DSM: Sejarah DSM Hingga Sekarang

DSM adalah sistem klasifikasi yang digunakan oleh para profesional kesehatan mental untuk mendiagnosis gangguan mental.

Klinis2556 Views

Logos Indonesia Apakah kamu pernah mendengar tentang DSM atau Diagnostik dan Manual Statistik? DSM adalah sistem klasifikasi yang digunakan oleh para profesional kesehatan mental untuk mendiagnosis dan merawat pasien dengan gangguan mental.

Namun, tahukah kamu bagaimana sejarah pengembangan dan perkembangan DSM dari WHO ICD pada tahun 1939 hingga sekarang? Mari kita bahas bersama-sama!

Pengenalan DSM dan ICD

Sebelum kita masuk ke dalam sejarah DSM, ada baiknya kamu tahu tentang ICD atau International Classification of Diseases. ICD pertama kali diperkenalkan oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 1893 sebagai sistem klasifikasi penyakit yang digunakan untuk tujuan statistik. ICD terus berkembang dan pada tahun 1939, ICD pertama kali mencakup gangguan mental.

Awal Mula Terbentuknya DSM I

Pengembangan DSM dimulai pada tahun 1952, ketika American Psychiatric Association (APA) menerbitkan edisi pertama dari DSM. DSM-I, yang hanya terdiri dari 130 halaman, mencakup deskripsi 106 gangguan mental. Pada saat itu, DSM-I sangat dipengaruhi oleh International Classification of Diseases (ICD) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). ICD ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1939.

ICD adalah sistem klasifikasi internasional untuk penyakit, cedera, dan penyebab kematian. Pada saat itu, gangguan mental masih dianggap sebagai bentuk kegilaan dan diperlakukan sebagai masalah hukum daripada medis. Namun, pada tahun 1948, WHO mengeluarkan versi revisi ICD dan memasukkan gangguan mental sebagai bagian dari klasifikasi penyakit.

Lalu, Mengapa APA Perlu Membuat Sistem Klasifikasi Mereka Sendiri Jika ICD Sudah Ada?

Nah, ICD awalnya dikembangkan untuk tujuan epidemiologi dan bukan untuk mendiagnosis gangguan mental. Selain itu, DSM-I dirancang khusus untuk digunakan oleh para profesional kesehatan mental di Amerika Serikat dan menggabungkan ide-ide dari beberapa sistem klasifikasi yang ada pada saat itu.

Terbentuk DSM II

Pada tahun 1968, DSM-II diterbitkan. Edisi ini mencakup 182 gangguan mental, dan terus memperluas cakupannya dengan menyertakan deskripsi lebih rinci tentang setiap gangguan. DSM-II juga mencakup klasifikasi berdasarkan jenis kelamin, yang telah dihapus dari edisi selanjutnya karena dianggap tidak relevan.

Terbentuk DSM III

Selama beberapa dekade berikutnya, DSM terus berkembang dan memperbarui edisinya. Pada tahun 1980, DSM-III diterbitkan dan menandai titik balik dalam sejarah DSM. Edisi ini sangat berbeda dari edisi sebelumnya, dengan pendekatan yang lebih sistematis dan kriteria yang lebih jelas untuk setiap gangguan. DSM-III juga menghilangkan banyak diagnosis psikoanalitik yang kontroversial yang ada pada edisi sebelumnya.

Terbentuk DSM IV

DSM-IV diterbitkan pada tahun 1994 dan memperluas jumlah gangguan mental yang tercakup, mencakup lebih dari 300 gangguan mental. Edisi ini juga memperkenalkan konsep multi-aksis yang memungkinkan profesional kesehatan mental untuk mengevaluasi pasien dari beberapa dimensi yang berbeda, seperti gangguan mental dan kondisi medis lainnya yang mungkin mempengaruhi kesehatan mental seseorang.

Terbentuk DSM V

Pada tahun 2013, DSM-5 diterbitkan setelah lebih dari satu dekade pengembangan. Edisi ini mencakup lebih dari 400 gangguan mental dan memiliki beberapa perubahan signifikan dibandingkan dengan edisi sebelumnya, termasuk penggabungan beberapa diagnosis dan penghapusan beberapa diagnosis kontroversial seperti “gangguan identitas gender” yang kemudian diganti dengan “disforia gender”.

Bagaimana DSM Berkembang Selama Beberapa Dekade Terakhir?

Selama beberapa dekade terakhir, DSM mengalami banyak kritik dan kontroversi. Beberapa kritikus menganggap bahwa DSM terlalu bergantung pada model medis dan tidak cukup memperhatikan faktor-faktor sosial dan lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Ada juga kritik yang menyatakan bahwa DSM terlalu banyak melakukan labeling dan dapat mengakibatkan stigmatisasi terhadap orang dengan gangguan mental.

Di sisi lain, ada juga yang mendukung DSM dan menganggapnya sebagai alat yang penting untuk membantu para profesional kesehatan mental dalam mendiagnosis dan merawat pasien mereka. Selain itu, DSM juga terus mengalami perubahan dan penyempurnaan dengan setiap edisi baru. Sehingga dapat lebih akurat dan efektif dalam mendiagnosis dan merawat pasien.

Baca Artikel Kami Lainnya: Mengenal Bipolar dan Jenis-Jenisnya.

Sekarang, DSM-5 masih digunakan oleh para profesional kesehatan mental di seluruh dunia sebagai alat penting dalam mendiagnosis dan merawat pasien dengan gangguan mental. Namun, beberapa ahli kesehatan mental juga telah mengembangkan sistem klasifikasi alternatif yang lebih holistik dan melibatkan lebih banyak faktor sosial dan lingkungan dalam proses diagnosis.

Jadi DSM telah mengalami banyak perubahan dan perkembangan sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 1952. Meskipun terus mengalami kritik dan kontroversi, DSM tetap menjadi alat yang penting bagi para profesional kesehatan mental dalam mendiagnosis dan merawat pasien dengan gangguan mental. Namun, kita juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor sosial dan lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang, dan terus mengembangkan sistem klasifikasi alternatif yang lebih holistik.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apa Itu Abnormalitas Dari Sisi Psikologi Sosial?

 

Davison, G. C., Neale, J. M., Kring, A. M. (2017). Psikologi Abnormal Edisi Ke-7. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Artikel oleh: Logos Indonesia.