Kemiskinan dan Ketidaksetaraan: Mengapa Kondisi Lingkungan dapat Membuat Keluarga Menjadi Toksik

Mengapa kondisi lingkungan dapat membuat keluarga menjadi toksik? Kondisi lingkungan yang tidak nyaman, mampu memberikan dampak psikologis.

Logos Indonesia Keluarga dan lingkungan merupakan dua faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Keduanya saling berhubungan dan dapat memengaruhi dinamika keluarga secara signifikan. Lingkungan yang sehat dan mendukung dapat membantu keluarga untuk berkembang dan tumbuh dengan baik. Namun, sebaliknya, lingkungan yang tidak mendukung dapat menyebabkan keluarga menjadi toksik dan tidak sehat.

Kita semua tahu bahwa lingkungan memainkan peran penting dalam membentuk kebiasaan, perilaku, dan kepribadian seseorang. Kita juga tahu bahwa keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi setiap individu. Oleh karena itu, lingkungan dapat mempengaruhi dinamika keluarga secara signifikan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Teori Frustasi-Agresi dan Kenakalan Remaja.

Misalnya, lingkungan yang bersih, aman, dan mendukung dapat memberikan rasa nyaman dan keamanan bagi keluarga. Hal ini dapat membantu keluarga untuk menjalin hubungan yang lebih baik dan saling mendukung satu sama lain.

Mengapa Kondisi Lingkungan dapat Membuat Keluarga Menjadi Toksik?

Tentu saja, faktor lingkungan tertentu dapat menyebabkan keluarga menjadi toksik. Salah satu faktor lingkungan yang paling penting adalah kemiskinan. Kemiskinan dapat menyebabkan keluarga mengalami tekanan finansial yang sangat besar. Hal ini dapat menyebabkan stres dan konflik dalam keluarga, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kekerasan, pelecehan, atau penyalahgunaan.

Kemiskinan juga dapat menyebabkan keluarga tidak memiliki akses ke sumber daya yang dibutuhkan, seperti layanan kesehatan, pendidikan, atau perumahan yang layak. Hal ini dapat menyebabkan keluarga merasa terisolasi dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Baca Artikel Kami Lainnya: Stimulus Sampling Theory dan Atensi Selektif: Mengapa Kita Tidak Selalu Sadar dengan Informasi yang Kita Terima?

Selain kemiskinan, faktor lingkungan lain yang dapat menyebabkan keluarga menjadi toksik adalah ketidaksetaraan. Ketidaksetaraan dapat terjadi dalam banyak bentuk, seperti ketidakadilan rasial, gender, atau ekonomi. Ketidaksetaraan dapat menyebabkan ketidakadilan sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kesejahteraan keluarga. Misalnya, jika seseorang mengalami diskriminasi atau penindasan, hal ini dapat menyebabkan stres dan ketidakamanan yang dapat mempengaruhi hubungan dalam keluarga. Ketidaksetaraan juga dapat menyebabkan ketidakpuasan dan perasaan tidak adil dalam keluarga, yang pada akhirnya dapat menyebabkan konflik dan hubungan yang buruk.

Lalu, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Perlu dipahami bahwa ketika ketika kita mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kondisi keluarga yang menjadi toksik, penting untuk diingat bahwa faktor-faktor ini seringkali saling terkait dan kompleks. Oleh karena itu, upaya untuk membantu keluarga mengatasi faktor-faktor ini harus berfokus pada pendekatan yang holistik dan komprehensif, termasuk membantu keluarga untuk mengakses sumber daya yang dibutuhkan dan mempromosikan lingkungan yang sehat dan mendukung. 

Mengatasi hanya salah satunya saja, tidak akan memberikan dampak yang besar dalam memgembangkan perubahan perilaku toksis yang dilakukan oleh anggota keluarga. Perlu perubahan pola pikir dan kesadaran diri untuk memberikan dampak yang besar mengubah kondisi keluarga yang lebih harmonis dan baik lagi.

Baca Artikel Kami Lainnya: Memulai Hidup Baru: Membangun Dukungan Sosial Setelah Keluar dari Keluarga Toxic.

Untuk mengatasi kondisi keluarga yang menjadi toksik karena faktor lingkungan, diperlukan pendekatan yang holistik dan komprehensif. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu keluarga mengatasi faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kondisi keluarga antara lain:

Membantu Anggota Keluarga Mengakses Sumber Daya Yang Dibutuhkan

Salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kondisi keluarga adalah ketidaktersediaan atau keterbatasan akses terhadap sumber daya dasar, seperti makanan, air bersih, pendidikan, dan layanan kesehatan. Dalam hal ini, kita dapat membantu keluarga untuk mengakses sumber daya yang dibutuhkan melalui program-program bantuan sosial, akses ke fasilitas kesehatan dan pendidikan, atau melalui kampanye untuk meningkatkan aksesibilitas sumber daya.

Membantu Keluarga Membangun Keterampilan Sosial Dan Emosional

Keluarga yang hidup dalam lingkungan yang toksik mungkin mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain, mengelola emosi, atau mengatasi konflik. Dalam hal ini, kita dapat membantu keluarga membangun keterampilan sosial dan emosional melalui program pelatihan atau pendidikan, misalnya dengan melibatkan keluarga dalam kegiatan sosial atau mendukung keluarga dalam berbicara dan mengekspresikan perasaan mereka.

Meningkatkan Kesadaran Akan Pentingnya Lingkungan Yang Sehat

Dalam banyak kasus, keluarga yang hidup dalam lingkungan yang toksik mungkin tidak menyadari dampak lingkungan yang buruk pada kesehatan dan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya lingkungan yang sehat dan mempromosikan perubahan perilaku yang dapat membantu keluarga mengatasi faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kondisi keluarga.

Membantu Keluarga Untuk Mengembangkan Strategi Adaptasi Yang Sehat

Dalam kondisi keluarga yang toksik, keluarga seringkali perlu mengembangkan strategi adaptasi yang sehat untuk menghadapi tekanan dan stres. Kita dapat membantu keluarga dalam hal ini dengan memberikan dukungan psikososial, seperti terapi keluarga atau konseling, atau membantu keluarga untuk mengembangkan strategi adaptasi yang sehat, misalnya dengan melakukan kegiatan relaksasi atau hobi yang menyenangkan bersama-sama.

Dalam mengatasi faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kondisi keluarga yang menjadi toksik, penting untuk diingat bahwa tidak ada solusi tunggal yang dapat diterapkan untuk semua keluarga. Setiap keluarga memiliki kondisi yang unik dan mungkin membutuhkan pendekatan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan keluarga.

Selain itu, perubahan yang signifikan juga dapat memakan waktu dan memerlukan dukungan yang berkelanjutan. Penting untuk membangun hubungan yang kuat dan saling percaya antara keluarga dan pihak-pihak yang membantu dalam mengatasi kondisi keluarga yang menjadi toksik. Dukungan yang berkelanjutan dapat membantu keluarga merasa didengar, dipahami, dan didorong untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Artikel oleh: Logos Indonesia.