Apa Itu Accismus? Merasa Sungkan Mengatakan Keinginan Yang Sebenarnya.

Accismus adalah sebuah fenomena emosional di mana seseorang berpura-pura tidak menginginkan sesuatu yang sebenarnya sangat diinginkan.

Logos IndonesiaApakah kamu pernah merasa bahwa diri kita berpura-pura tidak tertarik pada sesuatu yang sebenarnya kita inginkan? Namun sebenarnya, tawaran tersebut merupakan hal yang sangat kita inginkan. Kita mengeluarkan pernyataan atau sikap yang menunjukkan ketidakminatan atau penolakan. Padahal di dalam hati kita merasakan keinginan yang kuat. Fenomena ini dikenal sebagai accismus. Accismus adalah sebuah emosi yang seringkali terjadi tanpa kita sadari dalam kehidupan sehari-hari. Accismus adalah cara manusia untuk melindungi diri dari kemungkinan penolakan, ketidakpastian, atau rasa takut. Hal ini muncul saat kita mengungkapkan keinginan sejati kita.

Accismus memang jarang disadari. Tapi, ternyata mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan kita. Kita mungkin sering menemui contoh-contoh accismus dalam interaksi dengan teman, keluarga, pasangan, atau bahkan dalam konteks pekerjaan. Misalnya, ketika seseorang menawarkan bantuan, kita mungkin dengan cepat menjawab, “Tidak perlu, aku bisa melakukannya sendiri,”. Meskipun sebenarnya kita berharap mereka tetap menawarkan bantuan tersebut. Atau mungkin, ketika ada seseorang yang menarik perhatian kita. Maka kita berpura-pura tidak tertarik atau bahkan menunjukkan ketidakminatan. Padahal sebenarnya kita merasakan rasa cemburu dan ingin mendapatkan perhatian lebih. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai contoh accismus yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari. Bagaimana fenomena ini dapat mempengaruhi hubungan dan interaksi sosial kita.

Apa Itu Accismus?

Accismus adalah sebuah fenomena emosional di mana seseorang berpura-pura tidak menginginkan atau tidak tertarik pada sesuatu yang sebenarnya sangat diinginkan oleh mereka. Ini bisa terjadi baik secara sadar maupun tidak sadar. Accismus adalah cara manusia untuk melindungi diri dari kemungkinan penolakan, ketidakpastian, atau rasa takut. Ini mungkin timbul ketika mereka mengungkapkan keinginan sejati mereka.

Dalam situasi accismus, seseorang mungkin mengeluarkan pernyataan atau tindakan yang seolah-olah menunjukkan ketidakminatan atau penolakan. Mereka mencoba bersikap menolak terhadap sesuatu yang sebenarnya sangat diinginkan. Tujuannya adalah untuk menjaga jarak. Kemudian, menghindari kemungkinan penolakan langsung jika keinginan mereka tidak terpenuhi. Dengan cara ini, mereka berusaha melindungi diri dan menjaga diri agar tidak terluka secara emosional.

Accismus dapat muncul dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari. Misalnya, seseorang mungkin berpura-pura tidak tertarik pada pekerjaan yang mereka impikan. Karena takut gagal atau takut dianggap sombong. Maka mereka mungkin mengucapkan kata-kata seperti “Tidak usah repot-repot” atau “Saya tidak begitu tertarik,”. Meskipun sebenarnya mereka berharap orang lain tetap menawarkan kesempatan tersebut. Accismus juga bisa muncul dalam bentuk keinginan untuk diperhatikan tanpa harus secara langsung memintanya. Seperti ketika seseorang berharap orang lain mengenali prestasi mereka, meskipun mereka seolah-olah tidak peduli.

Baca Artikel Kami Lainnya: Mengapa Pelukan Memberikan Perasaan Damai saat Merasa Sedih?

Accismus memiliki akar psikologis yang erat terkait dengan perlindungan diri dan ketakutan. Dengan menggunakan accismus. Maka seseorang menciptakan jarak antara keinginan sejati dengan cara mereka secara terbuka mengungkapkannya. Ini memberikan rasa aman. Memberikan kendali atas situasi tersebut. Mengurangi risiko ketidaknyamanan yang mungkin muncul akibat penolakan atau kegagalan.

Penting untuk diingat, bahwa accismus bukanlah satu-satunya cara manusia berinteraksi pada situasi keinginan dan emosi mereka. Namun, memahami fenomena ini dapat membantu kita lebih memahami diri sendiri dan orang lain. Dengan kesadaran dan pengakuan terhadap accismus. Maka kita dapat membangun hubungan yang lebih jujur. Kita menghadapi ketakutan dan ketidakpastian. Memberikan ruang bagi keinginan sejati kita untuk diungkapkan dengan lebih terbuka.

Ternyata Accismus Sering Kita Lakukan Tanpa Sadar

Di kehidupan sehari-hari, ada beberapa contoh yang menggambarkan emosi accismus. Berikut ini adalah beberapa contoh yang mungkin bisa ditemui:

Menolak tawaran bantuan. Misalnya, seseorang mungkin mengatakan, “Tidak, aku bisa melakukannya sendiri,”. Ketika sebenarnya mereka berharap orang lain tetap menawarkan bantuan mereka. Mereka menggunakan accismus untuk melindungi diri dari kemungkinan penolakan atau ketergantungan.

Menyembunyikan ketertarikan romantic. Seseorang mungkin berpura-pura tidak tertarik atau menunjukkan ketidakminatan pada seseorang yang sebenarnya mereka sukai. Mereka takut dianggap terlalu antusias atau takut ditolak. Sehingga menggunakan accismus sebagai bentuk perlindungan.

Mengabaikan pujian. Ketika seseorang menerima pujian atau pengakuan atas prestasi mereka. Maka mereka mungkin merespons dengan sikap acuh tak acuh atau menganggap remeh. Namun, di dalam hati, mereka sebenarnya mengharapkan pengakuan lebih lanjut dan apresiasi. Ini adalah contoh accismus di mana mereka tidak mengungkapkan keinginan untuk diakui secara langsung.

Menyembunyikan perasaan cemburu. Seseorang mungkin berpura-pura tidak cemburu ketika pasangan mereka berinteraksi dengan orang lain yang menarik perhatian mereka. Mereka mungkin mengatakan, “Aku tidak mempermasalahkannya,”. Tetapi sebenarnya mereka merasakan cemburu dan ingin diprioritaskan.

Menutupi rasa keinginan untuk kesuksesan. Seseorang mungkin berbicara dengan nada acuh tak acuh tentang ambisi dan impian mereka. Mungkin saja berpura-pura bahwa mereka tidak terlalu tertarik pada kesuksesan. Namun, di dalam hati mereka sangat menginginkannya. Dengan menggunakan accismus, maka mereka menerapkan mekanisme pelindung terhadap ketakutan akan kegagalan.

Menunjukkan ketidakminatan pada suatu hobi atau kegiatan. Seseorang mungkin berpura-pura tidak tertarik pada kegiatan yang sebenarnya mereka ingin ikuti atau mereka sukai. Misalnya, mereka mungkin mengatakan, “Aku tidak begitu suka bermain olahraga”. Sambil berharap agar orang lain tetap membujuk mereka untuk ikut serta.

Contoh-contoh ini menunjukkan bagaimana accismus dapat muncul dalam kehidupan sehari-hari ketika seseorang berpura-pura tidak menginginkan sesuatu yang sebenarnya mereka inginkan.

Artikel oleh: Logos Indonesia.