Kenali Tanda-Tanda Lingkungan Kerja yang Toxic

Lingkungan kerja yang toxic dapat mengganggu performa kerja karyawan. Dengan demikian, mengenali tanda-tanda lingkungan kerja yang toxic sudah sepantasnya untuk diketahui.

PIO1671 Views

Logos Indonesia – Sebagai seorang karyawan, memiliki lingkungan kerja yang mendukung dan positif merupakan hal yang paling diharapkan. Lingkungan kerja positif dapat membuat karyawan menjadi betah dan kinerja kerja akan lebih baik. Lalu bagaimana dengan lingkungan kerja yang toxic?

Saat ini sudah cukup banyak orang yang peduli akan kesehatan mental. Dengan demikian, mencari tempat kerja tidak selamanya mengenai baiknya upah dan jenjang karir yang ditawarkan. Melainkan, lingkungan kerja yang positif juga menjadi pertimbangan yang kuat bagi sebagian besar karyawan.

Lingkungan kerja yang toxic bisa mengakibatkan berbagai kerugian baik untuk karyawan maupun untuk perusahaan itu sendiri. Hal ini menjadikan lingkungan kerja perlu mendapatkan perhatian baik oleh petinggi perusahaan maupun oleh karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut.

Untuk mengetahui apakah tempat kerjamu memiliki lingkungan yang toxic atau itu, simak beberapa hal berikut:

Terdapat Agensi Mikro di Tempat Kerja

Jika perusahaan tempat kamu bekerja memiliki agensi mikro maka tidak bisa dipungkiri lagi kalau itu adalah tempat kerja yang toxic. Agensi mikro sendiri merupakan interaksi atau penilaian yang menunjukkan perilaku bias terhadap sekelompok orang yang tidak begitu menonjol.

Bentuk kegiatan dari agensi mikro bisa berupa sekelompok orang yang suka bergosip atau pembullyan secara verbal maupun fisik. Kejadian ini bisa terjadi kepada siapa saja tanpa mengenal batasan jenis kelamin, usia, ras, dan hal-hal lainnya.

Adanya agensi mikro ini tentunya tidak hanya membuang-buang waktu, melainkan dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak nyaman dan efisiensi kerja yang tidak tertata. Agensi mikro ini perlu mendapatkan tindakan keras oleh HRD atau pemimpin perusahaan agar tidak berlangsung lama.

Atasan yang Diktator

Atasan yang Diktator

Atasan yang diktator sering kali tidak bisa menerima masukan dari bawahannya. Hal ini akan mengakibatkan sistem kepemimpinan yang tidak sehat. Karyawan akan dipaksa untuk bekerja sesuai keinginannya tanpa peduli keadaan karyawan tersebut. Walaupun keputusan yang diambil atasan tersebut bukanlah keputusan yang tepat.

Atasan yang semacam ini akan mengakibatkan stress kerja yang tinggi bagi para karyawan. Jika kamu memiliki atasan serupa, maka bisa dipastikan bahwa tempat kamu bekerja memiliki lingkungan yang toxic.

Baca Artikel Kami Lainnya : Tips Mempraktikan Mindfulness di Tempat Kerja

Adanya Persaingan yang Tidak Sehat

Adanya persaingan di tempat kerja merupakan hal yang lumrah, karena di dalam tempat kerja terdapat orang-orang yang ingin berkembang. Namun, persaingan tersebut akan menciptakan lingkungan kerja yang toxic jika dilakukan dengan tidak sehat.

Persaingan antar karyawan atau antar divisi yang tidak sehat, saling menjatuhkan atau menjelekkan satu sama lain akan membahayakan baik untuk karyawan maupun perusahaan itu sendiri. Namun bagi lingkungan kerja yang toxic, kejadian tersebut merupakan hal yang biasa.

Jika kamu menemukan persaingan yang tidak sehat di kantor, jangan ragu untuk mendiskusikan hal tersebut dengan atasan. Jika tidak mendapat titik terang, sebaiknya menjauh dari persaingan tidak sehat tersebut.

Tidak Mendapatkan Kesempatan Berkembang

Umumnya pemimpin perusahaan akan merasa senang jika memiliki karyawan yang ingin belajar dan mengembangkan diri. Namun pada lingkungan kerja yang toxic, kamu bahkan akan dihambat untuk berkembang.

Jika kamu berada pada posisi yang sama dalam jangka waktu yang lama padahal kamu merasa mampu untuk berkembang, berarti itu sudah saatnya untuk kamu meninggalkan lingkungan toxic tersebut. Kamu akan menjadi lebih berharga jika berada di tempat yang mampu menghargai keberadaanmu.

Beban Kerja yang Tidak Normal

Di awal bekerja kamu sudah dijelaskan mengenai apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabmu. Jika sewaktu-waktu mendapatkan tambahan kerjapun seharusnya tidak akan jauh dari kemampuan yang kamu miliki.

Namun jika kamu mendapatkan beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan yang kamu miliki tentunya akan meningkatkan kemungkinan burnout yang tentunya akan mempengaruhi performa kerjamu. Kondisi tersebut dapat menjadi pertanda bahwa lingkungan kerjamu cukup toxic, karena atasan tidak mampu memahami apa yang menjadi kemampuanmu.

Jam Kerja yang Tidak Sesuai

Umumnya karyawan akan bekerja delapan jam sehari. Namun tidak jarang perusahaan meminta mu untuk bekerja diluar jam itu atau di hari libur. Hal ini tidak masalah jika itu terhitung lembur. Namun, jika kamu bekerja lebih dari perjanjian awal dan tidak terhitung lembur maka tempat kerjamu memiliki ciri-ciri lingkungan kerja yang toxic.

Tubuh dan pikiran membutuhkan waktu yang cukup untuk beristirahat. Setelah bekerja berjam-jam, ada kalanya kita membutuhkan waktu untuk diri kita sendiri. Terlalu banyak bekerja akan membuatmu kelelahan baik secara fisik maupun mental. Hal ini akan berujung kepada berbagai penyakit dan penurunan performa kerja.

Beberapa pemaparan di atas merupakan ciri dari lingkungan kerja yang toxic. Lingkungan kerja semacam itu sudah sepatutnya mendapatkan perhatian oleh HRD atau pemimpin perusahaan. Menggunakan jasa Konsultan HRD bisa menjadi opsi untuk mengatasi lingkungan kerja yang toxic.

Jika kamu seorang karyawan dan mendapatkan lingkungan kerja yang toxic, jangan ragu untuk membicarakan hal ini kepada HRD atau atasanmu. Tujuannya adalah untuk tidak membiarkan kondisi toxic tersebut berlangsung lama. Semoga artikel ini dapat membantu.

Baca Artikel Kami Lainnya : Pentingnya Penerapan Mindfulness di Tempat Kerja Terhadap Perusahaan dan Karyawan