Dampak Negatif dari Tidak Terdeteksinya ADHD saat Kanak-Kanak ketika Dewasa Nanti

Khususnya bagi anak perempuan, ADHD seringkali tidak terdiagnosis karena gejalanya yang kurang mencolok dan stereotip gender yang sudah ada.

Logos Indonesia – Saat kita berbicara tentang Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Maka gambaran umum yang muncul dalam pikiran adalah anak-anak yang hiperaktif dan mudah terganggu. Namun, apa yang sering kali terlupakan adalah bahwa ADHD bisa berdampak jauh lebih luas daripada itu. Masalah ini bisa terus berlanjut hingga masa dewasa. Sehingga menyebabkan komplikasi mental yang serius. Mari kita simak lebih dalam mengenai dampak negatif dari tidak terdeteksinya ADHD saat kanak-kanak ketika dewasa nanti. Kemudian, mengapa hal ini harus menjadi perhatian bagi para orang tua saat ini.

Apakah Gejala ADHD Bisa Hilang dengan Sendirinya Saat Dewasa?

Pertanyaan ini seringkali menjadi perdebatan. Beberapa orang mungkin mengalami penurunan gejala ADHD ketika mereka memasuki masa dewasa. Tetapi, sebagian besar orang masih menghadapi tantangan terkait dengan gejala ADHD sepanjang kehidupan mereka. Beberapa mungkin menemukan cara untuk mengatasi gejalanya. Dimana mereka mampu belajar mengelolanya dengan lebih baik. Sehingga, kelihatannya gejala menjadi berkurang. Namun, ADHD tidak hilang begitu saja. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala dan mencari bantuan yang tepat untuk mengatasi masalah ini secara efektif.

Bagaimana Jika Gejala ADHD Tidak Hilang saat Dewasa?

Bagi sebagian orang, gejala ADHD dapat tetap mengganggu. Bahkan, memperburuk ketika mereka memasuki masa dewasa. Ini bisa menyebabkan kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari mereka. Masalah fokus dan impulsivitas dapat mempengaruhi produktivitas di tempat kerja. Terlebih masalah hubungan interpersonal dan kualitas hidup secara keseluruhan. Jika gejala ADHD tidak diatasi dengan baik, orang tersebut berisiko tinggi mengalami komplikasi mental lebih lanjut.

Penyebab Tidak Terdiagnosisnya ADHD Sejak Kecil, Khususnya bagi Anak Perempuan

Salah satu masalah utama terkait ADHD adalah ketidakdiagnosisan pada masa kanak-kanak, terutama pada anak perempuan. Gejala ADHD pada anak perempuan seringkali kurang mencolok daripada pada anak laki-laki. Sementara anak laki-laki cenderung lebih hiperaktif dan impulsive. Anak perempuan cenderung lebih mengalami gejala inatentif. Diman hal tersebut kurang terlihat oleh orang lain. Sehingga seringkali disalahartikan sebagai masalah perilaku lainnya.

Ketidakdiagnosaan ini bisa terjadi karena beberapa alasan. Beberapa orang tua dan guru mungkin menganggap perilaku inatentif pada anak perempuan sebagai hal yang biasa. Selain itu, stereotip gender yang sudah ada dapat menyebabkan gejala ADHD pada anak perempuan tidak dikenali sebagai tanda gangguan. Akibatnya, mereka tidak mendapatkan perhatian dan bantuan yang seharusnya di dapatkan. Hal ini berpotensi mengakibatkan masalah yang lebih serius saat mereka dewasa.

Berdampak pada Komplikasi pada Gangguan Mental Lainnya

Tidak terdeteksinya ADHD saat kanak-kanak dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada gangguan mental lainnya ketika seseorang memasuki masa dewasa. Orang dewasa dengan ADHD memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan kecemasan dan depresi.

Kecemasan bisa disebabkan oleh berbagai hal, termasuk tekanan dan kesulitan dalam menghadapi tuntutan hidup sehari-hari. Kondisi ini dapat membuat seseorang merasa cemas, gelisah, dan khawatir berlebihan. Di sisi lain, depresi bisa terjadi akibat perasaan putus asa dan kehilangan minat pada aktivitas yang biasa dinikmati. Kemudian gangguan pola tidur dan nafsu makan.

Ketika ADHD tidak dikelola dengan baik, gejala inatentif dan impulsifitas yang berkelanjutan dapat berkontribusi pada perkembangan masalah ini. Oleh karena itu, penting untuk mengatasi ADHD pada sejak dini untuk mencegah kemungkinan komplikasi mental di masa depan.

Kecenderungan Mengalami Bunuh Diri Saat Dewasa

Ada dua jenis utama dari ADHD. Yang pertama adalah inatentif, yang artinya sulit untuk fokus dan mudah teralihkan perhatiannya. Misalnya, saat sedang belajar, mereka seringkali melamun dan tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik.

Kemudian yang kedua ada hiperaktivitas dan impulsivitas. Di mana orang dengan tipe ADHD ini seringkali sulit untuk duduk diam, gelisah, dan bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. Mereka mungkin tergesa-gesa dalam mengambil keputusan tanpa memikirkan akibatnya.

Perlu diingat, semua orang kadang-kadang bisa merasa tidak fokus atau terlalu aktif. Namun, pada orang dengan ADHD, gejala-gejala ini terjadi lebih sering dan berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari.

Satu hal yang menarik untuk diperhatikan adalah, anak perempuan dengan ADHD kombinasi. Yang artinya mereka memiliki gejala inatentif dan hiperaktif, berisiko tinggi mengalami masalah serius ketika mereka tumbuh dewasa. Mereka bisa cenderung melakukan tindakan yang merugikan diri mereka sendiri. Karena mereka lebih sering mengalami kecemasan dan depresi di kemudian hari.

Dilansir dari BBC, terdapat penelitian pada tahun 90an mengikuti sekelompok anak perempuan selama lebih dari 20 tahun. Pada saat mereka berusia sekitar 19-25 tahun, peneliti menemukan hal yang tidak terduga. Bahwa anak-anak perempuan yang sejak kecil didiagnosa ADHD kombinasi, berisiko tinggi menyakiti diri mereka sendiri dan melakukan percobaan bunuh diri.

Baca Artikel Kami Lainnya: Penjelasan Psikologis Mengenai Sikap Galak Saat Di Tagih Utang

Jadi, ADHD adalah kondisi yang serius dan berdampak luas pada kehidupan seseorang, terutama jika tidak terdeteksi dan diatasi sejak kanak-kanak. Gejala ADHD tidak selalu hilang dengan sendirinya saat dewasa. Dan ketidakmampuan mengatasi masalah ini bisa menyebabkan komplikasi mental lainnya, seperti kecemasan dan depresi.

Khususnya bagi anak perempuan, ADHD seringkali tidak terdiagnosis karena gejalanya yang kurang mencolok dan stereotip gender yang sudah ada. Oleh karena itu, orang tua, guru, dan masyarakat harus lebih peka terhadap gejala-gejala ADHD pada anak-anak, tanpa memandang gender.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kenapa Seseorang Terobsesi Pada Uang Dan Kekayaan? Penjelasan dalam Perspektif Psikologi

Artikel oleh: Logos Indonesia.