Ada 3 Cara Memaknai Pekerjaan. Kamu Termasuk Yang Mana?

Ada 3 cara memaknai pekerjaan. Kamu termasuk yang mana? Pekerjaan sebagai "Kerjaan", sebagai "Karier", sebagai "Panggilan Hati Nurani".

PIO5121 Views

Logos Indonesia Kita bisa menyimpulkan seseorang secara mendasar berdasarkan persepsi dirinya terhadap perpecahan. Hal ini karena setiap orang akan mengidentifikasi dirinya atas dasar pekerjaannya. Dengan adanya pekerjaan maka status sosial ekonomi seseorang akan terlihat. Gaya hidup dan pola pikirnya juga akan terbentuk sesuai dengan kinerja pekerjaannya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Pahami 3 Jenis Komitmen Karyawan. Kamu Yang Mana?

Setiap orang memandang pekerjaannya dengan cara yang berbeda. Cara pandang inilah yang menghantarkan diri menuju pemaknaan pekerjaan. Bagaimana cara kamu memandang pekerjaan saat ini? Jika kamu memandang positif kepadanya maka kamu akan melakukan pekerjaan kamu cara maksimal. Kamu memandang negatif maka kamu cenderung bekerja tidak secara maksimal.

Makna Pekerjaan

Salah satu faktor dari kepuasan kerja adalah terdapat perasaan seorang melakukan bagian yang penting dalam pekerjaannya. Mereka menganggap bahwa pekerjaan ini memiliki kontribusi yang besar terhadap keseluruhan tempat dirinya bekerja.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apakah Pekerja Yang Bahagia Lebih Produktif?

Terdapat suatu penelitian mengenai makna pekerjaan. Para responden ditanya mengenai makna dari pekerjaan yang saat ini ia lakukan. Kebanyakan dari mereka menjawab yang berkaitan tentang dampak ekonomi keluarga dari pekerjaan yang ia lakukan. Ketika dampak ekonomi keluarga meningkat dari pekerjaan tersebut maka mereka memberikan persepsi yang baik mengenai perusahaan tersebut. Namun ketika dampak ekonomi keluarga yang tidak stabil atau tidak mendukung. Maaf Mereka cenderung memberikan negatif terhadap tempat di mana mereka bekerja.

Macam-Macam Makna Pekerjaan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amy Wrzesniewski dan rekan-rekannya telah meneliti 300 pekerja tentang persepsi mereka terhadap pekerjaannya. Persepsi ini sangat erat kaitannya dengan bagaimana cara mereka memandang dampak dari pekerjaan terhadap kehidupan mereka, aspek penting dari pekerjaan itu, dan dan kebahagiaan selama menjalani pekerjaan.

Hasilnya banyak dari mereka menggambarkan pekerjaan mereka sebagai suatu tugas biasa. Beberapa lainnya menganggap pekerjaan mereka sebagai suatu jenjang karir dan sebagian lainnya menganggap pekerjaan mereka adalah panggilan.

Sehingga terdapat tiga cara seseorang memandang pekerjaan mereka, yaitu sebagai “kerjaan”, sebagai “karir”, dan sebagai “panggilan”. Mari kita bahas ketiga jenis makna pekerjaan tersebut.

Pekerjaan Sebagai “Kerjaan”

Pekerjaan sebagai kerjaan, lebih memfokuskan pada keuntungan materi dari pekerjaan itu sendiri. Pekerjaan tersebut tidak perlu latihan dan tidak ada kontrol pribadi serta kebebasan individu.

Pekerjaan Sebagai “Karir”

Pekerjaan sebagai karir lebih memfokuskan diri pada jenjang karir yang pasti pada suatu perusahaan. Mereka memandang pekerjaannya saat ini sebagai suatu landasan untuk mengembangkan diri mendapatkan dan lebih dari saat ini. Mendapatkan gaji yang lebih besar promosi atau pengembangan diri yang lebih tinggi.

Pekerjaan Sebagai “Panggilan”

Pekerjaan sebagai panggilan merupakan pekerjaan yang melibatkan kebebasan dan kontrol pribadi. Mereka tidak memandang pekerjaan ini sebagai tujuan finansialnya, tapi memperoleh makna dari pekerjaan itu sendiri. Mereka melakukan tugas pekerjaan melebihi dari yang telah ditentukan. Sehingga memperoleh dampak positif bagi banyak orang yang terlibat dalam pekerjaan tersebut.

Perbedaan Gender Dan Emosional Intelegensi Terhadap Gaya Pengambilan Keputusan Seseorang.

Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa individu yang mempersepsikan pekerjaannya sebagai suatu panggilan dari hati nurani. Sehingga mereka melakukan pekerjaan melebihi dari tugas yang telah ditentukan. Mereka secara inisiatif bekerja melebihi dari tugas yang ditetapkan. Individu yang mempersepsikan pekerjaan sebagai panggilan dari hati nurani memiliki kepuasan kerja yang tinggi.

Mereka mampu menemukan hobi dan minat yang sama dengan pekerjaan yang saat ini mereka lakukan. Sebagai contoh seorang perawat yang bekerja di rumah sakit. Dirinya inisiatif untuk menghias dinding rumah sakit dan membersihkan ruangan. Inisiatifnya ini mampu meningkatkan kualitas hidup pasien yang berada di ruangan tersebut.

Job Crafting Pada Pemaknaan Pekerjaan “Panggilan”

Job Crafting atau penciptaan pekerjaan merupakan tindakan yang dilakukan oleh pekerja yang menganggap bahwa pekerjaan tersebut “milik mereka sendiri”. Sehingga tugas yang dilakukannya didasarkan pada faktor internal bukan faktor eksternal. Motivasi dalam bekerja bukan atas dasar perintah atasan, melainkan atas dasar kemauan diri sendiri.

Karena itu, pemaknaan pekerjaan yang lebih tinggi ditandai dengan adanya job crafting ini. Jadi kamu berada di tingkat pemakaian pekerjaan yang mana?

Perlu diingat bahwa memaknai suatu pekerjaan berkaitan dengan minat dan kemampuan yang dimiliki seseorang. Ketika pekerjaan itu cocok dengan dirimu, maka secara tidak langsung kamu akan memaknai pekerjaan tersebut berasal dari hati nurani.

Ketika kamu mampu memaknai pekerjaan sebagai bagian dari dirimu sendiri, itu tidak akan dianggap suatu beban bagi dirimu. Kamu akan melakukannya secara sukarela dan dengan hati gembira.

Itulah tiga cara seseorang memaknai pekerjaannya. Dari tiga cara tersebut, manakah dirimu? Apakah kamu termasuk seseorang yang mampu memaknai pekerjaan dengan sepenuh hati atau berdasarkan keuntungan yang didapat?

King, Laura. (2012). Sebuah Pandangan Apresiasi: Psikologi Umum. Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.

Artikel oleh: Logos Indonesia.