Kamu Merasa Di Kondisi Toxic Productivity? Disini Ada Tips Untuk Menghentikannya

Kamu merasa di kondisi toxic productivity? Disini ada tips untuk menghentikannya. Salah satunya untuk mengubah arti produktivitas itu sendiri.

PIO, Tips dan Trik2163 Views

Logos Indonesia Apakah kamu pernah merasa kegiatan keseharianmu yang produktif malah merugikan dirimu sendiri? Kegiatan yang kamu lakukan setiap harinya menyita waktu untuk kamu beristirahat. Aktivitas yang tidak memperhatikan kesehatan sendiri dan memutuskan hubungan dengan orang lain. Itu merupakan salah satu tanda ketika kamu berada di fase toxic productivity.

Baca Artikel Kami Lainnya: 7 Cara Menjadi Produktif Di Hari Libur.

Menjadi seseorang yang produktif merupakan hal yang baik. Namun jika kegiatan yang produktif itu dapat mengganggu kesehatan tubuh dan fisikmu. Maka kegiatan yang produktif itu tidak lagi dianggap baik. Bahkan bisa jadi kegiatan yang produktif itu akan meracuni dirimu. Itulah sebabnya dinamakan toxic produktivity. Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai toxic produktivity dan tips untuk menghentikannya.

Apa Itu Toxic Produktivity?

Dilansir dari DokterSehat, toxic productivity adalah kondisi seseorang yang terlalu terobsesi untuk selalu produktif dan menyalahkan diri sendiri ketika tidak melakukan aktivitas yang produktif. Pada umumnya, Mereka yang mengalami toxic produktivitas, bekerja tanpa kenal waktu hingga tidak memperhatikan kesehatan dan hubungan antar sosial.

Memang benar, bahwa melakukan aktivitas yang produktif seperti bekerja memicu perasaan bahagia setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut. Hormon dopamin yang memicu rasa bahagia muncul ketika perasaan puas telah menyelesaikan suatu pekerjaan.

Baca Artikel Kami Lainnya:Ini Alasan Kamu Masih Merasa Lesuh Walaupun Sudah Istirahat.

Namun ketika sudah kecanduan untuk bekerja karena ada rasa puas setelah menyelesaikan pekerjaan. Maka, terdapat gangguan psikologis yang menyertainya. Toxic produktivity merupakan tanda terjadinya gangguan psikologis akibat kecanduan rasa puas setelah menyelesaikan pekerjaan.

Karena itu bekerja terlalu keras dan mengabaikan kebutuhan diri sendiri menjadi salah satu ciri seseorang mengalami toxic produktivity. Selain itu, tidak merasa puas dengan pencapaian saat ini akibat ekspektasi yang dibuatnya tidak realistis.

Baca Artikel Kami Lainnya: Jika Kamu Menemukan Tanda-tanda Ini, Segeralah Ke Psikolog Atau Psikiater.

Mereka memiliki anggapan bahwa ketika dirinya tidak bisa melakukan aktivitas yang produktif dalam satu hari saja. Maka perasaan bersalah dan tidak berharga itu pun muncul. Karena itu, Mereka cenderung sulit untuk bisa bersantai dan menjauhkan pikiran dari permasalahan pekerjaan.

Terlalu menilai diri sendiri dan berekspektasi tinggi terhadap diri sendiri juga menjadi faktor terjadinya toxic produktivity. Ketika kamu selalu menilai diri sendiri. Maka saat dirimu gagal mencapai suatu target. Dirimu hanya berfokus pada kegagalan tersebut.

Tips Menghentikan Toxic Productivity

Semua hal tersebut mampu mengganggu kesehatan mental dan tubuhmu. Karena itu kenalilah dirimu sendiri dan kamu bisa menerapkan beberapa tips yang ada dalam artikel ini. Berikut ini adalah tips bagi kamu yang berada di fase toxic produktivity untuk menghentikannya.

Terapkan Target Sesuai Dengan Kapasitas Diri Dan Jangan Memaksakan Diri

Salah satu ciri orang yang mengalami toxic productivity adalah pekerja bekerja tanpa batas. Mereka selalu menerima pekerjaan tanpa kenal kapasitas diri. Karena itu, cobalah kenali kapasitas dirimu dari segi kemampuan maupun waktu pengerjaan. Dalam mengatur waktu, pertimbangkan juga waktu istirahat. Pertimbangkan waktu malam untuk Tidur yang cukup dan hari libur tanpa bekerja.

Ketika kamu paham dengan dirimu sendiri. Maka dalam menerima pekerjaan, kamu bisa mempertimbangkan pekerjaan tersebut untuk kamu terima atau tidak. Kamu bisa menerima pekerjaan itu jika mampu mempertahankan kondisi tubuh dan mental yang sehat. Namun jika tambahan pekerjaan tersebut akan mengganggu kesehatan mental dan tubuhmu. Akan lebih baik untuk tidak mengambil pekerjaan tersebut.

Tanamkan Pada Diri Sendiri. Jika Kamu Sakit, Pekerjaan Tidak Maksimal 

Seperti gangguan psikologis pada umumnya. Toxic produktivity ini akan mempengaruhi kesehatan mental dan tubuhmu. Jam kerja yang terlalu diporsil tanpa istirahat yang cukup, pola hidup yang tidak sehat, jarang berolahraga, mempengaruhi hubungan sosial, dan selalu memiliki beban pikiran. Semua hal tersebut mampu mempengaruhi kesehatan tubuh dan mentalmu. Ketika dirimu sakit, maka pekerjaan yang kamu lakukan tidak maksimal.

Karena itu, jika kamu merasa ada di kondisi ini. Hal tersebut baik kamu sadari. Kamu bisa mulai mengubah pola hidup sehat. Dan cobalah untuk berhenti memikirkan pekerjaan ketika jam bekerja telah usai.

Gunakan Self-Reward Untuk Waktu Beristirahat

Ketika kamu menyadari saat ini berada di kondisi toxic produktivity. Cobalah mengatur waktu untuk beristirahat sejenak. Anggaplah waktu istirahatmu menjadi self reward setelah bekerja keras menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan pemikiran tersebut, Kamu tidak akan merasa bersalah ketika tidak melakukan hal yang produktif.

Ubahlah Pandanganmu Mengenai Arti Produktivitas

Ubahlah pandanganmu mengenai arti produktivitas itu sebenarnya. Kamu juga bisa melakukan kegiatan bersantai dan menyenangkan, walaupun kamu gagal melakukan suatu pekerjaan. Coba tanyakan pada dirimu sendiri. Apa yang dimaksud dengan menjadi produktif menurutmu?

Melakukan pekerjaan yang menghasilkan uang itu kegiatan produktif. Melakukan olahraga itu kegiatan produktif. Membersihkan rumah itu kegiatan produktif. Berkumpul dengan keluarga itu juga kegiatan produktif. Pergi ke mall untuk membeli keperluan pribadi itu juga kegiatan produktif.

Karena itu, tanamkan pada diri sendiri bahwa tidak ada kegiatan yang tidak produktif selama kamu menerima manfaat dari aktivitas tersebut. Bahkan manfaat kecil mungkin seperti merasa terhibur dan bahagia. Itu merupakan kegiatan dan produktif.

Artikel oleh: Logos Indonesia.