Logos Indonesia – Kita seringkali menilai orang lain berdasarkan senyuman mereka. Terkadang, senyuman yang menghiasi wajah seseorang dapat menipu kita. Hal ini karena mereka sering menyembunyikan emosi yang sebenarnya dari senyuman yang ditampilkannya. Ada istilah yang menarik untuk kondisi ini, yaitu eccedentesiast. Apakah kamu salah satunya?
Mari kita bahas melalui pembahasan kali ini mengenai eccedentesiast itu. Kemudian mari kita cari tahu, mengapa seseorang menjadi eccedentesiast. Dan untuk lebih memudahkan kita memahami istilah eccedentesiast. Maka terdapat ilustrasi contoh yang menarik dari eccedentesiast. Jadi, Apakah kamu atau orang di sekitarmu yang melakukan eccedentesiast? Sebaiknya kamu perhatikan dirimu dan orang yang ada di sekitarmu.
Apa Itu Eccedentesiast?
Eccedentesiast adalah istilah yang menciptakan gambaran tentang seseorang yang menyembunyikan emosi negatif di balik senyumannya. Memang benar bahwa ekspresi positif salah satunya adalah tersenyum. Namun bagaimana jika emosi sebenarnya yang ia rasakan dalam dirinya saat ini tidak tersenyum.
Mereka berperilaku seperti orang yang bahagia atau ceria. Meskipun sebenarnya mereka merasakan kesedihan, kecemasan, atau rasa sakit secara emosional. Dalam dunia yang serba sosial ini, orang-orang yang menjadi eccedentesiast cenderung menghindari kelemahan mereka. Hal ini karena mereka berharap untuk terus terlihat kuat bagi orang lain. Sehingga mereka cenderung menghindar perhatian yang tidak diinginkan dalam konteks negatif.
Mengapa Seseorang Menjadi Eccedentesiast?
Ketika kita mendekati sisi yang lebih mendalam dari fenomena eccedentesiast. Maka kita mulai memahami alasan mengapa seseorang memilih untuk menyembunyikan emosi mereka di balik senyuman. Ada beberapa alasan yang mendasari hal ini. Berikut adalah beberapa penjelasan mengapa seseorang menjadi eccedentesiast.
Sebagai Cara Perlindungan Diri
Para Eccedentesiast, sering kali menggunakan senyuman dan ketenangan palsu mereka sebagai bentuk perlindungan diri. Mereka mungkin menganggap bahwa dengan menyembunyikan emosi negatif mereka dapat menghindari kritikan orang lain. Namun jika terlalu berlebihan hanya akan terdampak buruk pada diri sendiri. Hal ini karena para eccedentesiast yang cenderung memendam emosi mereka. Mereka tidak bebas untuk mengekspresikan emosi yang sebenarnya mereka rasa.
Ketakutan Terlihat Lemah
Ada kecenderungan kuat untuk menganggap bahwa menunjukkan emosi negatif atau kelemahan akan membuat seseorang terlihat lemah. Oleh karena itu, eccedentesiast memilih untuk menyembunyikan emosi mereka sebagai cara untuk menjaga citra yang kuat.
Menghindari Pertanyaan dan Perhatian
Orang-orang yang menjadi eccedentesiast mungkin tidak ingin menarik perhatian orang lain. Mereka ingin menghindar dari pertanyaan yang tidak ingin diajukan oleh orang lain terhadap perasaan mereka yang sebenarnya. Dengan berperilaku seperti orang yang bahagia. Maka mereka berharap dapat menghindari pertanyaan yang tidak nyaman. Menghindar dari tekanan untuk membuka diri.
Contoh Eccedentesiast Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Mari kita lihat beberapa contoh menarik tentang eccedentesiast dalam kehidupan sehari-hari:
Contoh yang pertama adalah seseorang yang ingin dianggap sebagai sang pelawak. Atau seseorang yang mengharuskan mereka untuk terlihat bahagia dan mampu menghibur banyak orang. Sebagai seorang pelawak, di atas panggung, mereka harus menjadi seorang pelawak yang menghibur ribuan orang. Tetapi di balik senyumannya yang ceria, ternyata tersembunyi kecemasan yang menghantuinya. Dia menggunakan senyuman dan leluconnya untuk menyembunyikan kecemasan yang mendalam. Dan hanya sedikit orang yang mengetahui bahwa di balik panggung itu, sebenarnya merasakan kecemasan.
Contoh kedua adalah seseorang yang ingin dianggap tangguh oleh banyak orang. Seperti seorang pria yang tampaknya tak tergoyahkan. Dia selalu tersenyum, penuh energi, dan siap membantu orang lain. Namun, sedikit yang tahu bahwa di balik senyumnya yang menawan. Ternyata merasakan kesedihan yang mendalam setelah kehilangan orang yang dicintainya. Dia menyembunyikan rasa sakitnya dengan menjadi sosok yang kuat dan membantu orang lain untuk mengatasi kesulitan mereka.
Contoh ketiga adalah seseorang yang selalu ingin meringankan beban orang di sekitarnya. Sehingga salah satu caranya adalah dengan tersenyum. Seseorang yang selalu menghadirkan senyuman ceria di wajahnya. Bahkan ketika sedang berjuang dengan perjuangan pribadinya. Dia menggunakan senyumnya sebagai alat untuk meringankan beban orang lain. Tidak ingin membuat mereka terbebani dengan masalahnya sendiri. Sementara ia mampu menyebarkan kegembiraan, dirinya sendiri terjebak dalam emosi yang rumit dan seringkali kesepian.
Setelah memahami pembahasan ini, maka kamu bisa menarik kesimpulan bahwa eccedentesiast adalah fenomena yang umum terjadi di sekitar kita. Bahkan mungkin saja kamu termasuk bagian dari eccedentesiast tersebut. Fenomena yang menggambarkan seseorang yang menyembunyikan emosi negatif di balik senyumannya yang ceria.
Baca Artikel Kami Lainnya: Apa Itu Jouska? Ketika Dirimu Berdialog Dengan Pikiranmu Sendiri.
Alasan yang mendasari seseorang menjadi eccedentesiast berkisar pada perlindungan diri, ketakutan terlihat lemah, dan menghindari pertanyaan atau perhatian yang tidak diinginkan. Melalui contoh-contoh yang menarik, kita dapat melihat bagaimana eccedentesiast berperilaku dan menyembunyikan emosi mereka di balik senyum indah mereka.
Namun, penting untuk diingat bahwa mengekspresikan emosi yang sebenarnya merupakan hal yang penting. Dimana, berbagi beban dengan orang lain juga merupakan bagian dari menjaga kesehatan mental seseorang.
Sangatlah penting bagi kita untuk menciptakan ruang aman. Dimana kita dapat berbagi dan mendukung satu sama lain. Jadi, mari kita selalu berusaha memahami bahwa setiap senyuman memiliki kisah tersembunyi di baliknya. Memberikan dukungan kepada mereka yang mungkin menjadi eccedentesiast. Karena kadang-kadang kita semua membutuhkan sedikit bantuan untuk mengungkap rahasia di balik senyuman.
Artikel oleh: Logos Indonesia.