Machiavellianisme dan Korupsi: Perspektif Etika dan Psikologi

Tapi tahukah kamu bahwa salah satu karakter jahat yang menjadi penyebab perilaku tersebut adalah machiavellianisme.

Logos Indonesia – Kita mungkin sering mendengar tentang perilaku korupsi yang dilakukan oleh orang kaya yang berkuasa. Tapi tahukah kamu bahwa salah satu karakter jahat yang menjadi penyebab perilaku tersebut adalah machiavellianisme.

Yup, karakter jahat pertama dari Tiga Serangkai Kegelapan, yaitu machiavellianisme, narsisme dan psikopati. Namun dalam artikel ini kita hanya akan membahas tentang machiavellianisme sebagai karakteristik jahat dalam dir seseorang.

Apa Itu Machiavellianisme?

Machiavellianisme adalah karakteristik yang memperlihatkan sifat manipulatif, tidak bermoral, dan berpikir hanya untuk kepentingan diri sendiri. Orang yang memiliki karakteristik ini cenderung mengambil keputusan dengan cara yang licik dan mengambil risiko yang tinggi demi mencapai tujuannya. Mereka juga seringkali berbohong dan menipu tanpa rasa bersalah.

Orang yang memiliki karakteristik machiavellianisme cenderung ingin memegang kendali dan berkuasa atas orang lain. Mereka seringkali mengambil keputusan yang merugikan orang lain demi keuntungan pribadi mereka sendiri. Inilah yang kemudian membuat machiavellianisme sering dikaitkan dengan perilaku korupsi pada orang kaya yang berkuasa.

Lalu, Apa Hubungannya Dengan Korupsi?

Korupsi adalah tindakan melanggar hukum atau etika dengan memanfaatkan posisi atau kekuasaan yang dimiliki untuk keuntungan pribadi. Orang yang memiliki karakteristik machiavellianisme seringkali melakukan tindakan korupsi ini dengan cara yang cerdik dan tidak terdeteksi. Mereka memanfaatkan kekuasaan atau posisi yang dimilikinya untuk memperoleh keuntungan pribadi. Bahkan jika itu merugikan orang lain atau institusi yang mereka pimpin.

Mengapa Orang Kaya Yang Berkuasa Cenderung Memiliki Karakteristik Machiavellianisme?

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini. Pertama, mereka cenderung terbiasa dengan kekuasaan dan pengaruh yang dimilikinya.

Kedua, mereka juga seringkali dikelilingi oleh orang-orang yang memuji dan menyanjung mereka. Sehingga membuat mereka merasa bahwa mereka berhak atas segala yang mereka inginkan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang kaya yang berkuasa memiliki karakteristik machiavellianisme. Ada banyak orang yang menggunakan kekuasaan dan pengaruhnya untuk melakukan hal yang baik bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Mereka menyadari bahwa kekuasaan dan pengaruh yang dimilikinya bukanlah hak prerogatif. Melainkan sebagai sebuah tanggung jawab besar.

Bagaimana Cara Mengatasi Dampak Buruk Dari Machiavellianisme?

Untuk mengatasi korupsi dan perilaku buruk lainnya, kita semua harus menjadi bagian dari solusinya. Kita harus menjadi pribadi yang jujur dan terbuka dalam setiap tindakan kita. Kita juga harus mendukung orang-orang yang berjuang untuk menghilangkan korupsi dan perilaku buruk lainnya.

Sebagai individu, kita dapat memulainya dengan menjadi contoh yang baik. Kita bisa mulai dari diri sendiri. Dengan tidak mengambil keuntungan yang merugikan orang lain. Kita juga bisa menolak tindakan korupsi dan perilaku buruk lainnya. Kita harus berani melaporkan jika melihat tindakan korupsi atau perilaku buruk lainnya yang dilakukan oleh orang lain. Bahkan jika itu dilakukan oleh orang yang memiliki posisi atau kekuasaan yang tinggi.

Selain itu, kita juga dapat memilih untuk mendukung organisasi atau gerakan anti-korupsi. Kita dapat bergabung dengan organisasi yang berjuang untuk memerangi korupsi dan perilaku buruk lainnya di masyarakat.

Baca Artikel Kami Lainnya: Cara Melakukan Efek ‘Fresh Start’ untuk Mengubah Kebiasaan Buruk.

Namun, mengatasi korupsi dan perilaku buruk lainnya tidak hanya dapat dilakukan oleh individu atau organisasi tertentu saja. Kita juga memerlukan dukungan dari pemerintah dan institusi yang lebih besar. Pemerintah harus membuat kebijakan dan aturan yang jelas dan tegas terkait tindakan korupsi dan perilaku buruk lainnya. Karena itu, memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku tindakan tersebut perlu dilakukan.

Institusi lainnya, seperti lembaga keuangan dan perusahaan, juga harus memperhatikan perilaku buruk dan tindakan korupsi dalam bisnis mereka. Mereka harus memiliki kebijakan yang jelas terkait etika dan integritas dalam bisnis. Dengan cara memperketat pengawasan dan audit terhadap tindakan korupsi dan perilaku buruk lainnya yang dilakukan oleh para pekerja mereka.

Mengenali Karakteristik Machiavellianisme Pada Diri Sendiri

Kembali kepada karakteristik machiavellianisme. Kita juga harus belajar untuk mengenali karakteristik buruk ini pada diri sendiri dan orang lain. Dalam banyak kasus, karakteristik ini muncul tidak hanya pada orang yang memiliki posisi atau kekuasaan, tetapi juga pada orang biasa seperti kita. Oleh karena itu, kita harus terus memperhatikan tindakan kita sendiri. Kemudian memperbaiki karakteristik buruk pada diri kita sendiri.

Terakhir, kita harus mengenali bahwa mengatasi korupsi dan perilaku buruk lainnya bukanlah tugas yang mudah. Namun, jika kita bersatu dan bekerja sama. Maka kita dapat membangun masyarakat yang lebih baik dan jujur. Kita harus selalu ingat bahwa setiap tindakan baik dan jujur yang kita lakukan, meskipun kecil, dapat membawa perubahan yang besar bagi masyarakat dan lingkungan sekitar kita.

Baca Artikel Kami Lainnya: Inilah Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Fresh Start Effect.

Jadi, mari kita berjuang bersama untuk memerangi korupsi dan perilaku buruk lainnya. Dengan menjadi contoh yang baik, mendukung organisasi anti-korupsi, dan memperhatikan karakteristik buruk pada diri sendiri dan orang lain. Kita semua dapat menjadi bagian dari solusi. Mari bersama-sama kita dapat membangun masyarakat yang lebih baik dan jujur.

Artikel oleh: Logos Indonesia.