digunakan untuk memahami bagaimana propaganda dan kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi opini publik dan keputusan individu.

5. Pengembangan Psikoterapi

Perang Dunia ke-2 juga mempengaruhi pengembangan psikoterapi. Setelah perang, banyak veteran yang membutuhkan bantuan psikologis untuk mengatasi masalah trauma dan gangguan psikologis lainnya.

Ini mendorong pengembangan berbagai jenis psikoterapi, seperti terapi kognitif-behavioral, terapi keluarga, dan terapi berorientasi psikoanalitik. Banyak dari teknik-teknik ini masih digunakan hingga saat ini, dan membantu banyak orang untuk mengatasi berbagai masalah psikologis.

Baca Artikel Kami Lainnya: Peran Wanita dalam Sejarah Psikologi.

Dari pembahasan di atas, kita dapat melihat bahwa Perang Dunia II sangat memengaruhi perkembangan psikologi dan memberikan dampak yang signifikan pada masyarakat saat ini. Terlebih lagi, perang ini telah mengajarkan kita banyak hal tentang cara kita dapat membantu orang lain yang mengalami trauma dan mempertahankan nilai-nilai etika dan tanggung jawab dalam pengembangan teknologi.

Sebagai individu yang peduli dengan perkembangan diri dan masyarakat, mari kita terus meningkatkan keingintahuan kita tentang sejarah dan psikologi. Dengan begitu, kita dapat memahami dan menghargai sejarah serta memperoleh wawasan baru dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

Baca Artikel Kami Lainnya: Bagaimana Mengembangkan Rencana Aksi yang Efektif untuk Meningkatkan Motivasi Diri.

Artikel oleh: Logos Indonesia.