Apakah Perilaku Tolong-Menolong Bisa Dipelajari? Di Sini Ada Penjelasannya

Apakah perilaku tolong-menolong bisa dipelajari? Di sini ada penjelasannya menggunakan teori evolusi dan teori belajar.

Sosial, Tokoh3784 Views

Logos Indonesia Apakah perilaku tolong-menolong bisa dipelajari atau itu sudah menjadi kebutuhan dari hidup bermasyarakat? Dalam menjawab pertanyaan tersebut Mari kita bahas teori evolusi dan teori belajar yang memicu pelaku menolong kepada orang lain.

Baca Artikel Kami Lainnya: Jangan Biasakan Diri Berbohong! Nanti Bisa Terkena Penyakit Mitomania.

Dari kedua teori tersebut kita akan membahas dari aspek perilaku yang dipelajari dan aspek mempertahankan keberlangsungan manusia.

Teori Evolusi Terhadap Perilaku Menolong

Evolusi menjelaskan perkembangan kehidupan dari generasi ke generasi umat manusia. Sehingga teori evolusi terhadap perilaku menolong berkaitan dengan perkembangan perilaku tolong-menolong dari tiap generasi ke generasi.

Pada dasarnya manusia, perilaku menolong merupakan Salah satu cara untuk melestarikan keberlangsungan kehidupan manusia hingga sekarang. Bayangkan saja jika setiap manusia tidak mau menolong orang lain. Sikap egois akan memicu peperangan dan hancurnya umat manusia.

Dalam teori evolusi terdapat dua bagian yaitu perlindungan kerabat dan timbal balik biologik. Mari kita bahas satu persatu.

Perlindungan Kerabat

Kecenderungan orang untuk menolong orang yang memiliki kedekatan gen secara biologis, seperti orang tua, saudara, bahkan saudara jauh. Alasannya air sederhana yaitu untuk mempertahankan keberlangsungan gen-gen yang masih bisa dipertahankan. Bagi orang tua menolong anaknya adalah hal yang harus dilakukan. Bahkan demi mengorbankan kepentingan dirinya sendiri, bagi orang tua tetap harus menolong anaknya. Berdasarkan penjelasan evolusi, perilaku orang tua tersebut ingin mempertahankan gen-gen yang ada pada anaknya terus bertahan dan mampu melanjutkan keturunannya.

Timbal Balik Biologik

Teori timbal balik biologik menjelaskan bahwa dengan menolong orang lain, maka suatu saat orang lain akan menolong kita. Memberikan mindset bahwa ketika kamu ingin diperlakukan dengan baik, maka perlakukan orang lain dengan baik pula.

Namun sayangnya terdapat kelemahan dalam penjelasan teori evolusi ini yaitu tidak mempertimbangkan adanya perbedaan karakteristik individu dalam tingkah laku menolong orang lain.

Teori Belajar Terhadap Perilaku Menolong

Teori belajar terhadap perilaku menolong akan menjawab pertanyaanmu tentang, Bagaimana seseorang belajar bertindak untuk menolong orang lain? Kemudian, dalam kondisi apa seseorang memungkinkan untuk menolong orang lain?

Dalam menjelaskan dua pertanyaan tersebut terdapat dua teori yang bisa menjadi jawaban dari kedua pertanyaan tersebut. Mari kita bahas teori belajar sosial dan teori pertukaran sosial dalam menjelaskan perilaku menolong orang lain.

Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory)

Perilaku tolong-menolong dapat dipelajari dengan melihat orang lain melakukan hal tersebut. Jadi perilaku tolong menolong merupakan hasil dari proses belajar terhadap lingkungan di sekitar. Terdapat pembelajaran observasi melalui model prososial.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Bryan (1967), terdapat seorang wanita yang memarkirkan mobilnya di jalan karena ban mobilnya kempes. Wanita tersebut sebenarnya adalah asisten penelitian yang ingin menguji eksperimen sosial ini. Kemudian datanglah seorang pria yang menolongnya. Pria ini merupakan asisten penelitian lainnya yang memicu perilaku tolong-menolong kepada orang lain yang melihatnya.

Hasilnya adalah ketika wanita tersebut memarkirkan mobilnya di pinggir jalan dengan alasan mobil bannya kempes. Maka banyak sekali pengendara yang berhenti untuk menolong wanita tersebut. Kebanyakan dari mereka yang menolong, mengungkapkan bahwa mereka pernah menemui situasi yang sama dengan wanita tersebut dan menolongnya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Efek Bystander, Penjelasan Mengenai Orang Yang Melihat Tanpa Menolong Orang Lain.

Artinya jika kamu menolong orang lain, maka secara tidak langsung kamu menyebarkan sikap tolong-menolong kepada orang lain yang melihatnya. Hal ini juga berlaku di media sosial.

Jadi, Apakah perilaku tolong menolong dapat diperkuat? Tentu saja bisa, ketika perilaku tolong menolong tersebut dibarengi dengan konsekuensi positif. Namun jika dibarengi dengan konsekuensi negatif, maka perilaku tolong-menolong akan berkurang. Perilaku tolong-menolong, terkadang memiliki kepentingan pribadi untuk dipuaskan. Sebagai contoh seseorang menolong untuk mengurangi rasa bersalahnya kepada orang tersebut.

Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory)

Dalam menjelaskan teori pertukaran sosial berkaitan dengan prinsip ekonomi yang disebut strategi minimax. Kita cenderung mempertimbangkan keuntungan dan kerugian ketika kita menolong orang lain. Semakin banyak keuntungan dari perilaku menolong dan semakin minim kerugian yang kita dapat. Maka kecenderungan kita menolong akan semakin tinggi. Hal sebaliknya juga berlaku, bahwa kecenderungan kita akan menurun untuk menolong orang lain Jika lebih banyak kerugian yang kita dapatkan.

Sebagai contoh seseorang yang ditawarkan untuk donor darah. Orang tersebut mempertimbangkan keuntungan dan kerugian ketika mendonor darah tersebut. Ketika dirinya melakukan donor darah maka keuntungannya adalah mendapatkan penghargaan dari lingkungan sekitar atau kepuasan batin telah berbuat baik, tapi harus menahan rasa sakit karena disuntik. Sebaliknya jika ia tidak melakukannya, maka ia tidak perlu merasakan sakit karena disuntik, tapi tidak bisa mendapatkan penghargaan dari lingkungan berupa pujian dari orang lain.

Dari contoh tersebut ternyata kita tidak benar-benar tulus berbuat baik untuk orang lain. Terdapat kepentingan pribadi terselubung atas perilaku menolong tersebut. Seperti contoh di atas kepentingan pribadinya ada yang mendapatkan pujian dari orang lain.

Namun kita tidak bisa menyangkal bahwa terdapat beberapa orang juga yang menolong orang lain dengan tulus. Kecenderungan seseorang menolong orang lain dengan tulus merupakan penjelasan dari teori empati terhadap perilaku tolong menolong.

Baca Artikel Kami Lainnya: Mengapa Seseorang Mau Membantu Orang Lain? Penjelasan Teori Empati Terhadap Perilaku Menolong.

Sarwono, Sarlito. W & Meinarno, Eko. A (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Artikel oleh: Logos Indonesia.