9 Teknik-Teknik Konseling Mulai dari Directing Sampai Conclude

9 Teknik-teknik konseling mulai dari directing, Konfrontasi, teknik Diam, Clarifying, Directing, Facilitating, sampai Conclude.

Konseling2808 Views

Logos Indonesia –Ternyata banyak sekali teknik-teknik konseling yang bisa kamu diterapkan selama proses konseling. Namun dalam pembahasan kali ini kita akan membahas 9 teknik konseling yang umum dilakukan dalam proses konseling. Berikut ini adalah beberapa teknik konseling yang akan kita bahas.

Directing – Mengarahkan Klien ke Tindakan Spesifik

Teknik Directing melibatkan mengarahkan klien ke tindakan spesifik. Yang dapat mereka lakukan untuk mencapai perubahan yang diinginkan. Misalnya, konselor dapat mengatakan, “Apa yang bisa kamu lakukan untuk mengelola stres dalam situasi ini? Apakah kamu pernah mencoba teknik pernapasan atau aktivitas relaksasi lainnya?”. Dengan memberikan arahan yang jelas, konselor membantu klien untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam mencapai tujuan mereka.

Facilitating – Membantu Klien dalam Mencapai Tujuannya Sendiri

Teknik Facilitating melibatkan membantu klien dalam mencapai pemahaman sendiri tentang masalah atau situasi yang dihadapi. Konselor melakukannya dengan mengajukan pertanyaan yang memperdalam. Kemudian melakukan refleksi kepada klien. Tujuannya untuk membantu mereka menghubungkan berbagai konsep atau pengalaman. Misalnya, konselor dapat bertanya, “Apa yang kamu pelajari dari pengalaman ini?” atau “Bagaimana pemikiranmu telah berubah setelah kita membahas topik ini?”. Dengan memfasilitasi pemahaman sendiri. Konselor mendorong klien untuk mengambil peran aktif dalam proses konseling.

Clarifying – Mengklarifikasi Pikiran atau Perasaan Klien

Teknik Clarifying melibatkan mengklarifikasi pikiran atau perasaan klien yang mungkin tidak jelas atau ambigu. Konselor melakukannya dengan mengajukan pertanyaan yang membantu klien mengungkapkan lebih jelas apa yang mereka maksud. Misalnya, konselor dapat mengatakan, “Maaf, aku kurang mengerti. Apakah kamu bisa menjelaskan lebih rinci apa yang kamu maksud dengan ‘merasa terjebak’?” atau “Apa yang kamu pikirkan saat itu?”. Dengan mengklarifikasi, konselor membantu klien untuk berkomunikasi dengan lebih jelas dan mendalam.

Konfrontasi – Menghadapi Isu atau Pertentangan yang Muncul

Teknik Konfrontasi melibatkan menghadapi secara langsung isu atau pertentangan yang muncul dalam percakapan konseling. Konselor melakukan ini dengan mengungkapkan ketidaksesuaian antara apa yang dikatakan oleh klien dan apa yang terlihat atau terdengar.

Baca Artikel Kami Lainnya: Dampak Negatif dari Transferens Balik dalam Konseling.

Misalnya, konselor dapat mengatakan, “Aku mendengar kamu mengatakan bahwa kamu ingin mengubah situasi ini. Tetapi aku juga melihat bahwa kamu tidak mengambil langkah-langkah untuk melakukannya. Bagaimana kamu melihat ketidakkonsistensi ini?” atau “Apa yang membuatmu ragu untuk melakukan langkah ini?” Dengan konfrontasi yang dilakukan secara hati-hati. Konselor dapat membantu klien untuk menghadapi dan mengatasi hambatan yang muncul.

Diam – Memberikan Ruang untuk Refleksi dan Pemikiran

Teknik Diam melibatkan memberikan ruang dan kesempatan bagi klien untuk merenung, merasakan, dan memproses informasi yang telah dibahas dalam percakapan. Konselor menggunakan kesunyian secara strategis untuk memberikan waktu bagi klien untuk berpikir dan merespons secara dalam. Dalam beberapa momen, konselor dapat memberikan kesempatan untuk diam setelah klien mengungkapkan sesuatu yang penting. Dengan memberikan ruang untuk refleksi, konselor membantu klien untuk mengeksplorasi pemikiran yang lebih dalam.

Interpretasi – Mengajukan Penafsiran atau Makna Alternatif

Teknik Interpretasi melibatkan penafsiran terhadap pengalaman, pikiran, atau perasaan klien. Konselor melakukannya dengan menyampaikan penafsiran konselor mengenai permasalahan klien. Misalnya, konselor dapat mengatakan, “Dari apa yang kamu ceritakan, tampaknya kamu mengalami ketidakamanan yang berkaitan dengan pengalaman masa kecilmu” atau “Mungkin perasaan cemas yang kamu rasakan saat ini berkaitan dengan tekanan dalam pekerjaanmu.” Dengan memberikan interpretasi, konselor membantu klien untuk melihat perspektif baru. Sehingga mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang diri mereka sendiri.

Conclude – Menutup dan Merangkum Percakapan

Teknik Conclude melibatkan merangkum percakapan konseling dengan cara yang memperkuat pemahaman dan memberikan arahan untuk langkah selanjutnya. Konselor melakukannya dengan mengulang kembali poin-poin penting yang telah dibahas. Kemudian menekankan pencapaian atau wawasan yang telah dicapai. Sehingga memberikan apresiasi atas upaya klien. Misalnya, konselor dapat mengatakan, “Kita telah membahas banyak hal penting hari ini. Dan kamu telah menunjukkan keberanian dalam menghadapi tantangan. Jangan ragu untuk mencapai jika kamu membutuhkan dukungan tambahan” atau “Apakah ada langkah konkret yang ingin kamu ambil setelah percakapan ini?”. Dengan cara ini, konselor mengakhiri percakapan dengan memberikan rasa closure. Konselor memberikan motivasi untuk tindakan selanjutnya.

Pemberian Informasi – Menyediakan Fakta atau Pengetahuan yang Relevan

Teknik Pemberian Informasi melibatkan memberikan fakta atau pengetahuan yang relevan kepada klien. Tujuannya untuk membantu memahami situasi atau masalah yang mereka hadapi. Konselor menggunakan informasi ini untuk memberikan panduan atau edukasi kepada klien. Misalnya, konselor dapat menjelaskan konsep kesehatan mental. Memberikan informasi tentang strategi pengelolaan stres. Membagikan penelitian terkini yang relevan dengan masalah klien. Dengan memberikan informasi yang tepat. Maka konselor membantu klien untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas.

Mengambil Inisiatif – Mengarahkan Percakapan dengan Tujuan yang Jelas

Teknik Mengambil Inisiatif melibatkan konselor dalam mengarahkan percakapan dengan tujuan yang jelas dan terstruktur. Konselor menggunakan pendekatan ini ketika perlu untuk memfokuskan percakapan pada tujuan spesifik atau topik yang penting. Misalnya, konselor dapat mengatakan, “Sekarang, mari kita fokus pada langkah-langkah yang bisa kamu ambil untuk meningkatkan komunikasi dalam hubunganmu” atau “Ayo kita eksplorasi lebih dalam tentang pola pikir yang mempengaruhi kepercayaan dirimu”. Dengan mengambil inisiatif, konselor memastikan bahwa percakapan berjalan secara efektif. Kemudian mengarah ke arah yang diinginkan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Perbedaan antara Transferens Balik dan Transferens dalam Konseling.

Artikel oleh: Logos Indonesia.