Pahami 4 Cara Perusahaan Menilai Kinerjamu

Pahami 4 cara perusahaan menilai kinerjamu, yaitu Ranting Kinerja, Umpan Balik 360 Derajat, Thinking Outside The Box, OCB.

PIO2085 Views

Logos Indonesia Bagi kamu yang bekerja di suatu perusahaan, apa indikator yang membuat dirimu memiliki kinerja yang baik atau buruk? Bagaimana cara mengukur kinerja karyawan dalam suatu perusahaan?

Dalam artikel ini kita akan membahas metode-metode suatu perusahaan menilai kinerja dari pekerjaanmu. Maka penilaian kinerja atau performance appraisal merupakan cara untuk mengevaluasi keberhasilan dari pekerjaan karyawan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Trik Meningkatkan Produktivitas Selama WFH.

Setelah mendapatkan penilaian kinerja, diharapkan pegawai tersebut menerima umpan balik untuk menjadi lebih baik kedepannya dalam bekerja atau mempertahankan kinerjanya yang sudah baik. Selain itu hasil penilaian kerja juga digunakan untuk memilih karyawan yang akan mendapatkan promosi, karyawan yang layak mendapatkan peningkatan gaji, ataupun karyawan yang diberhentikan.

Namun dalam memutuskan semua hal tersebut perlu adanya indikator atau bukti nyata dari kinerja karyawan tersebut. Apakah kinerja karyawan itu buruk atau baik? Apakah karyawan itu layak untuk mendapatkan kenaikan gaji atau tidak? Apakah karyawan tersebut harus diberhentikan karena kinerjanya yang buruk?

Penilaian Kinerja Karyawan

Penilaian dalam melakukan evaluasi kinerja haruslah dilakukan secara objektif. Harus terdapat indikator yang dapat diukur seperti jumlah barang yang diproduksi pekerja pabrik per jam, penjualan dari sales, jumlah hari keterlambatan karyawan, keberhasilan memenangkan kasus, atau indikator lainnya yang berhubungan dengan bagian pekerjaannya.

Namun jika hanya angka yang tinggi saja yang menjadi patokan penilaian yang bagus, maka kualitas kinerja tidak diperhitungkan. Sehingga tentu saja harus mempertimbangkan jumlah dan kualitas dari kinerja karyawan dalam evaluasinya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apa itu NEET? Kenapa Bisa Meningkat di Indonesia Selama Pandemik.

Faktor personal seperti penilaian subjektif yang berdasarkan keterpihakan salah satu karyawan juga harus di pertimbangkan. Walaupun memang ada beberapa metode penilaian kinerja yang memasukkan penilaian subjektif seseorang. Tapi metode itu diminimalisir dengan dinilai dengan banyak orang atau dengan banyak data, seperti metode penilaian kinerja menggunakan ranting kinerja atau survei kinerja.

Penilaian subjektif didasarkan pada kesan pertama seseorang itu, menyukai atau membenci orang tersebut berdasarkan penampilannya saja, dan berdasarkan kesamaan ras atau Suku. Karena itu penilaian harus dilakukan secara adil.

Macam-Macam Penilaian Kinerja Karyawan

Dalam artikel ini kita akan membahas 4 macam penilaian kinerja pada karyawan yaitu, ranting kinerja, umpan balik 360 derajat, thinking outside the box, dan organization citizenship behavioral (OCB).

Ranting Kinerja

Salah satu cara untuk menilai kinerja karyawan adalah dengan menggunakan ranking kinerja. Cara yang sama seperti kita melakukan survei tentang kepuasan pelanggan terkait pelayanan atau produk yang mereka terima. Ranting kinerja ini bersifat subjektif karena menyesuaikan dengan karakteristik seseorang yang menilainya. Salah satu sumber permasalahan dalam ranting kinerja adalah adanya efek halo.

Efek halo adalah kecenderungan penilai memberikan ranting yang sama pada semua item secara keseluruhan. Kesan pertama terhadap orang tersebut menjadi kunci dari terjadinya efek halo.

Karena itu untuk meminimalisir adanya bias dalam penilaian maka harus dilakukan oleh banyak orang untuk satu orang kinerja. Semakin banyak orang yang memberikan ranting tinggi, semakin bagus kinerja karyawan tersebut.

Umpan Balik 360 Derajat

Umpan balik 360 derajat adalah metode penilaian kinerja dengan cara melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan pekerjaannya yaitu penilaian dari diri sendiri, kolega, penyelia, bawahan dan mungkin konsumen atau klien. Jangan begitu penilaian yang mereka berikan akan bersifat objektif.

Dengan menggunakan umpan balik 360 derajat, akan meminimalisir adanya penilaian atas dasar rasa suka atau tidak suka. Karena setiap orang tidak semua dipengaruhi oleh rasa suka atau tidak suka dengan cara yang sama. Sehingga umpan balik 360 derajat memberikan penilaian yang lebih adil karena tidak dipengaruhi oleh etnis atau gender.

Thinking Outside The Box

Thinking outside the box merupakan metode pengukuran kinerja menggunakan cara pandang karyawan untuk mengatasi permasalahan dihadapannya. Setiap pekerjaan pasti memiliki permasalahannya masing-masing. Karena itu Setiap karyawan memiliki tantangan yang berbeda tergantung situasi dan karakteristik orang tersebut.

Namun yang membedakan antara karyawan yang memiliki kinerja yang baik dan yang memiliki kinerja yang buruk adalah bagaimana cara mereka memandang solusi atas permasalahan yang mereka hadapi. Mereka harus mencari solusi atau pendekatan baru dalam mengatasi solusi permasalahan yang ada.

Sebagai contoh, pada seorang guru yang mendapati bahwa nilai ulangan beberapa anak turun. Maka permasalahannya adalah kenapa anak-anak tersebut menurun nilainya? Apakah ada permasalahan dalam metode pembelajaran? Guru yang memiliki kinerja yang baik akan mencari cara untuk menemukan solusi atas permasalahan tersebut, entah itu mencari metode baru atau mengulik kembali cara mengajarnya.

Organization Citizenship Behavioral (OCB)

Organization Citizenship Behavioral (OCB) lebih menekankan pada kinerja kontekstual dalam metode penilaian karyawan. Seperti tingkat absensi karyawan, jumlah keterlambatan karyawan, jumlah produktif karyawan dan perolehan prestasi secara teknisi.

Penilaian seperti ini sangat mudah diketahui karena karyawan tersebut yang melakukannya sesuai dengan aturan. Jika karyawan melakukan sesuai dengan SOP yang berlaku maka karyawan dikatakan memiliki kinerja yang baik.

Baca Artikel Kami Lainnya: Ergonomi, Ketika Ilmu Psikologi Dan ilmu Teknik Bergabung.

King, Laura. (2012). Sebuah Pandangan Apresiasi: Psikologi Umum. Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.

Artikel oleh: Logos Indonesia.