Lakukan Teknik Ini Untuk Mengendalikan Prasangka Dan Diskriminasi Pada Dirimu

Teknik ini untuk mengendalikan prasangka dan diskriminasi pada dirimu. Terus berinteraksi dengan kelompok tersebut adalah caranya.

Logos Indonesia Prasangka adalah sikap membenci terhadap anggota kelompok dari suatu masyarakat. Sedangkan diskriminasi adalah tindakan nyata yang dilakukan ke orang dalam kelompok tersebut. Kedua istilah tersebut merupakan tindakan yang menimbulkan kekerasan terhadap orang lain. Karena itu merupakan perilaku buruk.

Prasangka dan diskriminasi harus kita hindari untuk menciptakan kedamaian dalam berhubungan sosial di masyarakat. Terdapat prasangka antar kelompok dalam masyarakat memicu konflik terhadap kedua kelompok masyarakat tersebut. Karena itu kita harus menghindari berprasangka buruk terhadap kelompok masyarakat tertentu di masyarakat agar menghindari perilaku diskriminasi yang memicu konflik dari dua kelompok tersebut.

Baca Artikel Kami Lainnya: Prasangka dan Diskriminasi Itu Berbeda. Kenali Perbedaannya Disini.

Mari kita bahas teknik atau cara mengendalikan prasangka dan diskriminasi yang dapat kita lakukan pada diri sendiri. Ingatlah bahwa kekerasan tidak dapat menyelesaikan permasalahan akibat perbedaan pandangan yang diyakini pada setiap orang.

Permusuhan juga tidak membantu kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Berikut ini terdapat teknik yang bisa kamu lakukan untuk mengendalikan prasangka dan tindakan diskriminasi terhadap suatu kelompok di masyarakat. Menurut Baron dan Bryne (dalam Sarwono & Meinarno, 2009) terdapat beberapa cara mengalihkan prasangka dan diskriminasi.

Belajar Untuk Tidak Membenci

Terdapat pandangan bahwa pandangan terhadap orang lain atau berprasangka di bawah sejak lahir. Namun ada juga yang menjelaskan bahwa prasangka merupakan proses belajar yang diciptakan oleh orang dewasa. Karena itu memutuskan rantai prasangka terhadap anak-anak merupakan cara yang tepat untuk menghindari berprasangka buruk terhadap orang lain.

Pada masa kanak-kanak, mereka tidak memahami prasangka itu merupakan hal yang buruk. Mereka cenderung Memandang dunia secara positif dibandingkan melihat dunia secara negatif. Karena itu penjelasan yang tepat mengenai prasangka adalah diturunkan dari orang dewasa di sekelilingnya melalui proses pembelajaran.

Baca Artikel Kami Lainnya: Mengenal Gangguan Kepribadian Narsistik dan Histrionik sebagai Gangguan Kepribadian Yang Dramatis.

Konsep dasar untuk mengendalikan tingkat prasangka dan diskriminasi adalah tidak menularkannya kepada anak-anak. Namun kenyataannya hal tersebut sulit untuk dilakukan. Hal ini karena terkadang orang dewasa tidak menyadari tindakannya sebagai prasangka yang dapat menularkan kepada anak-anak.

Sehingga langkah awal untuk tidak mengajari anak-anak untuk tidak bersikap membenci orang lain adalah dengan menyadari tindakan orang dewasa yang memicu prasangka. Ketika orang dewasa mampu mengenali tindakannya dapat memicu prasangka. Maka orang dewasa harus menghentikan tindakan tersebut.

Direct Intergroup Contact

Teori hypothesis contact menjelaskan bahwa semakin intens berhubungan dengan anggota kelompok yang kamu anggap berprasangka buruk. Maka kamu akan menemukan kesamaan yang menjadi alasan dirimu tidak lagi membenci kelompok tersebut. Penjelasan dari direct intergroup contact ini memiliki tiga dasar memicu terjadinya hubungan harmonis dengan kelompok yang dibenci. Ketiga poin direct intergroup contact tersebut adalah sebagai berikut.

Meningkatnya kontak dengan anggota dari kelompok tersebut memungkinkan kamu menemukan persamaan dengan dirimu menimbulkan daya tarik untuk saling berhubungan baik.

Sterotip yang terjadi saat menjalin hubungan yang baik dengan kelompok tersebut akan mengubah pandanganmu terhadap stereotip yang ada. Stereotip itu akan berubah dari negatif ke positif.

Baca Artikel Kami Lainnya: Jangan Cuma Wacana Saja. Buatlah Rencana Tahun Baru Terlaksana.

Dengan meningkatkan kontak dengan anggota kelompok tersebut akan mengaburkan illusion of outgroup homogenity. Kamu akan mulai menghilangkan pandangan negatif terhadap kelompok tersebut. Anggapan bahwa setiap orang yang ada di kelompok tersebut berkarakteristik yang sama akan memudar. Dan berubah menjadi pandangan bahwa setiap orang dikelompok yang sama memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Intervensi Kognitif

Intervensi kognitif ini berkaitan dengan cara mengubah pola pikir seseorang untuk berperilaku tidak diskriminatif atau tidak berpikiran berprasangka buruk terhadap suatu kelompok. Salah satu caranya adalah dengan menyadari bahwa aturan dan norma dalam masyarakat dibuat untuk mengurangi prasangka kepada orang lain dan menciptakan keadilan kepada semua orang.

Cara kedua adalah dengan membuat intervensi untuk mengurangi kecenderungan berpikir stereotif yang negatif terhadap kelompok masyarakat. Intervensi ini dapat berupa pelatihan atau membiasakan diri untuk berpikir positif terhadap orang lain.

Sosial Influence Sebagai Cara Mengurangi Prasangka

Social influence merupakan cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi perasaan terhadap suatu kelompok. Orang yang memiliki pengaruh besar di masyarakat cenderung diikuti oleh banyak orang. Karena itu orang-orang yang dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat salah satunya adalah orang yang memiliki pengaruh besar di masyarakat.

Ketika seseorang mengetahui bahwa orang yang dipujanya atau di idolanya menerapkan perilaku yang tidak diskriminasi terhadap kelompok minoritas. Maka orang tersebut cenderung bersikap baik terhadap kelompok minoritas. Walaupun sebelumnya dirinya memiliki prasangka yang buruk terhadap kelompok minoritas.

Itulah beberapa cara yang bisa kamu gunakan untuk meminimalisir prasangka buruk terhadap kelompok tertentu di masyarakat. Bertindak kejam terhadap orang lain dengan alasan tidak menyukai orang tersebut karena perbedaan yang ada membuat dirimu menjadi orang jahat dalam masyarakat. Karena itu, cobalah menjadi pribadi yang lebih positif terhadap semua pandangan untuk memunculkan perilaku saling tolong menolong dan menghargai satu sama lain.

Sarwono, Sarlito. W & Meinarno, Eko. A (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Artikel oleh: Logos Indonesia.